Malvin pulang kerja sore itu, saat memasuki rumah tidak di sambut Jenan seperti biasanya tapi ia tidak pusingkan itu dan memilih langsung ke kamar untuk bersih-bersih.
Begitu membuka pintu kamar Malvin melihat beberapa paket di atas kasur, sepertinya milik Jenan karna ia merasa tidak memesan apa-apa. Setelahnya ia masuk kamar mandi dan sudah berganti pakaian pun Malvin belum juga melihat istri lucunya itu di kamar, ia putuskan turun ke bawah untuk ke dapur siapa tahu sedang memasak.
Begitu sampai dapur Jenan juga tidak ada di sana tapi di meja makan sudah ada beberapa makanan, di lihat sih baru matang karna masih mengepulkan asap.
"Kak."
Malvin langsung menoleh, Jenan datang sambil membawa selada yang sepertinya dari kebun belakang rumah, Jenan setelah lulus memutuskan berkebun dengan teknik hidroponik, menanam selada, pakcoy, dan macam-macam sayuran lainnya. Malvin tidak masalah agar ada kegiatan saja istrinya di rumah, sebenarnya Jenan ingin adopsi kucing tapi karena punya alergi ia urungkan niatnya dan sebagai gantinya ia membuat kebun kecil-kecilan di belakang rumah, pohon Ketapang juga di tebang dan di ganti dengan menanam pohon mangga.
"Kakak kira kamu kemana, di cariin tadi gak ada."
"Habis dari belakang, besok udah bisa di panen seladanya."
"Mau kamu buat apa seladanya?"
"Temen-temen aku pada mau pas tau aku nanem sayur hidroponik, jadi aku jual aja deh hasilnya, lumayan buat beli bibit lagi."
"Udah jadi petani sayur kamu ya."
"Daripada gak ngapa-ngapain, suntuk cuma diem aja di rumah, padahal aku juga mau kerja."
"Ngapain kerja kalau aku bisa mencukupi kebutuhan kamu, mending di rumah."
"Kayak pengangguran aku jadinya."
"Kan udah jadi petani sayur, bukan pengangguran jadinya, bukannya kamu di suruh Bunda ngurus bakery?"
"Iya sih."
Jenan natap Malvin yang sudah duduk sambil makan buah anggur yang ada di meja.
"Nanti lagi ngobrol nya, kita makan dulu, aku udah laper."
Jenan langsung menaruh selada yang sudah di cuci dalam piring dan mengambilkan nasi serta lauk untuk Malvin, mereka makan dengan tenang hanya berbincang sesekali.
.
.
Sekarang Malvin dan Jenan sedang duduk di ruang keluarga, hanya mengobrol ringan tentang kegiatan hari ini sebagai bentuk peduli sebagai pasangan.
"Di kasur ada paket, itu punya kamu Je?"
" Iya, aku mesen beberapa bibit sama keperluan rumah. Mumpung lagi gratis ongkir."
"Pakai sistem cod?"
" Enggak, bayar via transfer tadi."
" Pakai punya siapa?"
"Punya kamu." Jenan nyengir begitu Malvin narik hidungnya.
"Pinter banget ya pakai punya suami."
"Iya dong, kan punya suami punya istri juga, punya istri ya cuma punya istri."
Malvin yang dengar jawaban Jenan langsung menarik Jenan ke pelukannya dan memberi kecupan di seluruh wajah, ruang keluarga hanya di penuhi oleh suara kecupan dan tawa Jenan.
Setelahnya mereka menghabiskan waktu untuk menonton dan berbagi kehangatan di sofa ruang keluarga, menghabiskan malam Minggu dengan orang tercinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN TAPI MENIKAH
Fantasigara gara ditanya kapan nikah terus, Malvin malah mutusin ngelamar Jenandra, teman masa kecil nya. Jenandra yang baru bangun tidur siang cuma planga plongo tiba - tiba dilamar, mana sama temen sendiri lagi. ini kisah Malvin dan Jenandra yang temenan...