| EMPAT |

6 1 39
                                    

FLASHBACK-14 JULI 2011.

Seperti yang dijanjikannya kepada Anandhita atau kerap dipanggil Anna. Laki-laki itu akan pulang cepat hari ini.

Untuk merayakan hari kelahiran, Kanietha putri kecilnya.

"Ayah pulang!" ucap Karsa sedikit berteriak sambil membuka pintu.

"Ayah" gadis kecil itu berlari kecil ke arah Karsa sambil merentangkan kedua tangannya.

Lantas saja hal itu membuat Karsa gemas dengan tingkah laku Kanietha.

"Kesayangan Ayah ulang tahun ya sekarang."

Gadis kecil itu hanya membalas dengan anggukan.

"Mau kado apa dari ayah?."

Karsa menggendongnya yang membuat gadis kecil itu mengalungkan tangannya pada leher sang ayah.

"Kanietha gak mau apa-apa. Dengan ayah pulang cepet hari ini aja udah bikin Kanietha seneng."

Karsa tersenyum haru mendengar penuturan putrinya.

"Masa sih?."

"Beneran kok. Kanietha gak mau apa-apa."

"Ayah dengerin cerita Kanietha aja ya? sebagai kado ulang tahun dari ayah," permintaan gadis itu tentu saja disetujui oleh Karsa.

"Cantiknya Ayah. Mau cerita apa?," laki-laki itu membawa Kanietha ke sebuah sofa

"Kok kamu udah pulang?." Tiba-tiba seorang wanita muncul dari sebuah kamar.

"Kamu lupa ya? tadi pagi aku janji sama kamu buat pulang cepet," jawab Karsa sambil membawa gadis itu duduk di sofa.

Diikuti oleh Anadhita di sebelahnya.

"Ayah dengerin aku mau cerita."

"Tadi waktu di sekolah aku dijailin sama anak cowok. Masa waktu aku beli jajanan dia gak mau ngalah, padahal harusnya cowok itu ngalah sama perempuan."

"Terus dia juga tarik rambut Kanietha, alasannya rambut Kanietha bagus."

Mendengar cerita itu, ia agak sedikit kesal dengan bocah yang menganggu Kanietha. Namun semua tertutup dengan rasa gemas.

"Kamu bales gak? dia kan udah jail sama cantiknya ayah."

"Nggak. Aku gak bisa bales jahat sama dia."

"Kenapa?," kali ini Anandhita yang bertanya.

"Nggak tau. Kanietha nggak tau kenapa nggak bisa bales jahat sama dia. Setiap dia jail sama Kanietha dia suka sambil senyum, Kanietha suka."

"Loh? Katanya kamu kesel diganggu. Tapi malah suka?," heran Karsa yang masih setia mendengarkannya.

Meski rasa lelah masih ada dalam benaknya. Tapi semua itu telah terbayar semenjak kehadiran Kanietha Gumilang, putri kesayangannya.

"Habisnya dia lucu kalau senyum. Kanietha suka sama matanya. Tiap dia senyum kedua matanya bentuk bulan sabit. Ayah sama Ibu tau kan? Kalau Kanietha suka sama bulan, apalagi bulan sabit," jelas gadis itu panjang lebar.

Lantas membuat kedua orang tuanya sedikit tertawa.

"Cuman gitu doang kamu bisa luluh. Dasar anak Ayah."

"Anak Ibu juga kali." Anandhita tak mau kalah.

"Kanietha anak ibu sama ayah biar adil! " Kanietha memeluk kedua orang tuanya bersamaan.

ARCHIVE JEKSA [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang