"bi hellen pulang"
Sampailah hellen di rumah, ia beranjak manaiki salahsatu anak tangga ke anak tangga lainnya, melempar tas ke atas kasur disusul tubuhnya yang sengaja terbanting
"cape banget hari ini" menghela napas panjang
"oh iya bi iza tadi ko gak keliatan ya"
Beranjak dari tempat tidur mencari dari ruangan satu ke ruangan lain.
"ah mungkin lagi beli bahan makanan di pasar" bicara dalam hati
Dari kejauhan ada seseorang yang berjubah yang menatap kerumah hellen sambil membawa kapak yang sudah berlumuran darah"
Ditengah malam hellen terbangun dari tidurnya ia mendengar suara ketukan sepatu diarah atas rumahnya yaitu loteng, hellen mengabaikan suara itu.
Keesokan harinya hellen sarapan dengan makanan yang sudah disiapkan di atas meja, hellen memanggil-manggil bi iza
"bi bi iza"
Suara rumah yang hening
"iya non" merintih kesakitan
Dalam hati hellen berkata
"ko bibi suaranya gt, apa bibi sakit?"
Jam berlalu begitu cepat dengan hellen yang terburu-buru menghabiskan sarapannya ia langsung bergegas pergi kesekolah
Matahari yang tadinya naik kini pelan-pelan menurun bell pulang berbunyi
Cik cik cik
Suara kunci yang berusaha membuka pintu rumah, hellen membuka pintu lalu ia di sambut dengan bercakan darah yang sudah ada berada di balik pintu, hellen yang ketakutan ia mencoba memberanikan diri untuk mengikuti kemana arah bercakan darah itu pergi.
Bercakan darah mengarah ke atas loteng hellen melihat tubuh seseorang yang sudah terbujur kaku tak bernyawa setalah ia melihat wajahnya ternyata seseorang yang sudah hellen anggap sebagai ibunya sudah lemas kaku di depannya, dan ia melihat sepatu merah pekat di dekatnya
"bibi...... " hellen menjerit dengan muka menahan rasa takut, sedih, kecewa, marah, semua tercampur dalam raut mukanya.
Di pemakaman hellen teringat dan menyalahkan sepatu merah itu sebagai alasan mengapa bi iza terbunuh.
Hellen terburu-buru pulang dan membawa sepatu merah itu ia hendak membakarnya. Tetapi dito muncul dari arah belakang mencegah hellen membakar sepatu itu
"buka dia hell yang menyebabkan kematian bi iza" dito bebicara
"lalu siapa lagi dit"
"gua lihat sepatu merah ini ada di dekat jenajah bibi gua"
"bukan dia hell, kalu lu mau tau ulurkan tangan lu"
Hellen mengulurkan tangannya kearah dito di susul hellen memejakamkan mata.
Masa lalu muncul terlihat seorang gadis yang yang sedang menangis, dengan tangan menggaruk-garuk di kedua kakinya sampai kaki itu di penuhi luka dan darah. Hellen tau anak itu merasakan stress yang mendalam.
Perempuan itu hanya memiliki adik satu-satunya
Kedua kaka beradik itu hendak pergi kesekolah, di tengah perjalan ikat sepatu yang dipakai perempuan itu terlepas, perempuan itu memperbaiki tali sepatu yang terlepas, tanpa di sadari adiknya yang masih kecil lari kearah jalan besar hendak menyebrang dengan perempuan yang masih fokus mengikat tali sepatunya
Terdengar suara orang menjerit perempuan itu melihat ke arah jeritan orang-orang,ia melihat adiknya tergeletak di tengah jalan dengan darah yang terus mengalir di tubuhnya.
Perempuan itu menjerit histeris
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPATU MERAH
KorkuHellen adalah anak yang peka terhadap hal di sekelilingnya termasuk makhluk yang tak kasat mata. Namun dirinya mulai merasa ada yang aneh pada usia 15 tahun, hellen selalu menemui hal yang janggal yang tak masuk dinallar manusia pada umumnya. ...