ini beneran?

4.4K 482 6
                                    

Jenan mengerutkan dahinya saat membaca balasan dari Malvin, ia mengirim pesan apa di balasnya apa, isi pesannya akan datang Minggu depan ke rumahnya, memang ada acara apa, ia hanya ingin mengatakan kalau Bunda nya ingin mengirim kue untuk Malvin sekeluarga, resep baru sekalian promosi untuk toko kue nya.

Akhirnya hanya Jenan bales Ya, sejak dulu memang tidak jelas si Malvin, pantas jomblo.

                                      .
                                      .

Jenan yang sedang tidur siang terbangun mendengar pintu kamarnya di ketuk, lalu di buka, yang ternyata kakak iparnya yang masuk, duduk di ujung kasur.

"Kenapa kak Daf?" Sambil mengucek matanya, Jenan mendudukkan diri di atas kasur dan menyandarkan punggungnya ke kepala tempat tidur.

"Kamu mandi, terus dandan yang rapi ya, kakak tungguin di sini, bantuin kamu makeup. " Kata Daffa sambil merapihkan helaian rambut Jenan yang menutupi dahinya, Jenan bingung, memang ada apa  di suruh mandi lalu ber makeup.

"Ada apa sih kak? Kok aku di suruh makeup juga?" Jenan mendekatkan dirinya ke arah Daffa, memeluk kakak iparnya itu.

"Bakal ada tamu yang datang, jadi kamu harus dandan yang rapi biar enak di lihat. " Daffa berbicara sambil mengusap punggung adik suaminya ini, walaupun sudah umur 23 masih manja.

"Siapa yang dateng?"

"Adalah pokoknya, kamu sekarang mandi, biar kakak yang siapin baju kamu."

Walaupun masih bingung Jenan tetap nurut di suruh mandi, meninggalkan Daffa yang sedang membuka lemari pakaian milik Jenan.

                                     .
 
                                     .

Saat Jenan turun bersama Daffa menuju lantai bawah, Jenan lihat banyak orang yang sedang berkumpul di ruang tamu, ia kenal mereka, apalagi dengan satu orang yang duduk di tengah  menggunakan pakaian semi formal.

Saat sudah sampai di bawah Jenan langsung di suruh duduk di tengah-tengah orang tuanya, sedangkan Daffa duduk di sebelah suaminya. Jenan bingung dengan situasi sekarang, sebenarnya ada apa ini? Belum juga sempat bertanya, pria yang seumuran dengan Ayahnya, Papa nya Malvin memulai pembicaraan.

"Karena Jenan sudah ada disini, bisa kita mulai sekarang?" Tanya Papa Malvin yang di angguki oleh Ayah Jenan.

"Jadi Kedatangan kami sekeluarga ke sini untuk mengantarkan anak saya Malvin, yang mau melamar anak bungsu keluarga Yordan untuk di jadikan pendamping hidup."

"HAH ???"

Jenan mematung, ini maksudnya apa? Maksud dari Papa Malvin tadi apa? Melamar? Anak bungsu?


Semua diam menunggu Malvin bicara.

"Saya Malvin Arsenio Wijaya ingin mengutarakan niat saya kepada Ayah serta Bunda dari Jenandra Tristan Yordan, bahwa saya ingin meminang Jenan untuk menjadi pendamping hidup saya, menjadikan ia salah satu bagian keluarga Wijaya. Saya harap kedatangan saya dan keluarga di terima dengan baik, dan lamaran saya pun di berikan jawaban yang baik pula."

Malvin gugup saat melihat Ayah dan Bunda Jenan saling pandang, lalu melihat ke arahnya.

" Kami selaku orang tua Jenandra menyambut keluarga Wijaya dengan baik, pun dengan pinangan yang Malvin berikan terhadap putra bungsu kami, kami sudah mengenal Malvin dengan baik mengingat ia teman kecil Jenan. Tapi keputusan di terima atau tidaknya lamaran ini di tentukan oleh Jenan sendiri. "

"Gimana nak? Apa jawaban kamu?" Dengar pertanyaan dari Bundanya membuat Jenan bingung, ia bahkan masih bingung dengan situasi sekarang.

"Aku harap kamu kasih aku jawaban yang ku harapkan Je."

Mendengar ucapan Malvin, membuat Jenan bimbang, bukan nya tidak mau, tapi ia dan Malvin bahkan hanya teman, tidak pernah ada pembicaraan tentang perasaan masing-masing, walaupun sebenarnya ia sendiri punya perasaan pada Malvin sejak lama.

Semua diam menunggu jawaban dari Jenan

"A-aku ... Aku terima lamaran kamu, Malvin."

Semua orang yang berada di sana tersenyum bahagia mendengar jawaban Jenan. Bahkan Malvin sampai mengangkat kepalan tangannya ke udara dengan seruan kata yes walau tanpa suara, dan itu tidak luput dari pandangan Jenan.


Jenan berharap ia tidak mengambil keputusan yang salah menerima lamaran Malvin.

Akhirnya setelah acara pasang cincin, di lanjutkan acara makan malam dua keluarga tersebut, sambil merencanakan kapan pernikahan akan di laksanakan.

Udah dilamar nih Jenan nya, tinggal nunggu sebar undangan.

TEMAN TAPI MENIKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang