15

2K 244 8
                                    











Setelah acara makan malam selesai, semua anak-anak kembali ke kamar asrama masing-masing.

Dan Junkyu adalah orang pertama yang memilih untuk meninggalkan Ruang makan. Meninggalkan anak-anak yang lain -yang saat itu tengah asik mengobrol satu sama lain.

Helahan nafas panjang entah sudah keberapa kali Pemuda bermarga Kim itu hembusakan.
Tubuhnya lunglai duduk di kursi meja belajar yang memang sudah tersedia di dalam kamar Asramanya dengan Haruto.

Kedua maniknya terpejam dengan kepala yang dia telungkupkan di atas meja.

Kepalanya pening luar biasa. Junkyu di bebani sebuah pikiran.

Pikiran mengenai prihal hubungannya dengan Haruto yang tak kunjung membaik.

3 hari berlalu sejak pembicaraannya dengan Junghwan. Keadaan tetap sama. Walau Syuting telah kembali di lanjutkan. Itu pun karna Junkyu yang memaksa dan mengiming-iming Hyunsuk dengan sebuah janji.

"Aku- akan sesegera mungkin menyelesaikan masalahku dengan Haruto. Hyung. Jadi tolong jangan  hentikan Syuting hanya karna masalah kami-"

Bahkan sekarang, Junkyu ragu.

Apakah dia bisa memperbaiki semuanya?

Bahkan hingga sampai saat ini------bertemu muka saja Dia dan Haruto hampir tidak pernah lagi.

Kedua belah pihak. Entah itu Haruto maupun Junkyu.

Mereka sama-sama memilih untuk saling menghindari satu-sama lain.

Keras kepala.

Dret!!

Ponsel Junkyu bergetar nyaring diatas meja.
Kerutan nampak samar di kening nya.

Dengan malas, Junkyu menjulurkan tangannya.

Kerutan di keningnya semakin ketara , sebuah Nomor yang tak dikenalnya menelponnya hampir sebanyak 10 Kali.

Dan Junkyu baru sadar , Rupanya dirinya telah tertidur seperkian menit di atas meja belajar nya.

Junkyu mengucek matanya yang sedikit berair , setelahnya jemarinya bergerak untuk menggeser tombol hijau.

"Haloo?"

"!!"

"Apa?"











🌜

Tangan Haruto baru saja hendak  meraih Hendle pintu, ketika dengan tiba-tiba pintu kamarnya telah terbuka dari dalam.

Secara tergesa dan terkesan kasar.

Junkyu dengan wajah paniknya berhasil membuat kerutan keheranan di wajah Haruto muncul.

Mulut Haruto hendak terbuka, berniat untuk bertanya. Walau ragu.

Namun ternyata, Kim Junkyu telah terlebih dahulu membuka suaranya.

Menjawab semua pertanyaan yang bahkan belum sempat Haruto lontarkan.







"Haruto!. Apartementku kebarakan!!"








🌋

"Tak ada satupun yang terselamatkan"

Haruto menghela nafasnya pelan.
Mendaratkan pantatnya tepat di samping tubuh lunglai Junkyu yang kini duduk sembari menunduk dalam.

Di hadapan keduanya, kumpulan barang-barang Junkyu yang sudah hampir semuanya telah terbakar tergeletak mengenaskan.

"Tidak apa-apa, kau bisa mencari Apartement lain-"

Haruto dengan ragu bergerak mengusap punggung Junkyu. Lembut.
Yang mana hal tersebut berhasil membuat sang empu tersentak dan mendongak patah-patah.

Haruto menatapnya dengan senyum tipis.

"Ayo pergi-"

Haruto segera beranjak berdiri. Menyisakan Junkyu dengan kerutan di dahinya.

"Kemana?, Asrama?"

Junkyu mengerjap, dan ikut berdiri. Kini keduanya sama-sama berdiri- saling berhadapan-hadapan .

" Tentu saja tidak- Hum....! Ini sudah terlalu larut " Haruto melihat Jam di pergelangan tangannya.

12:00

"Kita pergi ke Apartementku saja ? Jika kau tidak keberatan- aku -aku sudah menelpon Hyunsuk Hyung. Dan memberitahunya tentang Apartementmu yang terbakar.

Dan lagi___kau perlu mengurus kekacauan ini bukan? Jadi akan lebih baik jika kita tetap berada disini sampai semuanya beres, baru setelahnya kita kembali ke Asrama"

Haruto tersenyum kecil. Mengutarakn setiap katanya dengan tergagap yang terkesan sangat cepat.

"Kau- kau akan tetap tinggal juga? Dan membantuku? . Haruto disini?"

Dan Haruto mengangguk mantap.

Junkyu mengerjapkan kedua kelopak matanya lambat.

"Tentu, aku akan membantumu sampai semuanya beres-"

Percayalah, Kim Junkyu sangat bahagia mendengarnya.

Hatinya bergetar dan Jantungnya berdetak kencang.

"Ayo-!"

Haruto berbalik untuk menuju ketempat dimana Mobilnya terparkir.

"Haruto"

Sampai suara lembut Junkyu terdengar. Haruto menghentikan langkahnya dan berbalik.

Keduanya bertatapan , saling mengunci manik masing-masing. Dalam.

Sampai sebuah senyuman tulus terukir di bilah bibir Junkyu-

"Terimakasih untuk malam ini"

Dan senyum tulus itu menular ke Haruto. Ia mengangguk dan tersenyum lembut bahkan juga mengusak puncak kepala Junkyu sekilas.

"Sama-sama"

Dan dengan begitu. Keduanya_

Berjalan berdampingan. Dengan senyum yang membingkai wajah dengan ekspresi kelegaan masing-masing.


Apakah mulai dari ini --- semua akan berubah menjadi lebih baik?

Pertanyaan itu menari di benak Junkyu.

Ya-semoga saja_

Tbc

~ ON TRACK ~ [ HARUKYU VER ]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang