3.

2.9K 56 40
                                    

.

Sepanjang malam hyena gak dapat tidur mengawasi Jaemin dalam keadaan yang semakin drop. Bahkan suhu tubuhnya jadi demam. Diliputi kecemasan yang nyata. Tak ada pilihan bagi Hyena selain meminta bantuan pada dokter kenalan nya dan juga Jaein. Karena - berawal mendapat saran dari wanita Lee itu dan malah terjerat pada permainan nya sendiri.

"Tekanan darahnya rendah juga asam lambungnya agak naik. Di tambah lagi pikiran nya sedang stress.   Yah kalau bisa sih lo tenangin dia dulu sebagai guru konseling nya.  Mungkin cuma lo yang dia percaya" papar Kang jinyoung sebagai dokter juga dapat mengetahui kondisi psikologis pasien.  Hyena mengangguk paham. Untung - saat ini ia dapat kenalan dokter.  Seengak nya daripada harus membawanya ke Rumah sakit.

"yaudah. Setelah tebus obat nya. Biarin dia istirahat dulu. Paling gak tiga hari.  Gue pamit ya" Jinyong merapikan peralatan nya serta undur diri pada Hyena dan Jaein yang sejak tadi hanya nyimak.  Sementara pasien Jaemin masih tidur di ranjang nya.  Setelah Jinyoung pergi. Barulah Jaein nyeret Hyena keluar kamar.

"Mampus lu jung!  Beneran parah ini. Kalau sampai ortu nya Jaemin tau gimana ya?  Mana mereka tuh orang penting di dinas-" Jaein merasa cemas. Bahkan ia juga ga nyangka akan se rumit ini jadinya. 

"Gue bakalan berhenti jadi Guru." ucap Hyena yakin. Setelah memikirkan semua nya.  Rasanya dia gak pantas menjadi sosok yang di jadikan panutan.

"Serius lu?  Terus gimana?  Maksud gue si Nana" Jaein malah semakin cemas dengan keduanya.  Hyena tersenyum. 

"Gue bakal turutin mau nya sampai dia bosen dan gak mau lagi sama gue-!" ucapan Hyena terhenti tatkala  sosok Jaemin berdiri diambang pintu kamar nya.  Ekspresi wajahnya datar dan masih pucat.

Hyena buru-buru menghampiri nya .

"Gimana kalau gue gak pernah - bahkan gak mau berhenti buat menyukai lo. Apapaun alasan nya. Gue gak peduli. Sekalipun menentang norma etika dan keluarga gue. Gimana pun gue cowok dan gue bisa buktiin kalau gue tanggung jawab sama lo!"
Nada suara Jaemin  terdengar serak dan juga sorot matanya lesu namun menunjukan keseriusan yang nyata. Hyena tertohok. Begitu juga Jaein. Ada rasa kagum mendengar pernyataan bocah belasan seperti nya.

"Na,  gue--" tak mau mendengar alasan apapun. Jaemin mendekati Hyena dan mencium bibir nya.  Ia tunjukan ke seriusan perasaan nya tanpa ragu. Meskipun ada Jaein dihadapan nya.

'kenapa gue ngerasa moment ini manis banget' Jaein membatin heboh.
.
Hembusan nafas yang panas serta gerakan bibir yang menuntut untuk mendapat balasan. Hyena mengikuti alur ciuman jaemin sekaligus menenangkan emosinya. 

'Kalau begini  gue gak bisa apa-apa lagi'

'Gue lebih baik mati daripada diabaikan sama lo jung... '

merasa atmosfer hanya untuk kedua insan yang sedang dilanda kegalauan nyata. Jaein pun akhirnya undur diri. Tak ingin mengganggu juga namun perasaan nya lega karena pada akhirnya hyena dapat menemukan tambatan hatinya.

**

Haechan melotot lebar setelah membaca pesan chatt dari Jaemin yang saat ini gak masuk sekolah. Seorang wali nya telah meminta izin karena sakit dan siapa lagi kalau bukan mantan Guru konseling nya.

"jen... Dia sekarang ada di rumah nya--" Haechan nyaris keceplosan menyebut nama Hyena. Namun ia segera sadar diri dan menutup mulutnya sambil nunjukin layar hape pada Jeno.

"tuh kan. Gue bilang juga apa.  Dia itu lagi berinteraksi sama orang yang udah buat dia sakit. Jadi kita tinggal nunggu kabar baik aja" ucapnya stay calm.  Haechan ngangguk2. Begitu besar untuk mendapatkan Jaemin kembali seperti semula.  Sosoknya yang ceria  meskipun suka cari ribut namun kehidupan dalam dirinya terlihat nyata. Tidak seperti belakangan ini.

B**©H || Teacher  🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang