Suasana depan SMA Jendral dipenuhi dengan berbagai macam jenis kendaraan. Jalan raya yang sedikit macet akibat dari banyaknya mobil yang berhenti ditengah jalan untuk menurunkan siswa siswi disana, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Yang membuat jalanan itu sangat padat juga diakibatkan dengan bersebelahannya SMA Jendral dengan SMK Pangea yang sama sama merupakan sekolah terkenal dikota itu.
Sebuah bus berhenti tepat disebelah kiri sisi jalan, yang merupakan area dari SMK Pangea. Dari dalam bus Nadya dengan santai turun.
Beberapa pasang mata melihat kearah Nadya dengan tatapan yang berbeda beda. Nadya bisa melihat beberapa sisiwi dari depan gerbang menatapnya sambil tersenyum konyol.
Nadya sampai melihat dirinya, mungkin ada sesuatu yang aneh yang membuat mereka menatapnya seperti itu.
Seseorang siswa berbadan tinggi menghampiri Nadya yang masih terlihat bingung. Siswa itu bergerak semakin maju membuat Nadya sedikit termundur. Dengan jelas Nadya melihat nametag siswa yang bernama Juan itu.
"Lo salah Sekolah" Juan, anak SMK Pangea mengangkat dagunya menunjuk SMA Jendral yang tepat berada diseberang jalan.
"Hah?" Nadya tak menangkap isyarat yang diberikan oleh Juan.
Juan dengan smirknya memegang kedua bahu Nadya, memutar tubuh Nadya menghadap kearah SMA Jendral "Sekolah lo yang itu"
Nadya mengerjap ngerjap, melihat kearah juan memperhatikan seragamnya yang sangat mirip dengan seragam yang ia kenakan, hanya berbeda logo saja.
"Nadya"
Nadya segera ingin menyebrang, namun berhenti ketika mendengar Juan memanggilnya. Darimana pemuda itu mengetahui namanya?!
"Tau darimana?" Nadya menatap tajam kearah Juan. Juan dengan santai menunjuk kearah nametag Nadya.
Nadya berbalik lagi, menyebrang sambil merutuki diri sendiri karena tak pernah survei letak sekolahnya terlebih dahulu. Bisa bisanya dihari pertama sekolah ia membuat kisah yang sangat memalukan hingga hampir salah masuk ke sekolah orang.
"HATI HATI, NADYA" Juan berteriak dari seberang jalan masih meihat Nadya yang ditarik oleh seorang siswi dari SMA Jendral.
Nadya terkejut ketika seorang siswi tiba tiba menarik dirinya, dengan seorang siswa disebelahnya. Dua duanya sama sama menggunakan masker, masker berwarna putih polos.
Dengan tiba tiba siswi itu langsung memasangkan Nadya masker senada dengan yang siswi itu kenakan.
"Hei! lo uji nyali yaa?"Siswi bermata sipit itu bertanya sambil melebarkan matanya "Sebelumnya nama gue ini sena, terus ni cowok disebelah gue namanya naki. Nama lo siapa?" Sena melihat name tag Nadya "Oh Nadya ya?"
Nadya menggerakkan tangannya ingin membuka maskernya namun langsung ditahan oleh sena.
"Jangan dibuka Disini, buka didalem sekolah aja" Tanpa basa basi sena langsung menarik Nadya masuk kedalam area sekolah dengan naki yang senantiasa mengekori dibelakang.
"Jadi jadi jadi gini lo gak diapa apain kan sama si juan?" Sena menghentikan langkahnya, melepas genggamannya pada tangan Nadya.
Nadya menggelengkan kepala singkat "Emangnya harus diapain? "
Sena membuka masker "Pokoknya lo kalo bernagkat sekolah pake masker dari rumah deh, atau gak pake masker pas lo turun dari mobil. Nah-"
"Gue kekelas duluan, males denger lo ngoceh" Naki memotong pembicaraan sena lalu berjalan pergi dari sana.
"Nah terus, gue sampe mana ya tadi?" Sena mengulum bibir, berpikir perkataan apa yang Sebelumny ia lontarkan.
"Sampe lo berenti ngomong gara gara temen lo motong lo ngomong"

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Happy Ending
Novela Juvenil"Jika bisa memilih, maka aku tidak akan memilih mengenal kamu lebih jauh, karena aku tau akhir seperti apa yang disiapkan untukku" -Shaka "Apa aku terlambat mengenal kamu? Tolong biarkan aku mencintai kamu dengan caraku sendiri. Walaupun aku tau in...