Sudah dua jam gadis androgini itu hanya membaringkan dirinya disofa sebuah apartemen.
Kadang ia menyalakan televisi,atau memainkan game di ponsel pintar miliknya.
Rasa bosan sudah dari tadi melandanya.
Hal semacam ini sudah sangat sering terjadi.
Jika ditanya mengapa ia melakukan itu pasti ia hanya akan menjawab "karena ingin".
Setelah melihat jam di ponselnya, Jeongyeon memutuskan untuk segera memasak untuk makan malam.
Ia tak perlu meminta izin,toh sang pemilik apartemen juga sudah tak heran dengan kehadiran gadis tinggi itu.
Cukup lama berkutat dengan alat-alat dapur, akhirnya beberapa masakan sudah tersaji di meja makan.
Jeongyeon pun lekas melepas apron yang digunakannya lalu melangkah menghampiri sebuah kamar.
Ia memasuki kamar itu dan terlihatlah kekasihnya yang masih serius berpacaran dengan laptop dihadapan nya.
"Mina makan dulu,udah ku siapin" ucap Jeongyeon dengan lembut.
Nada bicara Jeongyeon akan sangat berubah jika berhadapan dengan Mina.
Ia akan berbicara lemah lembut, sangat berbanding terbalik ketika ia bersama dengan sahabat-sahabatnya.Mina pun berbalik dan mengangguk.
Ia kemudian meletakkan laptopnya lalu menyusul langkah Jeongyeon untuk ke meja makan.Semenjak menjalin hubungan dengan Jeongyeon sebulan lalu,jam makan Mina menjadi lebih teratur.
Pasalnya Jeongyeon tak akan berhenti mengoceh ketika tau bahwa kekasihnya itu belum makan.Dan juga sudah jarang mengonsumsi makanan cepat saji Karen Jeongyeon akan selalu datang ke apartemennya memastikan kekasihnya itu makan dan istirahat yang cukup.
Sehabis makan malam, mereka membersihkan secara bersama sama lalu Mina kembali kedalam kamarnya untuk melanjutkan kegiatannya tadi.
Sedangkan Jeongyeon kembali ke sofa lalu menonton televisi guna menghapus kebosanan nya.Saat jam sudah menunjukkan pukul 20:05, Jeongyeon melangkahkan kakinya guna berpamitan kepada kekasihnya.
Saat membuka pintu kamar,ia melihat Mina masih diposisikannya tadi,di kasur dengan laptop di pangkuannya.
"Mina aku pamit yah,jangan tidur terlalu larut" ucap Jeongyeon dengan lembut tak lupa dengan senyum khas miliknya.
Mina mengangkat pandangannya dari layar laptopnya dan memberikan atensinya kepada gadis jakung yang kini berdiri tak jauh darinya.
"Nginep aja, hujannya awet" ucap Mina lalu kembali melanjutkan kegiatannya.
Jeongyeon masih berdiri di tempatnya.ia seolah tak mengerti dengan maksud perkataan Mina.
Mina yang melihat Jeongyeon masih sama seperti tadi pun menghela nafas lalu berucap.
"Kamu nginep disini.lagipula udah larut,hujan juga"
Jeongyeon pun mengangguk,lalu melepas kembali jaket yang sudah melekat di tegapnya itu.
"Aku izin mau gunain kamar mandinya" ucap Jeongyeon yang mendapat tatapan tak suka dari Mina.
Pasalnya Mina sudah bosan mendengar kalimat izin yang selalu Jeongyeon lontarkan ketika hendak melakukan sesuatu,selain kegiatan di dapur.
Setelah selesai dengan kegiatannya dikamar mandi, Jeongyeon pun meraih jaketnya dan hendak keluar.
"Kemana?" Tanya Mina saat melihat gerak gerik Jeongyeon.
"Ke sofa"
Mina menghela nafas.
Ia sekarang mengerti dengan maksud dan tujuan gadis tinggi itu."Disini aja"
Ucap Mina."Lu tidur di kasur ini bareng gw" ucap Mina dengan penekanan agar gadis Yoo itu segera mengerti.
Jeongyeon pun menghampiri kasur queen size milik Mina dan membaringkan tubuhnya lalu meraih ponselnya guna membalas beberapa pesan dari sahabat serta bunda nya.
Tak lama,Mina meletakkan laptopnya lalu melangkah ke kamar mandi.
Jeongyeon hanya memperhatikan gerak-gerik kekasihnya itu seraya menenangkan dirinya.Pasalnya meskipun ia sudah menjadi kekasih dari gadis itu kurang lebih sebulan lalu,tapi ia sama sekali tak pernah menyentuh nya, jangankan menyentuh, berdekatan yang terlalu intens pun tak pernah.
Mina keluar dari kamar mandi dengan kondisi yang lebih segar.
Ia pun membaringkan dirinya di samping gadis berwajah androgini yang berstatus sebagai kekasihnya itu.Hanya kecanggungan yang menyelimuti, ditambah dengan suara gerimis yang seakan tak ingin berhenti hingga suara-suara itupun digantikan oleh suara nafas yang teratur menandakan kedua insan itu sudah sama-sama ke alam mimpi.
Jeongyeon yang terbangun saat dini hari mengangkat sedikit kepala nya guna melihat jam yang berada di atas nakas.
Jam masih menunjukkan pukul 01:16 dini hari.Karena rasa haus yang dialaminya, Jeongyeon pun bangkit secara perlahan agar tak mengusik seseorang disampingnya.
Ia kemudian ke dapur guna membasuh tenggorokannya.
Setelah itu ia pun kembali dan merebahkan dirinya dengan perlahan.
Jeongyeon tersenyum saat berhadapan dengan Mina yang sedang tertidur itu.
Wajahnya sangat polos yang membuat Jeongyeon tak berhenti tersenyum."Gak terasa yah,udah sebulan aja." Ucap Jeongyeon lirih.
Bohong jika Jeongyeon selalu optimis bisa mendapatkan Mina dalam kurun waktu tiga bulan sesuai perjanjiannya.
Tak jarang ia merasa kalah dan sudah sepatutnya menyerah saat melihat orang-orang yang berlomba untuk mencari perhatian gadisnya itu.Gadisnya?
Hmm nampaknya itu adalah hal yang terlalu sulit untuk sekedar diucapkan oleh Jeongyeon.
Salah satunya adalah sahabatnya sendiri,Son Chaeyeong.
Namun kembali lagi,ia terus mengingat prinsipnya yaitu tak akan menyerah sebelum tiga bulan itu tiba.
Jeongyeon hendak memperbaiki rambut yang menutupi sedikit wajah cantik Mina namun belum sempat menyentuhnya, Jeongyeon menghentikan niatnya itu hingga menyebabkan tangannya menggantung di udara.
Namun secara tiba-tiba Mina meraih tangan itu lalu meletakkannya di atas kepalanya.
"Gak usah segan sama gw" ucap Mina dengan suara serak serta mata yang masih tertutup.
Sebenarnya,Mina terusik saat Jeongyeon hendak keluar tadi namun ia tetap berpura-pura tertidur.
Jeongyeon pun mengusap kepala Mina dan menyebabkan sang empunya terlelap kembali dengan cepat.
Alarm berdering guna melaksanakan tugasnya untuk membangunkan sang pemilik yang masih berkelana di alam mimpi nya.
Karena merasa terusik,Mina pun menggeliat lalu meraih alaram itu untuk mematikannya.
Keningnya mengerut saat menyadari hanya ia sendiri di ruangan ini.
Dan elusan dikepalainya masih dapat ia rasakan dengan jelas.
Mina pun meraih ponselnya.
Ia tersenyum saat mendapati pesan dari seseorang yang membuatnya nyaman akhir-akhir ini.
Lebihnya satu dari sekian banyak orang yang berusaha mendekatinya.
Mina pun bertukar pesan singkat dengan seseorang diseberang sana."Sisa dua bulan lagi" gumam Mina lalu meletakkan ponselnya dan bersiap untuk mandi.
Saat hendak berangkat, pandangan Mina tak sengaja melihat seporsi sarapan yang terletak di meja makan.
Mina pun memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu lalu kemudian berangkat.
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
S Y A R A T
Teen FictionApakah sebuah hubungan yang tercipta hanya karena sebuah 'syarat' akan bertahan lama? Entahlah. . . END.