Bab 4

14.9K 1.5K 15
                                    

Kini Juna sedang duduk di pinggir kasur yang dibalut dengan sprei dinosaurus yang sangat Julian suka walaupun menurut Juna ini sangat bukan dia sekali namun karena Julian menyukainya dia terpaksa memakaikan kasurnya dengan sprei bergambar binatang kesukaan anaknya itu karena Juna dan Julian memang tidur bersama walaupun umur Julian sudah 5 tahun. Juna menatap Julian yang masih membuka matanya, padahal sudah waktunya pria kecil itu tidur, dia juga sudah membacakan dongeng agar Julian tertidur, tapi cara itu tidak berhasil.

"Kenapa nak?" Tanya Juna. Jika Julian tidak tertidur maka perkejaan yang akan dikerjakan Juna malam ini juga tidak bisa dikerjakan. Apalagi sekarang sudah menunjukan pukul 11 malam lewat dan bocah itu belum mau menutup matanya.

"I miss mami so much," jawab Julian dengan mata berkaca lalu tak lama suara isakan terdengar dari mulut mungil Julian.

Juna memejamkan matanya, hatinya sangat sakit ketika mendengar suara tangisan Julian. "Kenapa tiba - tiba?" Tanya Juna, pasalnya beberapa bulan ini Julian sudah tidak menanyakan tentang ibunya lagi seperti saat pertama kali dia pindah yaitu 2 tahun lalu. Apalagi Julian juga sering melakukan sambungan telpon dengan Jessi, ibu kandung Julian.

"I was meet Tante Di waktu makan dengan opa dan Oma, aku kira dia mami tapi waktu aku lihat bukan," ucap Julian sambil terputus - putus karena tangis.

Juna mengambil handphone miliknya dan memberi pesan singkat kepada Jessie.

To : Jessie

Sudah tidur? Julian mau telpon.

Juna meletakan handphonenya kembali karena terlihat Jessie sedang tidak online dan sepertinya sudah tertidur, apalagi jam di Bali lebih cepat dari di sini, Namun beberapa detik kemudian ada suara notifikasi dan saat melihat merupakan balasan dari Jessie.

Maaf, aku nggak bisa telpon Julian malam ini. Meggy juga belum tidur jadi aku harus tidurkan dia, aku belum terlalu percaya sama suster baru yang jaga Meggy.
Bilang Julian aku akan telpon dia besok.

Juna kemudian menatap Julian yang masih terisak. Bingung harus bagaimana. "Mau keluar sama papi?" Tanya Juna mencoba untuk membujuk Julian agar berhenti menangis dengan mengajak anaknya itu pergi keluar mencari makan.

"Kemana?" Tanya Julian.

"Beli makan," jawab Juna kemudian mengambil jaket miliknya dan juga Julian tak lupa mengambil dompetnya dan mengecek uang cash yang dia punya karena dia akan menggunakannya.

Juna memakaikan jaket ke tubuh kecil Julian lalu menggendong anaknya itu untuk menuju garasi. Juna mengambil kunci mobilnya yang ada di gantungan kunci. Juna mengambil kunci mobil SUV miliknya kemudian menaiki mobilnya setelah menaruh Julian di kursi samping pengemudi.

Julian terlihat diam saat dibawa Juna keluar. Juna membawa Julian untuk membeli martabak Bangka yang sering dia beli tempatnya ada di rumah sakit kasih ibu yang dimana di sanalah Julian dilahirkan sebelum akhirnya pada saat itu Juna dan Jessie memutuskan untuk pindah ke Bali karena Juna ditugaskan ayahnya untuk mengembangkan anak perusahaan milik ayahnya di sana, yaitu perusahaan arsitektur.

"Mau beli apa?" Tanya Julian ketika Juna memberhentikan laju mobilnya ke pinggi jalan.

"Martabak," jawab Juna. Julian mengerutkan dahinya, dia belum pernah mendengar nama makanan itu sebelumnya.

"Mirip dengan pancake yang kamu suka, bedanya dia lebih besar," Juna menjelaskan kepada Julian.

"Rasa keju?" Tanya Juna dan Julian mengangguk. Dan saat ingin keluar dari mobil tiba - tiba saja Julian berseru senang. "Tante Di!" Julian melihat seorang yang sangat familiar sedang duduk di kursi dekat gerobak nasi goreng yang ada di sebelah tukang martabak yang ingin Juna beli. Juna mengerut, dan menatap apa yg dilihat Julian dan menemukan seorang wanita yang membuat Juna merasa familiar. Dari tampilan belakangnya gadis itu terlihat sangat mirip dengan Jessie, ibu kandung Julian, perawakan wanita itu mirip dengan Jessie. Ditambah dengan warna rambut cokelat tua, yang dimana Jessie selalu mewarnai rambutnya dengan warna itu karena tidak pede dengan rambut hitamnya.

SUDDENLY BEING MOM // #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang