(1) NABRAK

42 9 0
                                        

Suara derap langkah begitu ramai terdengar dibandara. Hari ini bandara begitu padat dengan manusia yang memiliki tujuan berbeda beda.

Nadya menghela napas, orang orang berlalu lalang tak terhitung jumlahnya, namun Nadya tetap merasa kesepian.

Tangan Nadya merogoh saku celananya, mengeluarkan earphone dari sana. Ia memasang earphone dikedua kupingnya lalu kembali menyeret kopernya keluar dari bandara.

Kepindahannya ke jakarta bukan tanpa alasan. Nadya pindah karena ia mendapatkan beasiswa disalah satu sekolah internasional. Lagipula didaerah sebelumnya ia tak menemukan apapun disana, baik keluarga, teman, atau apapun itu.

Nadya sadar bahwa sekarang ia hanya sendiri. Tak ada keluarga yang mencarinya, tidak ada teman yang menjenguknya. Nadya sebatang kara.

Duk!

"Aaak" Nadya spontan langsung memegang dahinya yang baru saja menabrak sesuatu yang sangat keras hingga ia sedikit termundur.

"Maaf. Gapapa?" Tanya seorang pemuda yang bahunya tertabrak dahi Nadya.

Nadya mendongak melihat seorang pemuda bermasker putih dengan tahi lalat didekat matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nadya mendongak melihat seorang pemuda bermasker putih dengan tahi lalat didekat matanya. Dengan segera Nadya melepas earphonenya "Maaf"

Setelah berkata seperti itu, Nadya kembali memasang earphonenya, menyeret kopernya pergi dari sana.

"Satya" Pemuda yang bernama satya itu melirik sekilas kearah temannya, kemudian menunduk merasakan sepatunya menginjak sesuatu.

"Sat, shaka udah landing?"

Satya tak menggubris perkataan Zidan. Ia sedikit membungkuk mengambil sebuah gantungan kunci bunga matahari.

"WOII SHAKA, ANJIRLAH LAMA GAK KETEMU BROUU" Faktanya mereka hanya tidak bertemu selama seminggu. Zidan merentangkan tangan ingin memeluk shaka yang baru datang membawa kopernya namun dengan cepat langsung didorong oleh shaka.

Zidan berdecak "Makin kesini makin kesana ya lo!"

Shaka melirik kearah Satya yang masih memperhatikan sebuah gantungan kunci ditangannya "Bunga matahari?"

"Kayaknya punya orang yang tadi gue tabrak tadi jatoh" Satya menurunkan tangan, memasukkan gantungan kunci itu kedalam sakunya.

"Cewek sat?" Zidan menabrak bahu Satya menggunakan bahunya "Lo pasti modus nabrak orang. Modusnya pencopet kan gitu"

"Apaan, gue bukan lo" Satya melihat kearah sekeliling, kemudian berbalik melihat Shaka yang sudah berjalan sendiri kearah pintu keluar.

"Sialan si Shaka gaada permisi permisinya ya mau pergi" Zidan yang juga baru saja menyadari itu ikut berjalan kearah pintu keluar disusul juga oleh Satya.

Shaka memberhentikan langkahnya, menunggu Satya dan Zidan mengambil mobil. Banyak kendaraan berlalu lalang dipengeliatan shaka.

Bandara sedang padat padatnya sekarang, dikarenakan tahun ajaran baru yang akan dimulai besok dan banyak orang kembali menginjakkan kaki di ibu kota.

Our Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang