~Jika boleh, maka sejak dulu yang kulakukan adalah kembali ke hari itu.
-R-
***
Antara Christian Dior dengan Louis Vouitton, mana yang Jungkook pilih? Tidak satupun karena pada dasarnya ... Jungkook bukan seseorang yang memuji barang berdasarkan merk dagang. Bahkan jika itu hanya kemeja seharga 12 ribu won, asalkan itu membuat Jungkook suka, maka dia akan membelinya tanpa pikir panjang.
"Tapi masalahnya ini mau makan malam sama keluarga calon mertua Koo, masak iya mau pake kemeja murah? Kamu kalau mau pelit jangan sekarang!"
Jimin mendecakan lidah, merampas kemeja hitam dengan pola not balok yang dipilih Jungkook dari salah satu gerai fashion lokal. Mereka sedang ada di kawasan Hongdae saat ini, guna mencari pakaian baru untuk acara makan malam Jungkook akhir pekan ini.
Inisiasi Jimin, karena Jungkook-nya sih masa bodoh, pikirnya kalau sudah 'cantik', mau memakai apapun juga ya tetap saja 'cantik'.
'Ini hanya makan malam biasa, jangan berlebihan ah, aku malu kalau nanti malah jadi norak.'
Si Jeon muda mengibas-ngibaskan lengan. Kembali berupaya mengambil kemeja tadi namun Jimin dengan segera menariknya menjauh. Tidak terlalu peduli dengan tatapan tak suka yang dilayangkan oleh penjaga toko. Ya mau bagaimana? Pegang-pegang saja tapi belinya tidak?
"Mana ada kamu norak? Enggak ya Koo, wajah modelmu begini tuh paling murah ya pakai Dior apa Gucci begitu? Udah ah yuk, kita ke LV coba, siapa tahu ketemu yang cocok." Jimin tidak melepaskan tangannya, dan yang lebih muda hanya bisa mendesah pasrah. Baru berhenti setelah masuk ke gerai Fashion yang disebutkan.
Cukup lenggang, hanya beberapa orang karena memang biasanya yang memasuki rumah busana semewah ini hanya orang-orang 'ber-uang'.
"Ada yang bisa saya bantu?" Seorang staff perempuan berjalan menghampiri dengan wajah menyelidik. Melihat bagaimana Jimin dan Jungkook berdandan 'ala kadarnya' mungkin membuat staff itu berpikir bahwa dua orang dihadapannya hanya seseorang yang datang untuk 'bermain-main'. Pura-pura membeli, memilih dan memotret setelah itu keluar dengan alasan tidak suka.
Persis trik-trik para manusia yang biasanya hanya ingin terlihat 'wah' di sosial media tanpa betul-betul kaya.
"Bisa pilihkan Coktile Attire dengan warna dan desain yang tidak begitu mencolok untuk adikku?" Jimin mendorong sedikit bahu Jungkook agar maju selangkah. Dan bukan lekas memanggil bagian cordi, staff dengan wajah masam itu justru menaikan sebelah alisnya.
"Anda ingin coktile attire untuk apa? Kalau hanya prom biasa anak SMA, tidak perlu sampai ke gerai mewah seperti ini." Jelasnya, ketus, dan itu menerbitkan kerut dahi di wajah Jimin juga Jungkook.
"Maksud anda?"
"Ayolah tuan-tuan, hari ini sudah ada beberapa orang dengan penampilan seperti anda berdua, dan mereka hanya memilih tanpa benar-benar mampu membeli. Tolong jangan buang-buang waktu kami dengan bekerja dua kali lebih keras." Seringai itu begitu jelek dan mengejek. Membuat kepal tangan Jimin yang semula biasa saja mendadak keras. Rona wajahnya berubah merah hingga ke cuping telinga.
"Apa kau baru saja menghina aku dan adikku?" Geramnya, beberapa orang yang semula acuh mulai menunjukan perhatian.
"Saya tidak menghina tuan, justru saya di sini ingin menyelamatkan anda berdua dari rasa malu. Tolong jangan membeli sesuatu yang tidak sesuai dengan isi kantong anda atau-"
"Bagaimana bisa gerai fashion semewah ini mempekerjakan seorang staff dengan pikiran dangkal seperti anda?"
Bukan Jimin, apalagi Jungkook. Karena tiba-tiba saja seorang perempuan muda dengan penampilan anggun menghampiri mereka. Di belakangnya ada dua orang pengawal serta seorang nanny yang menggendong anak balita.
![](https://img.wattpad.com/cover/292725266-288-k881475.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEXIEST SILENT ( Jinkook Story)
Fiksi Penggemar"Dia pelacur, dan dia bisu." This is just a fanfiction, so ... jangan disangkut pautin sama real life oke? Enjoy!