(08) Ayo Bertemu Lagi!

1K 123 19
                                    

~Dan jika memang harus ada rasa, aku tidak keberatan sekalipun akhirnya mungkin terluka.

-T-

***

Dalam 24 tahun usianya, bagi seorang Jeon Jungkook, hari ini mungkin adalah hari paling memalukan yang bisa dia ingat. Bahkan rasa malu itu tidak sebanding dengan untuk kali pertamanya dia berbaring tanpa busana di bawah kukungan seorang pria.

Oh ayolah! Bagaimana bisa dia sampai lupa tidak memakai celana ketika menyambut Kim Seokjin di pintu rumah? Mereka bahkan masih abu-abu untuk disebut ada dalam tahap pendekatan, bagaimana ceritanya Jungkook bisa berubah dungu seperti ini?

Pemuda itu terus menyumpahi dirinya sendiri, kembali memutar-mutar tubuh di depan standing mirror untuk memastikan bahwa kali ini penampilannya layak.

Setelah dipikir-pikir, bukankah sangat aneh bagi Jungkook untuk merasa malu? Selama bertahun-tahun mengais uang dengan berpeluh di atas kasur, tidak terhitung jumlahnya berapa kali dia bertelanjang diri di hadapan laki-laki.

Alih malu, Jungkook justru merasa berbangga diri karena berhasil menjerat mangsa dan membuat mereka jatuh bertekuk lutut.

Apa karena Seokjin tidak tahu pekerjaan Jungkook yang sebetulnya?

"Ahgasii, maaf, tapi kakiku mulai mati rasa."

Suara bariton dari si tampan Kim terdengar, dan itu lekas menyadarkan kelinci sexy kita dari semua pikirannya yang berkecamuk. Jungkook menyemprotkan parfum Bulgarian ke cuping telinga lantas buru-buru ke luar dari dalam kamarnya.

Masih, sama seperti saat tadi Jungkook tinggalkan, laki-laki itu tetap pada posisinya. Berdiri memunggungi hingga untuk sesaat Jungkook tertegun dibuatnya. Punggung itu luar biasa luas dan tegap, seolah memang diciptakan untuk seseorang yang nantinya akan bergelayut dengan manja.

'Astaga Ggukie-ah, apa yang kamu pikirkan?'

Jungkook menggeleng-gelengkan kepala, kembali menepuk bahu bidang itu dengan pelan.

"Oh? Anda sudah-"

Sebelum Seokjin berhasil menyelesailan kalimatnya, si manis lebih dulu menutup mulutnya dengan telapak tangan. Menggeleng-gelengkan kepala dengan tatapan memohon.

Seokjin mau tidak mau menganggukan kepala, berusaha untuk tidak tertawa ataupun punya niatan menggoda. Lebih lagi melihat bagaimana wajah itu sudah memerah sedemikian rupa, Seokjin jadi tidak tega.

"Ah ya, ini ... saya bawakan bunga untuk ahgassi."

Itu yang akhirnya dia katakan, kembali mengasongkan sekeranjang bunga yang terdiri dari mawah merah serta tigerlily. Mata Jungkook berbinar, menunjuk bunga berwarna jingga dengan bintik putih juga hitam itu seakan bertanya, 'terimakasih, tapi, bagaimana anda tahu?'

Seokjin menggaruk tengkuk, "um, saya tahu fotokopi identitas anda dari pihak rumahsakit Seoul, dan ya ... anda lahir di tanggal 1 September bukan? Menurut orang di di toko bunga, tigerlily adalah bunga kelahiran anda." Jelasnya.

Jungkook tertegun, ini kali pertama ada seseorang yang mencari tahu akan dirinya sampai pada hal kecil seperti ini. Bahkan Kim Taehyung yang tak terhitung jumlahnya menyita waktu seorang Jeon Jungkook di atas ranjang, tidak pernah sekalipun berpikiran membelikan dia setangkai bunga.

'Astaga, apa pula yang aku pikirkan? Kenapa harus memikirkan Taehyung di saat-saat seperti ini?' Pemuda itu membatin, memilih untuk mengarahkan tamunya ke ruang makan yang tidak seberapa besar.

Seokjin sempa terkagum, bagaimanapun, dia adalah seorang pengusaha, dan dia lebih dari tahu jenis-jenis barang dengan harga mahal juga kualitas terbaik. Melihat bagaimana apartemen pemuda tunawicara ini terlihat elegan, dia tahu pasti sekalipun tampak simpel, ruangan ini beraroma uang di tiap sudutnya.

SEXIEST SILENT ( Jinkook Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang