xii. welcome grandpa

418 76 42
                                    

Happy Midyear✌❤
---

"ADEK, IKET RAMBUT ABANG MANA?"

"Mana Adek tau, itu kan iket rambut Abang. Kok tanya Adek? "

"Tapi cuman kamu yang suka mainin iket rambut Abang. "

"Idih, kok nuduh? "

"Perkara ikat rambut saja, sampai ribut seperti ini? "

Suara tegas nan berwibawa menyapa telinga kedua anak adam itu.
Mereka seketika menoleh, dan mendapati seseorang berdiri menjulang di hadapan keduanya.

Kemeja hitam bercorak mawar merah disekitarnya, menambah kesan sangar dan tegas dalam dirinya. Dipadukan dengan setelan jas hitam, tampak elegan, menambah kadar wibawa pada pria itu.

Marc dan Cheese seketika dibuat bungkam akan aura menyeramkan yang terasa mencekik keduanya.

Orang itu mendekat, dengan diiringi suara ketukan sepatu yang dihasilkan dari setiap langkahnya.

"Katanya sultan, membelikan ikat rambut untuk Anaknya saja tidak mampu. "
Ucapan pedas itu terlontar tepat saat si pemilik rumah muncul.

"Papii? "

Suara keterkejutan Nanon tak dapat disembunyikan, matanya melotot kaget saat melihat orang yang tak diharapkan berkunjung.

"Papii, ada apa Papii kesini? " Tanya Nanon.

"Kenapa, tidak boleh? "
Off, balik bertanya dengan nada sarkasnya.

Off Jumpol, atau bisa kita sebut sebagai Papii mertua dari Nanon.
Off adalah orang yang tegas dan sedikit cuek. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya cenderung pedas dan tepat sasaran.

Off Jumpol, pengusaha yang sukses di usia mudanya. Konglomerat sejati yang bahkan, tak tau lagi jumlah uang yang ia miliki.

"Tidak, bukan begitu Pii. Tapi ini terlalu mendadak. "

"Memangnya saya harus minta izin kamu terlebih dahulu, untuk bisa bertemu dengan Anak saya? "

"Tidak Pii, sungguh. Maksudku bukan seperti itu, tentu saja Papii bisa kesini kapanpun Papii mau. "

Off hanya mengangguk sekilas, lalu tanpa dipersilahkan dirinya mendudukan diri di kursi ruang tamu sembari menyilangkan kaki.

"Kalian, kenapa diam saja? Cepat sapa Grandpa. "

Kedua Anaknya segera menuruti perkataan sang Ayah.
Marc dan Cheese menyalami tangan Off dengan penuh hormat.

"Hallo Grandpa, gimana kabarnya? "

Bila berbicara dengan Off, Marc selalu agak sungkan.
Kakeknya itu terlalu mengintimidasi, membuat ia sedikit bergetar.

"Baik. Bagaimana kabar kalian? Grandpa harap kalian baik-baik saja tinggal di rumah kecil seperti ini.
Ah, rasanya sedikit sesak berada di sini. "

Nanon hanya bisa tersenyum maklum.
Perkataan tajam Off, sudah seperti angin baginya.
Walau dinginnya terasa, tapi itu akan berlalu juga.

"Pii, Papii mau minum apa? Kopi atau Teh? " Tawar Nanon

"Air putih. Kamu mau membuat diabetes saya naik dengan minuman manis itu? "

"Tidak Pii, Nanon hanya bertanya. Ya sudah, Nanon ambikan airnya dulu ya. "

"Kamu ini dari dulu sama saja, tidak peka. Ingin memberi air saja harus menawari dulu.
Seharusnya, jika ada Orang Tua datang langsung jamu dengan baik. Tidak usah tanya mau apa tidak. "

"Maaf Pii. "

Dari pada harus mendengar perkataan Off lebih jauh, lebih baik ia pergi mengambil air. Atau tidak, pria tua itu akan semakin mengamuk karena merasa kehausan.

Sedari dulu, perlakuan Off padanya memang tak berubah.
Selalu mencari-cari kesalahan Nanon seperti seorang detektif.

Bahkan ketika di hari pernikahan ia dan Chimon, Off terus memandang sinis padanya.

Alasannya simpel, Off merasa Nanon telah mengambil Chimon darinya. Dan Off tak rela.
Off harus jauh dengan Anak bungsu yang paling ia jaga, itu karena Nanon.

Kadang Off berfikir, kenapa Nanon harus memilih Chimon untuk dinikahi.
Off lebih rela Chimon tidak menikah dan tetap bersamanya, seperti dulu.

TBC.

'Sesuatu yang tergenggam,
tak selamanya dalam pelukan. '-D















Gimana sama cover baru ini???
Bagus, apa ganti sama yang dulu aja? 🤔

Keluarga Masa Gini? (NaMon) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang