Chapter 3.

503 58 1
                                    

                            To My Color
                              KunYang

                               Present

_________________🐻🐏________________

Keesokan harinya..

Jadwal mereka berdua hari ini untuk melamar ke tempat pekerjaan yang sudah dicari informasinya via G00gle. Setelah bersiap-siap mereka berpisah karena melamar di tempat yang berbeda dengan keahlian dan profesi yang berbeda juga tentunya, sekedar informasi juga bahwa Renjun hanya melamar di tempat yang tidak ditentukan karena menurutnya pekerjaan apa saja yang menurutnya bisa Ia lakukan dan mudah kenapa tidak memilih itu saja.

Yangyang sekarang sudah di depan gedung photoshoot artis-artis untuk promosi maupun untuk promosi pakaian yang dibuat oleh gedung itu juga dengan artis juga tentunya karena kebanyakan para artis termasuk wanita menyukai pakaian yang dibuat dari sini dan mengajukan untuk mempromosikan pakaiannya maupun membelinya juga, Ia lalu memasuki gedung tinggi itu.

"Halo, ada yang bisa saya bantu?" Ketika Yangyang masuk sudah ada resepsionis yang menyapanya.

"Saya dengar disini ada lowongan pekerjaan jadi saya mau melamar disini." Ucap Yangyang.

"Iya kami sekarang sedang mencari desainer baru, tapi anda sedikit telat seharusnya jam 7:45 tapi ini sudah jam 8:34 karena beberapa orang saja yang datang untuk melamar dan itu ditolak semua, jadi saya tanyakan dulu sama atasan saya ya sebentar."

Yangyang mengangguk sambil tersenyum kecil dan melihat resepsionis wanita di depan matanya menekan nomor-nomor di telepon genggam lalau menempelkannya di telinga.

Yangyang kurang memperhatikan dia sibuk melihat-lihat isi gedung yang dipenuhi orang yang berlalu-lalang.

"Atasan saya setuju untuk bertemu, anda bisa menaiki lift menuju lantai 9 dan ruangannya ada di ujung sebelah kanan."

"Terimakasih." Yangyang tersenyum dan melongos pergi menuju lift dan menekan tombol nomor 9.

Di dalam hanya Yangyang sendiri jadi dia tidak perlu dikerumuni oleh pekerja lain.

Ting!

Pintu lift terbuka dan memperlihatkan beberapa pekerja yang sibuk berkutat dengan komputer maupun yang lain. Yangyang langsung keluar menuju ujung aula dan berbelok kanan untuk menemukan pintu besar mendominasi warna coklat elegan.

Tok tok tok.. paket?

"Silahkan masuk!" Suara dari dalam membuat Yangyang membuka pintu secara langsung dan lebar secara tidak sengaja.

"M-Maaf saya reflek." Yangyang merutuki kebodohannya dalam hati.

Pria yang sedang berdiri di dekat rak buku menoleh dan tertawa kecil sepertinya dia orang yang santai sebagai atasan.

"Tidak apa, duduklah." Pria itu mempersilahkan Yangyang untuk duduk sambil berjalan menuju meja kerjanya.

Yangyang mengangguk dan dengan cepat duduk di depan pria itu yang terhalangi meja kerja.

"Jadi kamu yang mau melamar?"

"I-Iya."

"Baik, bisa saya lihat berkas-berkas dan sketsa yang kau buat?"

Yangyang memberikan map yang berisi informasi tentangnya dan dan beberapa sketsa yang Ia buat sejak minggu lalu sambil bergadang.

Pria itu membaca dan melihat dengan serius sangat profesional menurut Yangyang apalagi bentuk muka dengan rahang yang tegas. Yangyang sekarang sangat gugup, bagaimana kalau dia tidak diterima akan susah lagi mencari karena semua yang Ia cari tentang lowongan pekerjaan sebagai desainer hanya gedung ini.

"Ok jadi setelah saya lihat-lihat kamu sangat bagus dalam mendesain pakaian, saya tidak pernah melihat desain ini dan saya tertarik untuk itu apalagi dengan kamu yang kuliah jurusan bahasa di China dan mempelajari bahasa Korea untuk mencapai keinginan menjadi desainer terkenal di Korea. Kamu diterima."

Yangyang sangat bahagia sekarang dia tidak bisa berkata-kata lagi selain terimakasih yang Ia ucapkan beberapa kali dengan mata yang berkaca-kaca, jujur itu sangat berpengaruh untuk Yangyang karena cita-citanya sejak kecil untuk menjadi desainer terkenal dan pastinya Ia tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk terus bekerja keras dan membanggakan orang tuanya.

"Perkenalkan nama saya Wong Hendery, saya panggilkan orang untuk menjelaskan tempat-tempat disini ya besok kamu bisa mulai bekerja." Hendery berkata sebelum menelpon seseorang dengan telepon genggam di meja.

Tok tok tok..

Setelah beberapa menit terdengar ketukan dipintu.

"Masuk!" Hendery sedikit berteriak menyuruh orang yang mengetuk pintu untuk masuk.

Ceklek

"Permisi tuan, ada apa memanggil saya?" Terlihat pemuda tinggi berkulit putih yang mengetuk pintu tadi.

"Perkenalkan ini desainer baru kita, tolong tour dia disetiap lantai gedung ini ya." Ucap Hendery.

"Baik tuan, mari ikuti saya."

Yangyang mengangguk dan berdiri dan sebelum keluar ruangan dia berucap terimakasih dan permisi.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju lift.

"Perkenalkan namaku Kim Jungwoo, pekerja-pekerja yang tadi kita lewati itu senior kita memang khusus ditempatkan di ruang kerja atasan kita tempati."

Yangyang mengangguk dan memperkenalkan dirinya juga.

"Kamu disini sebagai apa?" Yangyang memberanikan diri untuk bertanya.

"Aku disini sebagai make up artist."

Mata Yangyang membulat lucu. "Benarkan? Aku mau melihat foto artis yang pernah kamu dandani."

"Bisa kok, atasan suka memajang foto para artis yang melakukan photoshoot untuk promosi disini." Jungwoo berbicara sebelum pintu lift terbuka menampilkan apa yang dibicarakan Jungwoo tadi.

Yangyang terpesona dengan banyaknya foto artis yang dipajang dengan frame elegan dan terlihat juga pintu di ujung.

"Semuanya yang disini pernah kau dandani?" Tanya Yangyang sambil melihat-lihat.

"Iya walaupun sudah sering tapi masih saja gugup." Jungwoo terkekeh kecil.

Hanya beberapa artis yang Yangyang pernah lihat wajahnya sampai..

"OH INI!" Seru Yangyang tiba-tiba dan itu membuat Jungwoo kaget.

"Kenapa?" Jungwoo menghampiri Yangyang yang sedang melihat foto salah satu artis.

"Ini Wong Yukhei atau Lucas kan? Dia pernah ke Korea? Sejak kapan? Aku tahu beberapa soalnya tapi tidak tahu dengan melakukan promosi disini." Yangyang mengoceh dengan bertanya banyak dan itu membuat Jungwoo bingung sendiri.

"Iya ini Xuxi dia pernah kesini untuk melakukan promosi dengan sekedar liburan juga."

"Xuxi Kamu kenapa memanggil dia seperti itu bukankah kau harus memanggilnya hyung atau Wong Yukhei?"

Skakmat.

Jungwoo keceplosan memanggil Lucas dengan panggilan khusus darinya.

"Eh? Emm itu.."

Wajah Jungwoo sudah merah padam dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Bau-bau mencurigakan."

"K-kami em..berpacaran sudah lama." Ucap Jungwoo berbisik supaya tidak ada yang mendengar.

"Wah daebak sangat keren aku iri, aku juga mau." Yangyang menekuk bibirnya kebawah dibuat-buat menunjukkan bahwa Ia sedih daan iri.

Jungwoo tertawa dan berkata. "Tolong jangan bilang siapa-siapa ya aku akan mendapat masalah besar nanti."

"Tentu saja."

End Of Chapter 3 Thank You For Spending Time Reading This.

- To My Color - [KunYang] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang