Kebiasaan setiap sekolah ketika hari Senin adalah melakukan upacara.
Begitupun dengan TDHS.para OSIS kini sibuk wara Wiri mempersiapkan segala sesuatu nya.
"Ji mau kemana?" Kalimat tanya itu berasal dari sang ketua OSIS.
Ia menatap heran wakilnya itu yang sedari tadi mondar-mandir seakan mencari seseorang tak lupa dengan dua sebuah dasi dan dua buah sabuk di tangannya."Mau kesana dulu" balas Jihyo cepat lalu melangkah terburu-buru ke tempat beberapa siswa berkumpul.
Mina terus memperhatikan gerak gerik sahabatnya itu hingga keningnya sedikit mengerut melihat apa yang Jihyo lakukan.
Tak dapat dipungkiri,bahwa Mina merasa sedikit tidak nyaman saat melihat pemandangan itu.
Terlihat seseorang bertubuh tinggi sedang membungkuk agar dapat dengan mudah dipasangkan dasi oleh Jihyo.
Sedangkan gadis tinggi disampingnya sedang serius memasang sabuk yang sepertinya dibawa oleh Jihyo tadi.Setelah memasangkan dasi,Jihyo pun menyerahkan sebuah sabuk kepada Jeongyeon dengan tidak santai.
"Nih pake sendiri" ucap Jihyo seraya mendorong sabuk itu ke dada Jeongyeon.
"Kasar banget.
Tzuyu gak betah sama lu pasti" ucap Jeongyeon seraya mulai memakai sabuk pemberian Jihyo."Tau apa lu" ucap Jihyo ketus dan memukul bahu tegap Jeongyeon lalu berjalan menjauh dari sana.
Mina masih saja merenggut meskipun kini Jihyo sudah tak berada disana.
Mina menggeram kesal saat merasa terganggu dengan tingkah Sana yang duduk di sampingnya.
Mina pun memberikan atensinya pada gadis periang itu namun Sana dengan cepat menunjuk ke arah pintu sekarang memberikan sebuah kode kepadanya.
Raut wajah kesal miliknya tiba-tiba hilang dan digantikan dengan senyum tipis saat melihat seseorang yang menunggunya diluar kelas.
Mina pun dengan segera bangkit dari duduknya dan menghampiri seseorang yang sedari tadi memperlihatkan senyum memukau nya.
Setelah berbincang beberapa saat, seseorang tadi pun telah kembali ke kelasnya dan Mina kembali ke tempat duduknya.
Mina yang merasa diperhatikan pun mengedarkan pandangannya dan benar saja.
Ia langsung bertatapan dengan netra bulat milik Jihyo."Mina,gak seharusnya lu kayak gitu" ucap Jihyo dengan suara yang dibuat selirih mungkin.
Mina sudah menduganya.
Yah,Jihyo telah mengetahui apa yang terjadi di antara Jeongyeon dan Mina.
Itu semua bermula ketika Jeongyeon dengan santai memasuki apartemen Mina tanpa mengetahui bahwa ada Jihyo yang sedang mendiskusikan tugas bersama Mina di sofa ruang tamu.
Flashback
Jeongyeon masuk ke apartemen Mina seperti biasa,tak lupa dengan sebuah plastik di tangannya yang berisi beberapa minuman serta cemilan.
Jeongyeon berjalan dengan santai dan tak melihat seseorang yang kini menganga melihat tingkah nya itu.
Jeongyeon tiba-tiba berbalik dan tersentak kaget saat melihat tak hanya ada Mina disofa melainkan berdua bersama Jihyo.
Jeongyeon pun meringis.
"Lu ngapain disini?" Tanya Jeongyeon setelah menormalkan kembali ekspresi wajah nya.
Jihyo pun hanya menunjukkan tumpukan buku serta dua buah laptop di atas meja.
"Nah,lu ngapain" tanya Jihyo dengan selidik.
"Gak ngapa-ngapain"ucap Jeongyeon lalu ngacir ke dapur.
Mau tak mau Mina pun menjelaskan semua kepada Jihyo.
Flashback end
"Lu gak tau apa-apa Ji. Jadi diem aja"ucap Mina lalu memperbaiki posisi duduknya.
"Mina lu nganggep gw gak tau apa-apa,tapi sebenarnya gw tau lebih dari apa yang Lo kira bahkan gw tau apa yang gak lu ketahui" ucap Jihyo dengan sedikit nada mengintimidasi.
Mina jengah, pasalnya Jihyo terus-menerus mengatakan hal yang sama semenjak kemarin.
Mina membalikkan badannya dan berhadapan langsung dengan Jihyo yang menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi tak lupa dengan tangan terlipat seakan begitu menanti respon apa yang akan diberikan oleh seseorang didepannya ini.
"Lu mau dia? Ambil Ji.
Lagian hal itu cuma terjadi karena perjanjian sialan itu"
Ucap Mina dengan nada meninggi yang berhasil mengambil atensi beberapa siswa disekitarnya.Ekspresi Jihyo seketika berubah.
Ia tak sangat tak terima dengan perkataan Mina yang seolah-olah menganggap seseorang yang mereka bahas adalah sebuah barang yang tak berguna."Jadi lu gak nganggep dia sama sekali Min?
Astaga gak nyangka ternyata salah satu sahabat gw punya tingkah laku rendah"
Ucap Jihyo tersenyum remeh meskipun ia sudah mati-matian menahan amarahnya dalam dirinya."Hhhhh.
Lu kenapa sih Ji?
Gak biasanya lu ngurusin hidup orang sampai segini nya.
Dan gw udah bilang yah kalau lu mau silahkan gw gak keberatan sama sekali"Seperti dugaan, perkataan Mina kembali membuat amarah Jihyo tersulut.
Jihyo menggebrak meja dengan keras dan membuat semua siswa dikelas itu bergidik ngeri.
"Lu salah.
Gw udah punya Tzuyu sekarang bahkan sebelum-sebelumnya.
Gw bilang gini sebagai sahabat lu sekaligus orang terdekat darinya.
Gw gak mau lu bertingkah bodoh sekarang.
Dan satu lagi, perkataan lu tadi seolah-olah menganggap dia adalah barang yang sudah tak berguna lagi.""Gw sangat menyayangkan kalimat rendah itu bisa keluar dari mulut cantik mu" ucap Jihyo dengan nada rendah yang menandakan ia benar-benar merasa kesal sekarang.
Tanpa menunggu respon dari Mina,Jihyo langsung berdiri dari duduknya dan menepuk pelan bahu sahabatnya itu kemudian melangkah keluar.
Mina hanya bisa terdiam seraya meletakkan kepalanya di lipatan tangannya.
Ia juga merasa perkataannya tadi begitu kelewatan.
Untung saja ia tak mengatakan itu dihadapan
'kekasihnya' langsung.Para siswa yang berada di kelas itupun tak ada yang berani bersuara atau melerai perdebatan kedua sahabatnya itu.
Bahkan Nayeon,Sana dan Momo yang notabenenya adalah sahabat keduanya tak berani melakukan itu.
"Nay emang lu ulang tahun hari ini" ucap Sana berbisik pada gadis kelinci disampingnya.
"Gak tuh.emang apa hubungannya" balas Nayeon dengan berbisik juga.
"Kali aja lu ultah terus mereka mau ngeprank"balas Sana lagi.
Berbeda dengan Nayeon dan Sana yang masih terus berbisik,Momo justru melangkah pelan menghampiri meja di samping Mina.
Bukan tanpa alasan,ia hanya ingin mengambil sebuah coki-coki yang ia tinggalkan tadi.TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
S Y A R A T
Fiksi RemajaApakah sebuah hubungan yang tercipta hanya karena sebuah 'syarat' akan bertahan lama? Entahlah. . . END.