Sok Sibuk Kamu

636 60 0
                                    

"Weekend ini kamu free nggak?" Tanya Anjani sambil bukain salad buah yang dia bawa.

"Enggak. Aku ada janji sama pak Faris."

Oke, dia mulai cemberut.
"Emang mau ngajak kemana?"

Gue rasa emang udah lama banget sih nggak jalan sama ibu negara satu ini.

Ya gimana, kita sama-sama sibuk di kampus.

Sampai kontrakan juga biasanya sore atau kadang malah malem. Mau kemana-mana pasti udah males.

Jadi ya weekend lebih sering kita habiskan dengan tiduran di kamar sambil nonton film di laptop.

Sambil cuddling juga tentunya. Yah, You know lah.

"Mas Ganesh ngajak manjat padahal."

Bibirnya yang yang kali ini dipoles lipstik wardah itu semakin maju beberapa milimeter.

"Maaf yang. Tapi aku beneran udah ada janji sama pak Faris."

"Yaudah nanti aku kabarin mas Ganesh kalo kamu sibuk."

Badan gue yang tadi sepenuhnya menghadap ke laptop jadi sepenuhnya menghadap ke Anjani. Alarm siaga satu.

Panjat tebing itu hobi yang udah jadi salah satu passion kita berdua yang bahkan jadi awal mula perkenalan kita.

Gue dan anjani emang lebih suka kegiatan lapangan.

Definisi jalan menurut hubungan kita itu ya panjat tebing, hiking, dan kegiatan outdoor lainnya.

Biasanya pas weekend kalo waktu dan kondisi memungkinkan ya kita jalan.

Tapi memang hampir dua bulan terakhir ini kita (atau lebih tepatnya gue) bener-bener sibuk.

Dia natap gue dengan santai. " Aku nggak apa-apa beneran. Ke tebingnya nunggu kamu luang."

Ini yang bikin gue nggak pernah terpikir berpaling ke perempuan lain.

Anjani itu cewek paling ngalah sedunia. Paling ngerti kondisi gue.

Paling tau apa yang harus dilakukan untuk menghindari konfrontasi tanpa membuat gue merasa nggak dihargai.

Tik.. tok.. Tik.. tok.

Hening... Gue tau Anjani beneran nggak apa-apa, tapi gue tetep merasa bersalah.

"Minggu depan Rafting yuk." Bodo amat tiba-tiba terlintas aja di kepala gue.

"Aaaaaa sini peluk." Gue yang nggak siap nerima pelukan dia langsung ambruk rebahan di kasur ditindih beban tubuh Anjani yang emang nggak seberapa.

Dia ciumin wajah gue dari dahi, pelipis, pipi, hidung, sampe dagu.

"Ini nggak yang?" Tanya gue sambil nyentuh bibir gue.

"Males. Ntar lo sange. Laptop lo mangkrak deh."

"Astaga mulutnya."

"Ntar malem aja." Bisik dia yang diakhiri dengan kecupan di telinga gue.

Gue ngelirik ke arah jam dinding. Arrgghh masih jam dua siang!

***

Candu [Kaistal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang