10

2.1K 276 2
                                    
















"So Junghwan!! Berhenti!!"

Doyoung mencegat Junghwan yang sedari tadi tak menghiraukan panggilannya. Tangannya mengcengram erat pergelangan tangan Junghwan hingga membuat Junghwan meringis kesakitan.

"Doyoung, kau menyakitiku"

Junghwan menyentak cengraman tangan Doyoung di pergelangannya kasar.
Hendak berbalik, Namun langkahnya kalah cepat dengan Doyoung yang .Lagi.
Mencegat langkahnya , kali ini dengan berjalan menghadang dan berdiri tepat di hadapan Junghwan.

Sangat dekat.

"Apa maumu huh? "

Junghwan memejamkan matanya erat, guna untuk menahan emosinya agar tidak meledak sekarang.

"Kau adalah masalahku!" Doyoung juga ikut terpancing emosi.

"Aku? . Apa kesalahanku? Huh!. Katakan?" Junghwan menatap nyalang Doyoung yang ikut menajamkan tatapannya.

"Kau menghindariku!!"

Katanya penuh penekenan.

Junghwan membuang wajah kearah samping.

"Aku benarkan?. Mengapa kau menghindariku?"

Doyoung meraih kedua sisi wajah Junghwan agar keduanya kembali saling bertatapan muka.

"Katakan?. Mengapa kau menghindariku? Eum..bisa kau jelaskan alasanmu?"

Pintanya dengan nada yang melembut.

Junghwan sekali lagi memejamkan matanya.

" Itu karna kau- kau DOYOUNG!!"

"Aku?-"

"Ya!, Kau bilang padaku untuk melupakan apa yang telah kita lakukan Malam itu'kan? " Junghwan menggigit bibir bawahnya..

Doyoung nampak sedang berpikir keras.

"Apa maksudmu?. Aku tak mengerti"..

Dan Junghwan sudah dapat menduganya.

Doyoung tak akan mengingat(?), kejadian malam itu.

" Kita melakuannya Doyoung, saat malam penyambutan Junkyu Hyung..

Kau tak ingat? "

Doyoung menghembuskan nafasnya kasar.

Dia ingat, tentu saja.

Terbangun di sebuah kamar yang dia tau betul, itu merupakan kamar dari seseorang yang selalu berada di sisinya- So Junghwan.
Dalam keadaan yang ..yeah..cukup kacau, oh! Ok!.

Sangat kacau dengan bau sperma yang menyengat, dan jangan lupakan dirinya dan Junghwan yang terbangun saat itu dalam keadaan sama-sama tak mengenakan sehelai benang pun di tubuh masing-masing.

Tak perlu bertanya dua kali, Doyoung pun sudah tau. Apa yang telah terjadi pada malam itu diantara dirinya dan Junghwan.

Hanya saja , Doyoung yang egois tak ingin mengakuinya, dia dengan teganya menegaskan dan meminta pada Junghwan untuk melupakan semua yang telah terjadi di antara mereka.

"Aku - menyukaimu Doyoung, hiks..

Tapi aku cukup tau, kau tidak akan membalas perasaanku. Itu sebabnya aku memilih untuk berhenti"Ungkap Junghwan dengan air matanya yang mulai menetes deras.

"Uh...ada apa ini? , Kenapa Junghwan menangis?. Doyoung?"

Itu Junkyu yang baru saja tiba dengan koper birunya. Bertanya. Berdiri menatap Junghwan yang menangis.

Kemudian beralih menatap Doyoung dengan tatapan memicingnya.

"Tidak ada apa-apa Hyung, Aku baik -baik saja"

Junghwan mengusap sisa-sisa air matanya di kedua belah pipi putihnya. Pemuda So itu tersenyum kecil .

"Hyung sekamar denganku kan? Ayo masuk"

Junkyu mengangguk kaku, hendak melangkah maju mengikuti langkah Junghwan, Namun lengannya malah di cekal oleh Doyoung.

Junkyu dan Junghwan melempar tatapan bingung mereka pada Doyoung yang kini sibuk menggigiti bibir bawahnya.

"Kyu, kita bertukar kamar ya?. Aku ingin sekamar dengan Junghwan. Ada yang harus kami selesaikan.
Kau tak apakan jika sekamar dengan Haruto?"

"Huh! , Apa?"

Junkyu menatap Doyoung tak percaya.

"Ya..? , ku mohon" Doyoung memasang Aegyonya.

Yang mana hal itu membuat Junkyu mengernyit ngeri.

"Jangan memasang wajah menjijikan seperti itu"

Junkyu mendorong dada Doyoung agar sedikit menjauh darinya.   

"Ku anggap kau setuju"

Doyoung tersenyum manis, meraih pergelangan tangan Junghwan dan menariknya masuk kedalam kamar yang awalnya merupakan kamar Junghwan-Junkyu .Tetapi kini malah menjadi kamar Doyoung- Junghwan.

Kim Junkyu menghela nafasnya kasar.

"Kim sialan Doyoung!"

Umpatnya, kemudian kembali menarik kopernya untuk turun menuju asrama utara. Kamar Haruto.

-



Tok...tok... Tok....

Junkyu mengetuk pintu kamar bernomor 69 di depannya sebanyak 3 kali. Sebelum akhirnya pintu kayu bercat putih itu terbuka. Dan wajah datar Haruto lah yang menyambutnya.

Junkyu berdiri kaku dengan ekspresi gusarnya. Yang sebenarnya bisa cukup apik dia sembunyikan dibalik wajah acuh andalannya.

"Doyoung memutuskan untuk tinggal sekamar dengan Junghwan.
Kamar Jeongwoo hanya ada satu Bed kasur. Hyunsuk Hyung dengan Jihoon . Dan aku tidak mungkin satu kamar dengan Yeonji"

Junkyu menjelaskan dengan satu tarikan nafas.

"Apa aku bertanya?"

Dan itulah tanggapan datar yang Haruto ucapkan.

Junkyu memejamkan matanya karna kesal.

"Ya kau memang tak bertanya"Junkyu  menekan bibirnya membentuk garis lurus.

"Aku sendiri yang berinisiatif untuk mengatakan supaya kau tak berpikir.

' Pria seperti ku' sedang mencoba mengunakan kesempatan untuk mendekati 'pria Normal ' seperti mu"

Haruto semakin mendatarkan ekspresinya.

"Sekarang, Apa biasa 'Tuan normal!' Kau menyingkir dan membiarkan ku untuk masuk?"

Tanpa banyak kata dan waktu.

Kim Junkyu mendorong tubuh bongsor Haruto kesamping.

Dan Junkyu pun melangkah masuk kedalam kamar, dengan hati dan jantung yang berdetak bertalu-talu.

🐈

Semoga gak gaje ya:)

     

~ ON TRACK ~ [ HARUKYU VER ]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang