Chapter : 2

132 15 9
                                    

---"""---

Pada pukul 19.00 sesampai lah hellen dirumah, hellen tinggal bersama bi iza (pembantu rumah tangga)  dan kedua orang tuanya, kedua orang tua hellen sangat sibuk dan jarang pulang kerumah.

Hellen duduk diatas sofa hijau dengan bola mata tertuju ke sepasang sepatu merah yang digenggam dikedua tangannya, sepatu merah pekat itu hellen dapatkan saat dia bersih-bersih di dalam lemari gudang tua di sekolah. Sepatu merah yang digenggam hellen itu mengeluarkan samar-samar aroma bau amis, hallen yang sadar akan hal itu pun ia langsung mengendus kesepatu merah itu.

"non non non" teriakan bibi memanggil dari dapur

Hellen yang kaget ia langsung menyaut

"iya bi" ditutur sautan teriakan hellen

Hellen beranjak dari sofa hijau dan bergegas pergi ke dapur dengan sepasang sepatu merah pekat yang masih di genggamnya.

Aroma masakan tercium menyengat dari arah dapur, bibi yang sedang memasak menu yang sangat hellen sukai.  Dengan alunan bibi bersenandung tiba-tiba ia melihat samar-samar bayangan orang melintas dari arah pintu dapur, bibi merasa ada yang tidak beres.

"non non non"bibi memanggil dengan pelan

Tok tok tok

Disusul Terdengar suara langkahan orang yang memakai sepatu dari arah yang berlawanan dipintu dapur

"non non non" bibi mamanggil hellen yang ke 2 kalinya dengan pelan

Tok...tok...tok...tok langkah sepatu itu semakin jelas di telinga.

Bi iza menggit bibir bawah yang hanya bisa menahan rasa takut berjalan perlahan menghampiri sumber suara itu.

Ia melihat sesosok wanita dengan rambut panjang, pakaian putih ditambah sepatu merah pekat yang mencolok bibi yang syok melihatnya pingsan di teras depan pintu dapur.

Setelah beberapa jam berlalu bi iza membuka matanya perlahan, Ruangan sebesar 4x4 m² dengan tembok berwarna putih ditambah 1 kasur tebal ia sadar sedang berada di dalam salah satu ruangan.

"bi iza... bi iza..." Terdengar suara yang memanggil

Bibi yang masih setengah sadar
dengan remang-remang bibi melihat sesosok wanita yang ia liat sebelum ia pingsan.

---"""---

SEPATU MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang