Bab 8: Waktunya Bercerita

367 47 0
                                    

Lin Miao agak gelisah. Dokter berbicara dengan lembut kepadanya, "Kesehatan Tuan Muda tidak baik, jangan biarkan dia terkena angin di luar, oke?"

"Kalau begitu bisakah kami berjalan-jalan di dalam ruangan saja?" Lin Miao bertanya dengan tenang.

"Kau bisa melakukan itu, tapi hati-hati, kau tidak akan bisa bertanggung jawab jika dia jatuh."

Lin Miao mengangguk. Dia menghela nafas lega setelah keluar dari ruangan. Dia tidak memukulnya, semuanya baik-baik saja.

Di masa lalu, gurunya akan mencambuk telapak tangannya setiap kali dia memanggil Lin Miao ke kantor. Dia bahkan akan menyuruhnya untuk memukul dirinya sendiri dengan tongkat penunjuk. Hal itu membuatnya takut setiap kali dipanggil untuk berbicara dengan orang dewasa.

Tuan Muda sedang tidur, jadi Lin Miao membaca sendirian di kamarnya, agak tegang. Di desa, dia memiliki ibu dan saudara laki-lakinya, memetik kayu bakar dan jamur, dan memiliki teman. Dia tidak terbiasa sendirian.

Jadi, dia diam-diam menyelinap ke kamar Tuan Muda dengan buku teks dan pensilnya.

Dia masih tidur.

Lin Maio duduk di lantai, membaca dan mempelajari karakter sambil menunggu Tuan Muda bangun.

Lin Miao tidak banyak menyentuh bukunya jadi dia mulai dari pelajaran pertama: Sekolah Dasar Nasional Kita. Guru sudah membahas semua ini.

Dia tidak ingin belajar sama sekali, tetapi dia berjanji kepada ibunya bahwa dia akan belajar, jadi dia mengikutinya.

Lin Miao mengeja karakter baru dan kemudian menyalinnya.

Beberapa karakter di buku teksnya memiliki pinyin, tetapi sebagian besar tidak.

Lin Miao tidak mengenali banyak karakter. Dia kemudian ingat bahwa dia lupa membawa kamus yang dibelikan ibunya untuknya ke sini.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Sebuah suara terbatuk berkata di atasnya.

Lin Miao mengangkat kepalanya dan melihat Tuan Muda, yang sekarang sudah bangun. Lin Miao agak malu, "Aku sedang belajar."

Tuan Muda juga melihat karakter kosakata dan pinyin dalam bukunya. Dia menahan tawanya dan berkata, "Kemarilah."

Lin Miao datang kepadanya. Tuan Muda mengambil buku pelajarannya. "Kau kelas tiga?"

Lin Miao mengangguk. Dia berpikir bahwa dia selalu sakit dan mungkin tidak pernah pergi ke sekolah, jadi, Lin Miao berkata dengan rendah hati, "Tidak, aku tidak tahu banyak, aku tidak cocok untuk belajar."

Tetapi Tuan Muda berubah menjadi serius dan melihat teks itu. "Apa karakter yang digarisbawahi adalah yang tidak bisa kau ucapkan?"

Lin Miao mengangguk malu.

"Kesini, mendekatlah" Tuan Muda berkata

Lin Miao berdiri tepat di depannya, Tuan Muda memegang pensilnya dengan tangannya yang cantik, dan menunjuk ke sebuah kata yang digarisbawahi, "Kata ini diucapkan róng."Lin Miao mengikuti, "róng (绒)."

"Baca kalimat ini." Tuan Muda menunjuk ke seluruh kalimat dengan pensilnya yang sudah lusuh.

"Dari... jalan... yang mekar dengan... bunga Calliandra dan bunga Matahari, ada... banyak siswa." Lin Miao tergagap.

Tuan Muda menunjuk ke "róng (绒)" lagi.

Lin Miao dengan akurat mengucapkannya.

Tuan Muda berkata, "Tulis pinyin di sana agar kau tidak melupakannya lagi."

[END] I Give Half of My Life to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang