(05) Mari Berteman

1K 121 45
                                    

~kamu bodoh, tapi ... aku suka itu.

-R-

***

Ini akhir pekan, sabtu pagi lebih tepatnya. Dan siapa yang bilang kalau pelacur juga tidak punya hari libur?

Jika umumnya para pegiat prostitusi akan bekerja di sabtu malam hingga minggu petang, maka Jungkook berbeda. Dia ... dengan senang hati menjadikan dua hari itu sebagai 'hari libur'nya. Menghabiskan seharian di rumah, entah itu mencuci, memasak, membuat kue ... bahkan pergi ke pusat kebugaran dan jalan-jalan sore.

Menjadi 'orang normal', itu katanya.

Tapi oh, tidak! Dia tidak bisa menikmati hari liburnya dengan tenang sekarang, karena salah satu penghuni apartemen yang menumpang tinggal beberapa minggu ini tak henti merengek sejak pagi buta.

"Ayolah Koo ... hanya sebentar, aku harus melepas bekas jahitan sialan ini."

Sekali lagi, Park Jihoon mengiba. Menarik-narik lengan mulus dari sang kawan yang sepuluh hari ini menampung keberadaannya. Memasang tampang anjing pudel dengan mata bulat yang minta diadopsi-berharap bisa meluluhkan hati manusia di hadapannya.

Berdecak dan merotasikan bola mata, hanya itu yang Jungkook jadikan sebagai respon. Dia lelah, belum satu jam sampai di rumah setelah semalaman ini digunakan untuk 'menjamu' Kim Namjoon di mansion pribadi rapper itu. Dan sekarang?

'Kenapa tidak minta diantar Jimin sih? Pantatku masih ngilu ini ....' si cantik menggerakan tangan dengan malas.

"Kalau dia tidak sedang ada janji dengan client tentu saja sudah kulakukan Koo." Pemuda bermarga Park mengeluh pelan.

'Ya tapi kenapa harus ke Jeju?! Kau pikir kau ini Kyle Jenner? Gigi Hadid? Lepas jahitan kan bisa di rumahsakit yang kemarin?'

Jungkook memasang tampang tidak habis pikir. Sahabatnya ini ada-ada saja, kenapa coba mendadak ingin melepas jahitan pada anusnya di  Rumahsakit Jeju? Dia kemasukan setan dari mana?!

"Ya kan kamu tahu sendiri Koo? Rumahsakit kemarin staff-nya kayak setan! Di Jeju sana ada dokter Song, dan dia menyuruhku melepas jahitanku di sana saja." Pemuda berambut merah menjelaskan dengan semangat menggebu. Dan itu justru mematik kecurigaan dari yang lebih muda.

'Dokter Song? Maksudmu Song Jong Ki?! Yang waktu itu memesanmu?!'

Dan si imut Park mengangguk.

Pletak!

"Yak! Kenapa aku dipukul?!"

Jihoon secara refleks melindungi kepala begitu sahabatnya melayangkan pukulan. Merasakan denyut yang cukup sakit karena tangan Jungkook itu biarpun lentik tapi ada ototnya.

'Kau memang pantas mendapatkannya! Bisa-bisanya kau melepas jahitan dengan pelangganmu sendiri?! Yang ada baru kering lukanya sudah dibobol lagi! Gila!'

Ekspresi Jungkook berubah-ubah, seiring dengan gerakan tangannya yang cepat dalam merangkai kata penuh umpat dan kekesalan.

"Ya memangnya kenapa sih? Bukannya bagus ya? Bersakit-sakit dulu enak-enak kemudian?"

Jihoon memasang wajah tanpa dosa sembari melalukan trewk bokong dengan liar. Jungkook jadi berpikir, sepertinya melepas jahitan itu tidak perlu sampai ke Jeju, karena saat ini saja dia gatal ingin menarik benang jahitnya dengan tang!

'Enak-enak kepalamu! Kau di sana senang-senang dan aku harus berkeliaran tanpa tujuan? Nothing!' Tanda silang besar dibuat oleh kedua tangan. Dan Jihoon merengut dibuatnya.

SEXIEST SILENT ( Jinkook Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang