VII

432 49 8
                                    

-Happy reading-



Mujin menaru segelas teh di meja dan ikut mendudukan dirinya di sebelah Jiwoo yang menunduk dengan kedua tangan saling bertautan.

"Minum dulu tehmu, supaya kau bisa lebih tenang"

Jiwoo menatap Mujin sekilas yang sedang tersenyum kecil, tangan kanan Jiwoo mengambil gelas teh tersebut dan meminumnya perlahan.

"Apa aku akan di penjara?" tanya Jiwoo setelah meminum teh.

"Tidak. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi, aku akan mengurusnya"

Jiwoo kembali menunduk, mengusap jempolnya satu sama lain.

Setelah insiden itu, Mujin membawa Jiwoo ke liber dan menyuruh Taeju untuk mengurus mayat Gangjae.

Mujin menatap Jiwoo khawatir, ia tau Jiwoo sangat gelisah dan merasa bersalah sekarang. Pertama kali membunuh orang itu sangat sulit, Mujin tau itu. Apalagi orang seperti Jiwoo yang tidak ada sama sekali di pikiran Mujin, Jiwoo melakukan hal itu.

Mujin menggenggam kedua tangan Jiwoo yang berada di pahanya, mencoba memberikan kepercayaan untuk gadis itu.

"Semua baik-baik saja Jiwoo-ya, percaya padaku hm"

Jiwoo mengangguk pelan, mencoba menguatkan dan meyakinkan dirinya bahwa semua baik-baik saja seperti perkataan Mujin.

"Istirahatlah dikamarku, aku yakin kau pasti lelah."

"lalu kau?"

"Ada urusan yang harus aku lakukan"

Mujin bangkit, menggandeng tangan Jiwoo menuju kamarnya yang tersedia disana.

"Pakai bajuku jika kau ingin mandi, cari saja dilemari yang cocok dengan seleramu. Istirahatlah, selamat malam"

Mujin mengelus rambut Jiwoo sebentar di depan pintu kamar.

"Selamat malam juga dan terima kasih"

Mujin mengangguk "Aku pergi"

Jiwoo membuka pintu kamar Mujin, setelah pria itu masuk ke dalam lift. Kamar berwarna hitam dengan wangi Peppermint yang menyegarkan.

Jiwoo berjalan menuju lemari baju Mujin, mencari kaos yang bisa ia pakai karna bajunya sangat kotor dan berbau abis darah.

Setelah 15 menit Jiwoo membersihkan dirinya, ia keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang sedikit segar. Jiwoo berjalan ke arah jendela besar yang menampakan gedung gedung tinggi dan jalanan yang cukup padat.

"Semua baik-baik saja Jiwoo, semua baik-baik saja"

---

Mujin menghisap batang rokok yang sudah pendek lalu menghembuskan asap itu ke udara.

"Kau sudah membereskan mayatnya?" tanya Mujin. Pria itu berada di sebuah restoran untuk bertemu dengan client yang akan membeli narkoba.

Restoran ini sudah disewa oleh Mujin, jadi tidak akan ada yang tau siapa pun itu.

"Sudah Tuan" jawab Taeju.

"Semua bukti dan jejak aman kan? Tidak akan ketahuan?" tanya Mujin lagi.

"Ya pak, sudah saya pastikan aman"

"Bagus"

Detik itu juga pintu terbuka, menampakan pria paruh baya dengan tongkat ditangan kirinya di ikuti 2 orang di belakang pria tersebut.

Mujin berdiri, sedikit menunduk memberi hormat pada pria itu.

"Selamat datang di korea, Ketua"

Choice [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang