14.

681 54 0
                                    

Saat ini kami sudah sampai di RS yang disebut oleh pengirim pesan misterius tadi, perjalanan kami hampir menghabiskan waktu 1 jam lebih karena kemacetan dihari minggu ini.

"Permisi mbak pasien atas nama na jaemin di ruangan nomor berapa ya?"

"Na jaemin?, Bisa tunggu sebentar biar kami carikan dulu"

Aku hanya mengangguk.

"Klik..klik..klik..kliikk..."

"Na jaemin pasien kecelakaan motor ?" Tanya staf RS itu.

"Iya" dengan raut wajahku yang kembali berubah menjadi sangat sedih lagi sambil mengepalkan tanganku tak percaya jika jaemin benar benar ada disini.

Haechan yang melihat itu hanya merangkul bahuku sambil sesekali menenangkan aku.

"Mari bisa ikuti saya saja"

Kami berlalu dari lobby menuju ke tempat yang akan ditunjukkan oleh staf RS tersebut.

"Chan, mungkin orang yang udah nolong jaemin tadi juga ada disini, gue bener bener hutang budi banget sama dia, gue bakal ucapin makasih sebanyak banyaknya atau bahkan gue bakal beliin apa aja yang dia mau" ucapku ditengah tengah perjalanan kami.

"Semoga aja ya ren"
-

-
"Silahkan pasien berada di dalam namun kondisi nya masih belum sadarkan diri"

Aku sedikit heran karena diluar ruangan jaemin ini tidak ada orang sama sekali, si penyelamat yang tadi ku bicarakan pun ternyata hanya angan saja.

"Eumm..maaf mbak, apa pasien diruangan ini sedari tadi sendiri?? Gak ada keluarga atau, atau orang lain yang nunggu ?? Tanyaku penasaran.

"Dari pertama kami mendatangi tkp kami juga kebingungan karena orang yang menelpon ambulance rumah sakit kami sama sekali tidak ada disana, beliau hanya bilang jika beliau menemukan korban kecelakaan bernama na jaemin di tkp, kami yang saat itu hanya memperdulikan keselamatan pasien buru buru saja membawa pasien pergi dari tkp"

Aku dan haechan hanya saling menatap kebingungan.

"Eumm Oke mbak, terima kasih atas bantuannya" dengan sedikit senyuman yang aku paksakan

"Kalo begitu saya izin kembali untuk bertugas lagi" pamitnya sambil berlalu dari hadapan kami.

"Jaem"

Segera aku membuka pintu, dan kakiku benar benar lemas seketika ketika ku lihat jaemin benar benar disana dengan begitu banyaknya perban yang melindungi luka lukanya.

"Jaeminnn" suaraku yang tertahan karena tangisan yang benar benar sudah separah ini.

Aku mendekatinya kemudian menggenggam tangannya.

"Jaemmmm, kenapa ? Kenapa bisa kaya giniii???? Sambil meletakan tangannya di pipiku.

"Bangunn sayang, ini akuu!!" Kemudian membenamkan wajahku di sisi kasur rumah sakit benar benar tak kuat sekali hatiku melihat dirinya terbaring dengan kondisi yang separah ini, perban dan peralatan rumah sakit semuanya menempel pada tubuhnya.

"Renn yang sabar yaa" ucap haechan sambil menepuk nepuk pundaku.

Aku hanya menangis dan terus menangis.

"Jaem plissss!!! Tega ya kamu bikin aku kaya gini"

-

-

-

Waktu berlalu begitu cepat tak terasa jika sudah hampir 4 jam aku disini. haechan Pun masih setia menemani ku, saat ini aku masih tetap duduk disamping jaemin dengan sebelah wajah yang juga ikut tertidur di kasur, menggenggam sela sela jari tangannya sesekali mengusap ngusapnya berharap dia bangun namun nihil hingga detik ini jaemin masih tak sadarkan diri.

You're My Destiny [JaemRen/Noren]🔞✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang