04

9.5K 1.1K 27
                                    

happy reading all.

.......


"Huh,"

Lenguhan malas Queza sudah beberapa kali terdengar namun itu sama sekali tidak mengangu aktifitas seorang laki-laki yang berada di depan nya.

"Lo hari ini beda Za,"

Ucapnya sembari menatap intens wajah Queza, kenapa hari ini dia begitu cantik? batinya.

"Bukan urusan lo!" Sentaknya.

Regald tertegun, baru pertama kalinya seorang Queza berbicara sinis serta berucap lo-gue pada dirinya.

"Gue punya salah sama lo?  Kenapa hari ini seolah attention yang biasa lo kasi sekarang hilang!"

Queza terkekeh, baru satu hari dia tidak melakukan kegiatan rutin yang selalu ia potensikan untuk mendapat perhatian laki-laki ini dan Regald menyadari itu wow jika ini Queza yang dulu pasti sangat senang.

"Because you're not my attention ___anymore."

Ucapnya dan berlalu pergi.

Regald mengepalkan tangan nya ketika mendapatkan pernyataan itu, hari ini berubah dan apakah esoknya juga? kenapa ia merasa sudah melakukan hal yang jahat terhadap gadis itu?  memang benar dia tidak mencintai Queza namun tidak pernah sekali Regald berlaku kasar hanya saja sedikit membentak.

"No! I'am still you're attention for now or then." gumam pelan dan hanya dirinya yang bisa mendengarkan.

" gumam pelan dan hanya dirinya yang bisa mendengarkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Aurel menghentak-hentakan kaki nya geram akan tingkah laku bestie nya hari ini. /upss bestai.

"Kenapa sih? Apa dia udah tau rencana gue? Aish ini ngak bisa dibiarin gue harus dapetin Regald gimana pun caranya."

Aurel Aleana Dims. Sorang putri dari pengusaha lokal di Indonesia, kehidupan nya sudah sangat tercukupi dengan pekerjaan papa nya, tapi Aurel masih ingin yang lebih. Dia iri akan kekayaan dari Queza dan iri dengan paras sempurna nya. Dia selalu mengajarkan hal yang tidak-tidak pada Queza bahkan dirinya pernah berniat menjebak Queza menjadi jalang di salah satu club tempat yang selalu ia tuju.

Untungnya Queza menolak ajakan nya waktu itu dengan alasan dirinya mempunyai pertemuan keluarga, memang Queza tidak berbohong akan itu karna keluarganya dan keluarga dari Glen ingin bertemu.

"Aah gue harus ajak dia keluar hari ini." Gumam nya, mungkin mengajak Queza keluar dan membicarakan sedikit obrolan biasa tidak terlalu buruk, pikir nya.

>>>>>

"Woy Za! dari mana sih gue cari cari kagak nemu,"

Queza tersenyum kecil, mendapatkan perhatian kecil dari teman baru membuatnya sedikit nyaman.

"Dari sana."

"Elah lu, oh ya ntar sore mau jalan kuy." Ajak Reina semangat.

Iya itu Reina, sejak tadi dia mencari keberadaan Queza namun sama sekali tidak ia temukan, sampai-sampai reina mencarinya ke ruang bk.

Queza kan langanan bk jadi siapa tau ada.

Queza mengeleng,. "Sorry, gue ada acara keluarga ntar malem."

Bahu Reina menurun baru saja ingin mengenal Queza lebih lamat.

"Ooh lo udah punya acara yah? ngak papa deh lain kali aja,"

Queza tersenyum kikuk ada sedikit terbesit rasa bersalah. "Udah Zaa ngak papa! nanti aja kita jalan nya."

Ucap Reina disertai senyuman kecil.

Queza menganguk setuju. "Okay"

.
.
.

Brian saat ini di sibukkan dengan berkas-berkas yang sedikit menumpuk yang harus ia tanda tangani.

drtt

ponsel nya bergetar tanda pesan masuk.

wifey
-mas! pulang cepet yah!!!
11:25

me
-iya!
11:25


Pesan yang dikirim oleh istrinya Melly.

Setelah itu Brian melanjutkan semua pekerjaan yang harus ia selesaikan sebelum sore ini.

Walaupun dirinya adalah ceo dari perusahaan ini sendiri, tetapi nama nya pekerjaan ya tetap harus konsisten.

.
.
.

"Ntar malem jadi nongkrong?"  Tanya Dion, sembari membolak balikkan buku matematika ya.

"Jadilah ye kan," Sahut Adi.

"Ngak."

Kedua nya menatap Glen. "Kenapa?"

"Ada urusan" Dan langsung keluar dari kelas nya, 'urusan' tanya seseorang dalam benaknya.

"Urusan apa si kutub?"

Adi mengedikkan bahunya. "Mana ane tahu,"

Dion mendelik. "Bacot sia,"

"Lah kok ngamok!"

"Berisik!!" Desis Regald, kepala nya seakan mau pecah akibat terlalu memikirkan Queza, dan dirinya bingung sendiri kenapa harus memikirkan gadis itu.

Regald juga meningalkan mereka berdua dengan tatapan cengo.

Mereka kenapa si?" tanya Dion bingung akan sikap kedua teman nya yang sedari tadi hanya diam saja.

"Bodo amat," Ketus Adi.

"Anying cuma aing yang waras."

******

vote and comment.
gue maksa!!!
canda hehehe

see u





















































REBIRTH OF QUEZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang