Hai gaes, setelah sekian lama akhirnya aku update lagi. Beberapa bulan ini aku agak sibuk jadi cerita ini terbengkalai
Selamat membaca (。ŏ﹏ŏ)*
*
*
Sepulang latihan dan membawa adik bungsunya pulang Yeonjun juga melihat kepulangan adik tengahnya.
"Gyu pulangg!!" teriakan yang sudah bisa Yeonjun tebak siapa orangnya memasuki rumah seraya meletakkan gitar kesayangan di ruang musik.
"Konsernya lancar dek?" tanya Yeonjun.
"Lancar bang, adek dimana?"
"Noh di kamar" Beomgyu segera pergi menuju kamar sang adek setelah membubuhkan ciuman di pipinya.
"Kebiasaan" gumam Yeonjun dengan senyuman yang terbit di wajahnya.
Hal sederhana seperti inilah yang jarang sekali ia dapat jika orangtua mereka sudah berada di rumah.
Ia melangkah menuju dapur, bergegas memasak makan malam untuk kedua adiknya.
Orang tua mereka tidak di rumah adalah sebuah keberuntungan bagi Yeonjun. Ia bisa melihat tawa bahagia kedua adiknya, bahkan tak tanggung Yeonjun juga mendapatkan perlakuan manja keduanya.
"Ddeonuu!!!"
"Kak Gyu!!"
Hanya teriakan panggilan itu yang didengar oleh telinga Yeonjun. Ia merasa sedikit iri tapi tak bisa melakukan apapun.
toh biasanya saat orang tua mereka di rumah Sunoo maupun Beomgyu akan berkumpul di kamar si tengah dan mengunci diri mereka.
Ia sudah bisa menebak keseharian kedua adiknya adalah ber-manja ria lalu berpelukan dan tertidur di kamar si bungsu bersama.
Nanti Yeonjun harus berpikir bagaimana memindahkan Beomgyu ke kamarnya, tapi tiba tiba suasana menjadi sunyi setelah tiga puluh menit ia memasak ditemani suara ribut dari lantas atas.
Yeonjun melihat jam ternyata sudah pukul 17.30, dia masih memiliki urusan dengan setumpuk berkas di ruang kerja yang dipercayakan mamih kepadanya.
Ia mengambil sticky note dan pulpen dan menulis keterangan penting bahwa makan malam sudah tersedia.
"Hash.." Yeonjun menghela nafasnya sejenak lalu beranjak menuju kamar untuk melakukan istirahat sejenak.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Problem [Yeonbin]
FanfictionPermasalahan yang terbelit belit tanpa ada penyelesaian. Menghindar adalah solusi yang tepat, bisa dianggap diam menjadi sesuatu yang baik. "Capek" ujarnya bermonolog. Simple di ucapkan. Satu kata yang menjadi toxic bagi orang yang mendengar. 🌼Y...