Chapter 7.

395 56 1
                                    

                            To My Color
                              KunYang

                               Present

__________________🐻🐏________________

Hari-H..

Satu gedung sekarang sudah sibuk dari lift yang penuh dan para pekerja mondar mandir menuju lantai 8 yaitu ruang studio yang juga dipenuhi staff dan barang-barang.

Tap tap tap

Suara tepukan tangan terdengar oleh semua orang di studio karena Hendery sang boss meminta untuk fokus kepadanya.

"Mohon perhatiannya sebentar, jadi saya akan menanyakan satu-satu apa pekerjaan kalian sudah siap atau belum dan absensi." Ucap Hendery.

"Bagian dekorasi dan penataan?"

"Sudah pak!"

"Yeji?"

"Hadir!"

"Mark?"

"Hadir!"

"Chaeyoung apa sudah?"

"Sudah pak!"

"Kun dan pengurus peralatan fotografi?"

"Hadir!"

"Jungwoo?"

"Hadir!"

"Yangyang dan Ten?"

Hening..

"Mereka akan kesini sebentar lagi karena ada kendala dengan pembawaan gaunnya." Jungwoo berbicara mewakili absensi Yangyang dengan Ten, ngomong-ngomong kaki Jungwoo sudah baikan dan Lucas sudah kembali ke Hongkong.

Ting!

Bruk!

"Haduh!" Yangyang menetralkan nafasnya setelah ambruk di depan pintu lift.

Ten tersenyum canggung sambil menghirup udara sebanyak-banyaknya, orang-orang menatap mereka berdua karena pintu ruang studio terbuka lebar dengan gaun Yangyang disebelahnya yang dipakaikan plastik agar tidak berdebu dari kemarin.

"Um..baik semuanya hadir ya dan mereka akan datang 10 menit lagi jadi ambil posisi masing-masing, jangan terlihat berantakan ini tamu penting seperti 2 bulan."

Semuanya mengangguk dan beberapa melanjutkan pekerjaan mereka sedikit ada juga yang sudah berdiri di posisi masing-masing yang seharusnya.

Yangyang bangkit setelah sudah menormalkan jantungnya lalu membantu Ten membawa gaunnya untuk dibawa ke ruang belakang khusus berganti, makeup, dan hair styling. Mereka berdua menaruh gaunnya dengan hati-hati karena ini berat dan tidak mau menjadi rusak sedikit pun.

"Ten hyung kalau panas bukalah syalmu, kebetulan disini cuma kita berdua."

Ten yang daritadi mengibas lehernya pun menurut untuk melepaskannya setelah Yangyang menutup pintu dan menjaganya untuk tidak terbuka.

"Wah, aku masih terkejut melihat goresannya yang panjang sekali." Yangyang sedikit berbisik karena Ia tahu ini privasinya Ten setelah melihat luka Ten.

Ten terkekeh pelan. "Sebenarnya aku mendapatkan ini saat berumur 19 tahun ini bukan dari lahir dan aku harus tahan rasa sakit yang menggores leherku, sungguh tidak terlalu sakit karena tidak dalam bukan seperti digores pisau yang tajam entah kenapa terlihat dalam."

"Aneh sekali kenapa tidak dari lahir supaya tidak dirasakan rasa sakitnya."

Ten mengedikkan bahu lalu memakai syalnya kembali dan mereka berdua keluar untuk bertemu dengan yang lainnya.

- To My Color - [KunYang] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang