Kendaraan roda dua itu berhenti dan Mina menyadari bahwa Jeongyeon mengantarkannya pulang.
"Apakah sebegitu kecewanya Jeongyeon hingga ia mengusir ku meskipun dengan cara halus"
Mina tiba-tiba mengaduh saat merasakan sakit di kakinya.
Ia nampaknya melamun saat turun dari motor dan menyebabkan kaki kirinya terkilir.Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Jeongyeon langsung menggendong Mina dan membawanya masuk.
Setelah mendudukkan Mina dikasur, Jeongyeon kemudian melepas sepatu serta memeriksa kaki Mina.
Jeongyeon segera mengompres serta memasang perban untuk mencegah banyaknya pergerakan.
Ia cukup mengerti dengan hal macam ini karena di sekolah menengah pertama dulu Jeongyeon sempat mengikuti ekskul Pramuka.
Ketika Jeongyeon membalut kaki Mina dengan perban,sang empunya hanya diam seraya memikirkan bagaimana kira-kira cara membuka obrolan.
'baru kali ini gw nyesel jadi orang yang irit ngomong' batin Mina.
"Je!"
Jeongyeon menghentikan gerak tangannya yang sedang sibuk memasukkan kembali alat P3K kedalam kotak.
Tak mendengar kelanjutan, Jeongyeon pun mengangkat kepalanya dan melihat Mina yang menunduk seraya memainkan jari-jarinya.
Sangat jelas bahwa gadis di hadapannya ini sedang gugup.
"Kenapa?"
Mina sedikit terkejut saat mendengar nada bicara Jeongyeon yang lembut,tak seperti beberapa hari belakangan ini.
Mina mendongak dan mendapati Jeongyeon menatapnya dengan tatapan teduh.
Dengan segera ia kembali menundukkan kepalanya seperti sebelum-sebelumnya."M-maafin gw"
"Ini bukan kesalahan lu kok.
Gw aja yang terlalu berharap.
Udah,gak usah lu pikirin" Jeongyeon segera melangkah.Namun lebih dulu Mina meraih tangannya."Gw mau lu seperti dulu lagi.
Maaf gw egois,tapi gw benar-benar mau lu jadi milik gw Je".Jeongyeon melepaskan pegangan Mina pada tangannya.
"Sekali lagi gw pertegas ya,lu gak salah disini.
Dan untuk tawaran lu,gw gak nolak.
Cuma belum nerima aja.
Gw juga butuh waktu buat kembali seperti dulu, karena untuk wujudkan kemauan lu itu bukan hal mudah lagi bagi gw".Setelah mengatakan itu, Jeongyeon meraih jaketnya yang berada di sandaran kursi lalu melangkah keluar meninggalkan Mina yang menunduk untuk menyembunyikan air matanya.
Mina dengan cepat menghapus air matanya saat mendengar pintu kamarnya dibuka dengan tak santai.
Ia kemudian memberikan tatapan bertanya kepada seseorang yang kini berdiri dihadapannya dengan nafas tersengal-sengal.
"Hufff teman-teman lu ada huff di depan"
Ucap Jeongyeon seraya mengatur nafasnya.Berbeda dengan Jeongyeon,Mina justru bersikap tenang.
Sangat berbeda dengan beberapa waktu lalu.Keduanya akan kelimpungan apabila ada teman-teman Mina yang berkunjung.
Kadang Jeongyeon bersembunyi di kamar mandi hingga berjam-jam hanya agar hubungan mereka tak diketahui siapapun.
"Bisa bantu gw keluar gak?"
"Hah?,gw kan mau ngumpet?"
"Gak usah.
Lu bantuin gw aja,kaki gw sakit banget"
Ucap Mina dengan sedikit drama.Jeongyeon pun berdiri membelakangi Mina setelah memberinya isyarat untuk naik ke punggung tegap nya.
Sahabat-sahabat Mina dibuat kesal pasalnya sang empunya sangat lama membukakan pintu.
Namun seketika mereka semua terlonjak kaget saat melihat Mina yang berada di gendongan seseorang.
"Je,lu ngapain disini?"
Bukan bertanya mengenai kondisi sahabatnya,mereka justru mempertanyakan hal lain."Lu semua gak liat kaki gw?
Sahabat lu sebenarnya yang mana sih" gerutu Mina saat semua sahabatnya seakan tak merasakan keberadaannya.Mereka nyengir lalu masuk tanpa menunggu dipersilahkan oleh tuan rumah.
'mandiri sekali bukan'.
Setelah semuanya duduk,Sana kembali mengulangi perbuatannya yang diajukan oleh Nayeon tadi.
Jeongyeon bergerak gelisah saat semua orang yang berada di sana menunggu jawabannya.
"Emang salah ya, Jeongyeon nemenin pacarnya yang lagi sakit?" Tanya Mina santai.
"Hah?!?!?"
Semua dibuat tercengang dengan pengakuan Mina,bahkan Momo yang sedari tadi terkesan tak peduli pun meletakkan kembali minuman kaleng yang hendak ia teguk lalu memberikan atensinya pada Mina.
Sedangkan Jeongyeon terus memandang Mina seolah mengatakan "kapan gw jadi pacar lu?"
"Beneran Je?"
Tanya Momo heboh.Jeongyeon hanya menggaruk tengkuknya.pasalnya ia tak tau jawaban apa yang harus ia ucapkan.
Iapun lalu mengangguk pelan.
Mina yang melihat itupun langsung memasang senyum kemenangannya.
"Gw udah feeling sih,ya kan Ji?"
Ucap Nayeon."Lu salah bilang itu ke gw Nay.
Gw udah tau dari dulu,mereka bahkan ngaku ke gw"
Ucap Jihyo dengan gummy smile nya."I-itu gak disengaja ya guys, beneran deh" ucap Mina saat menyadari tatapan tak santai dari Momo,Sana dan juga Nayeon.
Sedangkan Jeongyeon sedari tadi hanya menjadi pendengar setia keributan para gadis-gadis dihadapannya.
'rasa ingin menghilang dari bumi'
END.
udah bukan TBC lagi yah.
Makasih yang udah baca,vote dan komennya yang selalu ngebuat author ngakak.Sampai jumpa di lapak berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
S Y A R A T
Novela JuvenilApakah sebuah hubungan yang tercipta hanya karena sebuah 'syarat' akan bertahan lama? Entahlah. . . END.