(4) WELCOME NEW TARGET

31 6 0
                                    

Kelas yang dihuni Nadya menjadi ribut setelah pembagian kertas pemilihan untuk esktrakulikuler yang akan diikuti siswa.

Nadya sedari tadi merebahkan kepalanya diatas meja sambil memutar mutar pulpen dengan pandangan tertuju pada jendela kelas yang ditutup korden.

Pikiran Nadya tertuju pada kejadian tadi malam dimana ia tak sengaja tertidur dirumah Shaka. Bagaimana jika kedua orang tua Shaka melihat itu? Orang tua Shaka akan mengira Nadya seperti apa nanti?

"Nad, ikut savior ya sama gue?" Sena berhenti menulis formulirnya, melihat kearah Nadya yang masih membaringkan kepala diatas meja "Nad? Nadyeaah?! "

Nadya menggeleng pelan dengan kepala yang masih tertempel dimeja "Nggak minat"

"Ikut dong biar gue ada temen ya ya ya?" Sena memasang wajag memelas agar Nadya menerima ajakannya.

Nadya menghela napas, mengangkat formulirnya yang sudah terisi kearah Sena. Sena mengambil formulir itu dari tangan Nadya.

"Tolong kumpulin, gue lagi mager" Nadya memejamkan mata, bermaksud untuk tertidur seebntar sebelum guru pelajaran masuk kedalam kelas.

Sena yang melihat Nadya mencontreng salah satu ekstrakulikuller yang sepi peminat terkejut "Serius ikut seni? "

"Hmm"

Sena tersenyum licik diam diam mendaftarkan Nadya di klub savior, untungnya gadis itu mengambil dua formulir untuknya dan untuk Nadya karena formulir esktrakulikuller dengan klub savior berbeda.

"Gue mau kumpulin ini didepan, sama mau kekantin bentar. Mau nitip sesuatu gak?" Sena berdiri, menggeser kursinya.

"Nggak"

Setelah mendengar jawaban Nadya, Sena langsung berjalan mengumpulkan formulir itu didepan dan berjalan menuju kantin.

Sementara Nadya merubah posisinya yang sebelumnya menghadap kearah kiri kini posisinya tertidur menghadap kanan.

"Nadya" Naki si ketua kelas mendatangi Nadya dengan setumpuk formulir esktrakulikuller "Sena mana? "

"Kantin" Nadya menjawab dengan mata yang masih terpejam.

Naki meletakkan formulir itu dimeja Nadya "Minta tolong dong form yang ini lo anterin ke ruang savior bisa? Gue mau nganterin form yang satunya ke ruang guru"

"Nggak bisa, ngantuk. Suruh yang lain aja"

Naki menghela napas lelah. Dia sudah minta tolong di siswa yang lain namun tak ada satupun yang mau. Kalau Naki mengantarkan itu sendiri dia sama saja mengitari satu sekolahan karena ruang guru dan ruang savior yang berbeda arah "Lo kandidat terakhir yang gue minta tolongin"

Nadya membuka matanya perlahan, mengangkat kepalanya melihat Naki yang tampak lelah. Bagaimana tidak lelah, sedari tadi ada pemanggilan ketua kelas beberapa kali dan posisinya kelas mereka jauh dari area tempat berkumpul.

Nadya mengambil kertas itu dari atas meja "Gue anter"

Naki langsung tersenyum lega "Makasi Nad. Kalo gitu gue duluan keruang guru"

Nadya mengangguk. Ia berdiri, berjalan menuju ruang savior yang cukup berjarak dari kelasnya. Disepanjang jalan banyak yang melihat kearah Nadya dengan tatapan yang tak bisa Nadya artikan.

Namun Nadya berusaha menghiraukan itu dan melangkah cepat menuju ruang savior, takut nanti guru sudah datang dikelasnya.

Ketika sampai ditempat tujuan, pintu ruang savior tertutup rapat. Nadya memegang knop pintu ingin membuka pintu itu, namun sebelum ia memutar knop pintu ia langsung mengurungkan niatnya ketika mengingat Shaka dengan dinginnya mengatakan bahwa orang yang tidak berkepentingan atau bukan anggota dari savior sendiri tidak boleh masuk kedalam ruangan tersebut.

Our Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang