Chapter 1.

649 70 0
                                    

                            To My Color
                               KunYang

                               Present

________________🐻🐏_______________

2 tahun kemudian..

Mereka berdua baru menyelesaikan kuliahnya dan saatnya pulang kerumah masing-masing dan tentu saja mereka berdua bertetangga, Renjun baru pindah bersama keluarganya kedepan rumah Yangyang saat SMA dan saat itulah mereka menjadi sahabat.

"Selamat tinggal Renjunie." Yangyang melambaikan tangannya saat sudah sampai di depan pagar rumahnya.

Renjun menatap malas kepada Yangyang. "Aku hanya kerumahku yang berada tepat didepan rumahmu tidak perlu mengucapkan selamat tinggal Yangyang."

Yangyang hanya tertawa dan langsung masuk ke rumahnya begitupun juga Renjun.

Yangyang berjalan pelan kearah ruang tamu yang memperlihatkan Doyoung sang Ibu yang sedang membereskan barang-barang. Yangyang lalu berjalan dan memeluk Doyoung dari belakang.

"Astaga Yangyang kamu mengagetkan Ibu saja!"

Yangyang melepas pelukannya dari Doyoung. "Aku pulang, apa Ibu tidak merindukanku?"

"Tentu sayang aku sangat merindukanmu kenapa tidak bilang hari ini kamu pulang nanti Ibu bisa memasak untukmu, kau pasti lapar kan?"

Yangyang mengangguk cepat.

"Baiklah kau bisa beres-beres dulu dikamarmu aku akan memasak makanan kesukaanmu hari ini khusus." Sang Ibu tersenyum dan mengecup pipi anak semata wayangnya itu.

Yangyang mengangguk lagi dan berjalan dengan kopernya menuju lantai atas menuju kamarnya.

Ceklek

Yangyang berjalan masuk dan meninggalkan kopernya disamping pintu untuk duduk di karpet berbulunya yang lembut. Kamarnya kenapa dirasa sepi sekali daripada sejeak SMA dulu yang biasa saja, sekarang kamarnya terlihat agak kosong mungkin karena lumayan banyak barang-barang yang dia bawa ke asramanya dan beberapa poster grup yang dulu Ia suka sudah dilepas.

Selama menunggu Ibunya selesai memasak Ia membereskan barang-barangnya di koper, mungkin sekitar 2 bulan lagi Ia nanti akan pindah ke Korea selamanya dan meninggalkan orang tuanya ini di China bersama Renjun untuk bekerja.

"Yangyang ayo makan nak sudah siap!"

"Iya bu!"

Yangyang keluar kamarnya yang sudah Ia bereskan setengah lalu turun.

"Wah ada rice cake dan es krim juga, Ibu selalu tahu apa yang mau aku makan sekarang dan dessert favoritku." Yangyang tersenyum antusias dan duduk dikursi meja makan.

"Tentu sayang kau pasti sangat lelah selama kuliah belajar terus." Doyoung menyiapkan nasi di piring yangyang dan menambah lauk pauk.

"Iya bu tapi untung aku dan Renjun jarang ditegur karena tidak memahami beberapa kosa kata, kita sudah belajar banyak 2 tahun ini."

"Memang anak Ibu sangat pintar."

Setelah selesai makan Yangyang pindah ke es krimnya.

"Rasa apa ini?" Yangyang bertanya tentang rasa karena dia tidak bisa melihat warna dari es krim itu.

"Oh iya itu rasa vanilla, rasa kesukaanmu." Jawab Doyoung.

Yangyang hanya mengangguk dan memakan eskrimnya.

Doyoung yang akan kembali ke dapur pun berbalik dan mengatakan. "Yangyang, Ibu tahu kamu baru saja sampai tapi bisakah kau ke minimarket sebentar untuk membeli susu anak untuk Winter? Kau bisa mengajak Renjun dan uang sisanya bisa kau belikan apapun yang kau mau."

