Hai, aku kembali lagi.
Sebentar lagi awal februari, bulan kasih sayang. Aku tak sabar untuk membuat cokelat untuk dibagikan kepada anak panti asuhan yang ada didekat rumah ku!
Hmm harus kah aku buat cake coklat? Biskuit? Argh aku akan memikirkannya nanti.
Aku baru kembali dari terapi, dokter bilang kondisi ku luar biasa jauh lebih stabil dari dulu.
Ku pikir aku selalu berbicara kepada Tuhan itu membantu proses penyembuhan ku.
Karena aku tidak pernah bercerita ke siapa pun, bahkan yeosang dan wooyoung sekalipun.
Mereka hanya tau kisah sebelum diri ku seperti ini dan sisanya aku tidak pernah cerita.
Rasa ketakutan ku akan hal 'itu' mungkin masih ada. Tapi aku berusaha berpikir positif dan selalu menekankan pada diri ku aku adalah orang baik dan aku sudah melakukan hal terbaik!
Oh iya, aku saat ini berada di perpustakaan kota. Aku suka aroma buku, mungkin kamu pikir ini aneh tapi aromanya menenangkan.
Seakan mengajak mu bernostalgia masa lalu, aku pun membaca salah satu buku kisah tentang perjuangan seorang manusia yang berusaha berubah jadi lebih baik.
Well...
Buku ini membuat ku semakin terbuka dengan pikiran ku.
'Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk suka dengan kita, kita tidak bisa mengatur perasaan seseorang.
Seburuk apapun masalah yang kita buat dahulu, biarlah jadi tinta masa lalu. Karena yang sekarang adalah kehidupan baru dan kesempatan dari Tuhan untuk jadi lebih baik.
Biarlah orang tidak percaya dengan sikap perubahan kita. Teruslah menggunjing, teruslah berbicara dibelakang kita, teruslah. Tapi aku sangat berterima kasih karena kalian membantu ku mengangkat dosa-dosa ku.'
Wow, itu kalimat yang sangat menohok.
Aku setuju dengan penulis buku ini, kita tidak perlu menatap masa lalu lagi.
Yah, masa lalu ku juga tidak baik... Untuk apa di ingat?
-PSH
"YAAAK KIM HONGJOONG"
'BRUUK'
"Loh ngapain di lantai hyung?"
Hongjoong tersentak dan terhuyung jatuh dari kursi ketika sepupunya berteriak dengan kencang memanggil namanya.
Sialan, batin sang pemuda Kim.
"Ada apa, yun?"
Jeong Yunho, pemuda tinggi yang kini tengah duduk dihadapan hongjoong memajukan bibirnya dengan lucu.
"Aku mau punya anak"
"Kalau begitu menikahlah"
Hongjoong menggeleng pelan dengan kelakuan random sepupunya itu, kenapa sekarang ia merengek ingin anak.
"ISH HYUNG INI, aku tadi melihat anak nya teman ku ketika bertemu di Mall! Astaga ia sangat lucu."
Yunho terus menceritakan kisah teman anaknya kepada hongjoong, sang pendengar hanya memberikan respon seadanya seraya menyibukkan diri dengan memandang buku PSH.
"Eh omong-omong itu buku siapa? Seorang kim hongjoong tidak mungkin memiliki buku selucu itu"
Yunho dan rasa ingin tahunya kemudian mendekatkan kepalanya ke buku yang dipegang hongjoong. Membuat sang sepupu kembali mendengus dengan kelakuan random yunho.
"Ini buku pelanggan cafe ku, aku tidak sengaja menemukannya saat membersihkan meja. Kalau ku pikir buku ini di adopsi tahun ini."
"Adopsi?"
Yunho memiringkan kepalanya bingung, adopsi buku? Memangnya buku mahluk hidup?
"Maksudnya membeli, pemiliknya berkata dia mengadopsi. Mungkin ia memiliki banyak buku dirumah nya?"
"Hooo"
Hongjoong dan Yunho terdiam sesaat, menatap buku itu dengan seksama.
"Tapi aku masih ingin anak hyung"
"ARGH JEONG YUNHO KENAPA KAU TIDAK MENIKAH SAJA DENGAN KEKASIH MU!"
To Be Continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menemukan pemilik mu.
KurzgeschichtenKim Hongjoong, pemilik sebuah cafe tanpa sengaja menemukan sebuah buku berwarna pastel tergeletak di salah satu sudut meja cafenya. Tanpa disengaja, ia membaca isi buku tersebut dan berharap bisa bertemu sang penulis buku itu. Dan siapa sangka jika...