VI

422 46 8
                                    

-Happy reading-

5 hari kemudian.

Jiwoo berjalan menelusuri kolidor kepolisian inchang menuju sarsan narkoba. Disana sudah ada Pildo, Dektetif Ko dan Dektetif Han.

"Kau sudah datang Dektetif Oh?" tanya Pildo.

Jiwoo mengangguk kecil "Eoh"

Cha Giho keluar dari ruangan, matanya menatap mereka semua secara bergantian.

"Kita harus rapat, sekarang" ucapnya. Cha Giho pergi.

Mereka pun hanya saling menatap dengan bingung dan mengikuti Cha Giho pergi.

Cha Giho dan yang lainya sudah duduk mersama di sebuah ruangan. Cha Giho memberika satu-persatu lembaran kertas.

"Lusa Choi Mujin akan mendatangi pelabuhan utara untuk melihat narkoba yang sedang dibuat, hari itu juga kita akan menyerangnya dan mengambil bukti yang bisa menyebloskan Choi Mujin ke penjara"

"Di kertas itu adalah peta pelabuhan utara, kita harus membuat strategi untuk menangkap Choi Mujin." lanjut Cha Giho.

Jiwoo menatap kertas tersebut, disana sudah lengkap dengan strategi yang Cha Giho buat. Dimana rute yang harus mereka lewati, untuk bisa masuk ke dalan kapal.

---

Taeju masuk kedalam ruangan Mujin dengan sebuah amplop besar coklat yang berada di tangan kanan pria itu.

"Apa sudah selesai?" tanya Mujin yang menghembuskan asap putih ke udara.

Taeju mengangguk, pria itu menghampiri Mujin dan memberikan ampol tersebut pada sang bos.

Mujin menyandarkan punggung pada kursi, tangan besarnya bergerak membuka amplop tersebut. Senyuman terlihat dibibir Mujin.

"Kerja bagus Taeju" pujinya.

"Apa anda akan memberikan pistol itu pada Jiwoo?" tanya Taeju dengan muka datarnya.

Mujin meletakan lembar kertas tersebut diatas meja lalu mengambil sebuah pistol yang terletak diatas meja.

"Tentu saja, Jiwoo harus mengetahui siapa pembunuh ayahnya"  ucap Mujin yang melihat pistol yang berada di genggamanya.

Taeju mangangguk dan mengundurkan diri dari ruangan Mujin. Choi Mujin meletakan pistol itu kembali dan mengambil ponsel untuk menghubungi Jiwoo.

"Apa kau punya waktu? Ada yang ingin aku bicarakan padamu" ucap Mujin setelah panggilan terhubung.

"Tentu, ada yang ingin aku bicarakan juga padamu. Aku akan kesana"

"Tidak, biar aku yang kesana. Kau tunggu saja di apartemen"

"Baikalah, aku tunggu"

Panggilan berakhir, Mujin bangkit dan bersiap untuk menemui Jiwoo.

---

Ding...Dong...

Suara bel apartemen Jiwoo berbunyi, Jiwoo yang sedang tiduran di kamar mengubah posisinya menjadi duduk.

"Apa dia sudah sampai? Ini baru 5 menit" Jiwoo mengkit menuju pintu.

"Kenapa kau sangat cepat, Choi Mu-" perkataan Jiwoo terhenti.

"Do Gangjae" ucap Jiwoo mengubah wajahnya benci.

Gangjae tersenyum "Sepertinya kau sedang menunggu seseorang"

"Pergi kau dari sini" Jiwoo hendak menutup pintu, tadi keburu di tahan oleh tangan Gangjae.

"Apa seperti ini caramu memperlakukan tamu?" Gangjae menerobos masuk kedalam, dan berhasil. Pria itu mentup pintu dan tak lupa menguncinya.

Choice [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang