Jam menunjukkan angka 1 dini hari, Jenan yang sudah tertidur sejak beberapa jam yang lalu terbangun karna merasakan rasa geli pada dadanya, matanya yang terasa berat ia paksa terbuka untuk melihat penyebab rasa geli tersebut.
"Eunghh .. loh kak?"
Jenan akhirnya tahu kalau rasa aneh itu berasal dari Malvin yang sibuk menyusu, kausnya sudah di angkat sebatas dada oleh Malvin.
Malvin yang masih sibuk menyusu itu tidak menjawab pertanyaan Jenan, ia malah semakin menghisap kencang puting istrinya yang membuat Jenan mendesah pelan.
"Mmhh u-udah kak .."
Karna Malvin tetap melanjutkan acara menyusunya, akhirnya Jenan hanya pasrah, ia mengusap kepala suaminya itu sambil menggigit bibirnya, takut kelepasan mendesah yang bisa membuat Malvin malah melakukan hal lebih seperti kemarin. Iya, mereka sudah melakukan malam pertama yang bisa dibilang tertunda berminggu-minggu.
Karna merasa pegal dengan posisinya, Malvin membaringkan diri di samping Jenan,menarik tubuh Jenan untuk menyamping agar ia bisa melanjutkan kegiatan menyusunya.
Jenan hanya bisa pasrah saat Malvin tidak berhenti menghisap putingnya, bukan hanya sekedar di hisap ,di lumat bahkan di gigit yang membuatnya merasa sedikit ngilu pada putingnya. Karna masih mengantuk tidak lama kemudian Jenan sudah tertidur kembali.
.
.
Cahaya matahari yang mulai masuk ke celah tirai jendela membuat Jenan terusik tidurnya, ia memutuskan membuka matanya dan melihat jam yang menunjukkan jam 7 pagi, ia bangun lebih siang dari biasanya, tapi tidak apa karna ini hari Minggu.
Saat ia ingin merenggangkan tubuh, Jenan baru sadar kalau posisi tidurnya masih sama seperti semalam, di mana mulut Malvin ada di dadanya, ia lepas pelukan Malvin dan menjauhkan diri, membuat putingnya lepas dari bibir suaminya, ada jejak basah di putingnya yang memerah dan sedikit bengkak, diturunkan kausnya yang sempat terangkat dan jalan menuju kamar mandi untuk mencuci wajah dan gosok gigi, mandi nya nanti saja pikirnya.
Jenan masih berkutat dengan peralatan masaknya, ia hanya membuat nasi goreng sosis dan segelas teh untuknya dan kopi untuk Malvin. Saat ia sibuk mengaduk nasi gorengnya, tubuhnya tersentak merasakan ada tangan yang melingkar di pinggangnya, siapa lagi kalau bukan suaminya yang baru bangun dari tidurnya.
"Pagi sayang."
"Pagi juga."
Malvin bubuhkan kecupan di bahu Jenan dan tengkuknya, lalu duduk di salah satu kursi karna nasi goreng nya sudah matang.
Mereka makan dalam keadaan hening karna sibuk dengan sarapan masing-masing, setelahnya Jenan cuci piring bekas sarapan mereka sementara Malvin kembali masuk kamar untuk merapihkan kasur dan membawa pakaian kotor mereka untuk di cuci, sedikit meringankan pekerjaan istrinya.
"Biar aku aja kak yang nyuci, kamu nanti bagian jemurin baju-bajunya aja ya?"
"Yaudah aku ke halaman belakang deh, kayaknya mulai banyak daun keringnya."
"Iya."
Setelah meninggalkan Jenan yang mulai sibuk dengan pakaian kotor, Malvin akhirnya memutuskan menyapu halaman belakang rumah dan ternyata banyak daun kering yang berserakan, ada pohon Ketapang di sana. Ia ambil sapu dan Sekop untuk mengubur daunnya di dalam tanah, lumayan jadi pupuk kompos buat tanaman.
Hanya butuh waktu sekitar 30 menitan untuk mengumpulkan daun dan menguburnya, akhirnya Malvin ke lantai atas lagi untuk melihat cucian Jenan sudah selesai atau belum.
"Ini udah semua sayang?"
"Udah, tinggal bawa ke rooftop aja."
Malvin langsung mengangkat keranjang cucian yang penuh ke rooftop yang memang jadi tempat menjemur pakaian, ia mulai menaruh semua sampai habis.
.
.
Sementara Malvin sedang sibuk menjemur pakaian, Jenan memutuskan untuk membuat es jeruk karna cuaca hari ini sedang panas, padahal baru jam 10 tapi ia sudah gerah saja.
Jenan bawa nampan berisi dua gelas jus jeruk dan toples keripik ke ruang keluarga, ia ingin menonton, weekend memang waktu yang pas untuk menonton drama.
Saat sedang fokus dengan drama yang sedang tayang di tv, Jenan di kagetkan dengan kedatangan Malvin yang langsung merebahkan dirinya di sofa dan menaruh kepala di pahanya, tapi ia kembali fokus dengan drama yang sudah ada di pertengahan episode yang sedang seru serunya, bahkan Jenan diam saja saat merasakan ada tangan yang masuk ke dalam kausnya mengusap perut ratanya.
"Kak ... Tangannya diem deh."
Jenan pukul tangan Malvin yang semakin naik ke dadanya dan mengusap putingnya, membuatnya geli.
Malvin bukannya berhenti, ia masukan kepalanya ke dalam kaus Jenan yang memang sedang memakai ukuran oversize, langsung saja Malvin menuju dada istrinya yang membuatnya candu sejak kegiatan panas mereka.
"Emhhh ... Kakak kenapa sih dari tadi malem nyusu terus, dada aku gak ada susunya kak."
Jenan remas surai belakang Malvin saat merasakan suaminya mulai menghisap putingnya kencang, padahal tidak ada asi yang keluar.
"Kira-kira kapan ada air susunya?" Malvin lepas sebentar puting Jenan dari mulutnya.
"Mungkin nanti kalo udah punya anak."
"Kalo gitu aku dulu ya yang ngerasain susu nya. "
" Heh mana bisa begitu, masa kakak duluan kan yang butuh bayi bukan Papanya."
" Aku kan juga bayi, bayi besarnya Jenan." setelah mengatakan hal tersebut Malvin kembali melanjutkan acara menyusu nya yang sempet ke tertunda.
" Iya bayi besarnya Jenan, yang banyak ya nyusu nya."
Akhirnya Jenan biarkan saja Malvin yang sibuk menyusu sambil sesekali protes karna putingnya digigit lumayan kencang dan rasanya ngilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN TAPI MENIKAH
Fantasygara gara ditanya kapan nikah terus, Malvin malah mutusin ngelamar Jenandra, teman masa kecil nya. Jenandra yang baru bangun tidur siang cuma planga plongo tiba - tiba dilamar, mana sama temen sendiri lagi. ini kisah Malvin dan Jenandra yang temenan...