Yangyang mendongak dan mengiyakan ucapan Ibunya yang menaruh uang di meja makan dan kembali ke dapur untuk membersihkan bahan masakan tadi.

Setelah selesai memakan es krimnya Ia langsung keluar rumah setelah berpamitan kepada Ibunya dan menuju rumah Renjun.

"Renjunie!"

"Renjunnn!!"

Renjun pun keluar dari rumahnya.

"Ada apa Yangyang tidak perlu berteriak!"

Yangyang hanya cengengesan.

"Ayo temani aku ke minimarket disana sebentar."

"Ya sudah kebetulan aku mau membeli frozen food di minimarket untuk makan siang, aku kunci pintu dulu."

Setelah Renjun mengunci pintu rumahnya mereka langsung ke minimarket.

Ngomong-ngomong orang tua Renjun masih bekerja dan selalu pulang malam jadi Ia sendiri di rumahnya tidak ada pembantu karena setiap mereka pulang Ibu Renjun akan membersihkan rumah, kalau ada urusan diluar kota Ibu Renjun tidak boleh ikut oleh sang Ayah karena Renjun akan sendirian selama beberapa bulan dan Ia tidak mau anaknya kenapa-kenapa tapi setelah Renjun kuliah Ayahnya mengizinkan Ibunya untuk ikut keluar kota.

2 bulan kemudian..

Di Bandara

"Yangyang baik-baik ya disana kapan kapan kita mengunjungimu, semangat!" Ucap Ayah Yangyang, Taeil.

"Terimakasih Ibu dan Ayah aku akan sangat merindukan kalian, aku akan mencoba sebisa mungkin!" Yangyang berkata dengan senyuman manisnya dan memeluk kedua orang tuanya.

Doyoung tiba-tiba membisikkan ditelinga kiri Yangyang. "Cepatlah cari dia mungkin dia sekarang berada di Korea." Doyoung terkekeh kecil melihat putranya mengangguk.

Renjun pun sama, memeluk orang tuanya untuk terakhir kali. Jujur saja karena bandara adalah tempat publik jadi Ia pusing melihat benang-benang disekitarnya.

'Pesawat menuju Korea telah sampai mohon untuk semuanya menuju Gate D.'

"Pesawatnya sudah tiba, kita pergi dulu ya take care." Yangyang menarik kopernya dan melambaikan tangannya begitu juga Yangyang.

"Baba Mama wo ai ni, sampai jumpa." Ucap Renjun hampir menangis.

Orang tua mereka memaksa berpatungan untuk tiket pesawat dan menyewa apartemen 2 minggu kedepan, sisanya tentu Yangyang dan Renjun yang membayar setelah mendapat pekerjaan.

Mereka berdua duduk bersebelahan sesuai dengan panduan resepsionis bandara(yang ngurus paspor).

"Yangyang biarkan aku duduk di dekat jendela aku sudah pusing sekali melihat orang banyak."

"Baiklah tidak apa."

'Pesawat akan landas mohon pasang sabuk pengaman terlebih dahulu untuk para penumpang.'

Yangyang dan Renjun memasang sabuk pengaman masing-masing lalu pesawat terbang menuju langit memperlihatkan bentuk awan yang seperti kapas tembus pandang dan warna biru muda.

Yangyang melamun dan menatap sendu jendela disamping Renjun dan Renjun menyadari itu.

"Ada apa Yangyang?"

"Tidak ada, aku hanya ingin melihat keindahan warna langit ini." Yangyang kembali ke posisi duduknya.

Renjun mendengar ucapan Yangyang yang terdengar sangat sedih tidak merespon apapun dan menatap langit lewat jendela disampingnya menitihkan air mata yang Ia tahan sejak tadi, jujur sangat berat meninggalkan orang tuanya di China tapi untuk masa depannya dan buat mereka bangga adalah nomor satu.

End Of Chapter 1 Thank You For Spending Time Reading This.

- To My Color - [KunYang] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang