DS |06 •Safaah Almadrasa•

18.7K 2.3K 90
                                    

"Menikahlah dengan saya!" ucap Khadafi membuat seisi ruangan membulatkan matanya, entah apa yang merasuki diri Khadafi sampai mengeluarkan kalimat tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menikahlah dengan saya!" ucap Khadafi membuat seisi ruangan membulatkan matanya, entah apa yang merasuki diri Khadafi sampai mengeluarkan kalimat tersebut.

"A—anu gi—gimana gimana?"

"Menikah dengan saya, jadi istri saya dan hidup menua bersama saya," ucapnya masih dengan wajah datarnya.

Xaula menatap sinis sekaligus aneh pada Khadafi, lalu gadis itu berniat untuk menempelkan telapak tangannya pada dahi Khadafi, namun lelaki itu langsung menghindar.

"Jangan sentuh saya. Kita bukan mahram, saya serius melamar kamu, Robia," serunya membuat Xaula bergidik ngeri.

"Dia siapa sih, Yut?" Tanya Xaula pada Yuta dari depan.

"Guru agama baru."

"Pak, mending pulang deh, bapak kayaknya sakit nih ngomongnya ngawur," cibir Xaula langsung duduk di bangkunya.

Gadis itu duduk di bangku paling belakang seorang diri, tidak memiliki teman sebangku karena semuanya takut duduk di samping Xaula yang notabane terkenal ketua gengster. Mereka takut salah sedikit langsung ditebas oleh Xaula. Padahal aslinya Xaula and the geng tidak sekejam itu, tapi karena pemikiran mereka tentang Xaula itu selalu menjorok ke dalam hal negatif, maka dari itu semuanya menjaga jarak dengan Xaula.

"Stress tuh guru, gue baru datang masih ngos-ngeosan abis ke gep guru manjat tembok belakang malah diajak nikah sama dia," cibirnya terdengan di telinga Yuta.

"Pelet lo kuat bangel, La," sahut Yuta.

"Mbahmu kuat."

"Wess, mbah gue udah koit, jadi gak kuat lagi."

"Astagfirullah Yuta, istigfar lo, mbah koit bukannya di doain malah dibercandain."

"Hehe, canda elah,"

"Madep depan sana, gue mau belajar jangan ganggu!" kesal Xaula mendorong Yuta untuk menghadap kedepan.

"Dih, pelajaran agama doang lu merhatiin, giliran yang lain langsung tidur," cibir Yuta.

"Ya, gue merhatiin karena agama gue minus, dodol!" kata Xaula menoyor kepala Yuta.

"Monyet, galak banget jadi cewe!"

"Bodo wlee," balas Xaula dengan menjulurkan lidahnya.

Khadafi mendengar keributan di bangku paling belakang, tepat di bangku Xaula. Dirinya yang sedang menulis sebuah ayat Al Qur'an langsung mengelurkan suara.

"Ekhm ... di mohon yang telat jangan membuat kegaduhan di kelas," ucap Khadafi mengundang tawaan dari Yuta.

"Hahaha kenotice guru baru juga 'kan lo," goda Yuta. Xaula hanya menatap sinis padanya dan kembali lanjut belajar.

Tepat jam istirahat Khadafi sudah duduk manis di kantin, dirinya masih melamun perihal kejadian tadi pagi saat dengan santainya dia melamar seorang murid di depan kelas.

DISKUSI SEMESTA [TERBIT DI SNOWBALL PUBLISHING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang