GET LOUD GENK✔️

👁️

"Sa" panggil Amaru kepada Raisa yang sedang berkumpul dengan yang lainnya. "Gimana dia Sa?".

Raisa hanya langsung memperlihatkan teman Amaru yang sekarang terbaring lemah, dan penuh dengan bercak darah.

"Kenapa sih gak bawa ke rumah sakit langsung aja?" Tanya Amaru agak marah.

"Dia yang gak mau Mar. Dia mau ketemu lu tapi, makannya gue bilang cepet-cepet sama lu tadi". Kata Raisa yang juga jadi agak kesal nada bicaranya.

"Apa? Kenapa?" Tanya Amaru kepada Raisa. "Lu ngobrol sama dia, buruan!" Kata Raisa dan Amaru langsung menghampiri nya.

"Mar gue mau ngomong untuk yang terakhir kalinya" sebenarnya dia bicara dengan nada yang sedikit-sedikit. "Jangan---".

"Jangan bilang, jangan ngomong itu. Ini emang udh waktu gue, kata terakhir yang mau gue bilang ke elu---" dia terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah.

"Ada apa? Lu mau ngomong apa? Lu harus kuat, kita bakalan bawa lu ke rumah sakit ya" kata Amaru cemas dengan keadaan temannya.

"Gue mau bilang kalau... Gue masih saudara sama Seo...Jeon. Dia sepupu dari ayah gue. Gue minta..... Jagain dia. Gue...tau, lu suka... Sama dia. Ini pesan gue untuk.... Lu---" dia langsung pingsan dan semua langsung sangat sedih dikarenakan, saat Amaru mengecek, nafas nya sudah tidak ada. Dia tiada.

Amaru sedikit menangis dan terus membangunkan temannya itu, tapi percuma.

"Mar udh, kita harus bawa dia ke rumah sakit. Kita bilang aja sama keluarga nya tentang kecelakaan ini" kata Raisa tapi Amaru langsung bilang. "Jangan Sa".

"Kenapa jangan Mar? Kita harus jujur tentang penyebab, kematiannya" kata Raisa. "Tapi kita jangan bilang kalau dia kecelakaan pas balap, motor" kata Amaru kepada Raisa. "Hah? Terus kita harus bilangnya gimana Mar? Bohong gitu?"

Amaru hanya langsung membisikan sesuatu kepada Raisa dan Raisa sebenarnya tidak ingin tapi apa boleh buat, Amaru sudah bilang.

"Pokoknya itu alasan yang harus lu bilang Sa" kata Amaru memohon. "Gue mohon Sa, bantu gue ya" kata Amaru sangat memohon, Raisa hanya mengangguk dan dia setuju