DS | 07 •Tenggelam Dalam Kesedihan•

18.6K 2.3K 192
                                    

.

Hari ini adalah hari Minggu, lelaki itu sedang berjalan santai di tepi jalan, hanya terpaan angin sepoy-sepoy berjalan menemani dirinya pada pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari Minggu, lelaki itu sedang berjalan santai di tepi jalan, hanya terpaan angin sepoy-sepoy berjalan menemani dirinya pada pagi ini. Khadafi melihat tikus mati ditengah jalan, tanpa berpikir panjang lelaki itu menghampiri tikus yang sudah mati di lindas sebuah kendaraan.

"Innalillahi wa innalillahi raji'un," gumam Khadafi dalam hatinya.

Dia segera mengambil tikus tersebut tanpa rasa jijik dan membuangnya di tempat sampah. Bahkan hal yang sering orang-orang sepelekan, Khadafi tetap menghargainya. Bagiamanapun tikus itu adalah makhluk hidup, Khadafi tidak bisa membiarkan begitu saja.

Setelah selesai membersihkah bangkai tikus di jalan, Khadafi kembali berjalan dengan bershalawat sepanjang langkahnya. Setiap ada suatu hal yang ia lihat dan belum ia miliki, Khadafi akan bershalawat.

"Maa Syaa Allah lucu sekali anak kecil itu, Allahumma shalli Ala Sayyidina Muhammad," ucapnya saat melihat anak kecil yang sedang bermain sepeda.

Apa? Khadafi bershalawat melihat anak kecil? dunianya sudah tidak baik-baik saja sekarang, langka sekali Khadafi menginginkan sesuatu hal yang berbau tentang pernikahan apalagi menginginkan anak kecil.

"Ya Allah Ya Tuhanku, engkau maha besar, maha segalanya, pagi ini hamba ingin meminta kepadamu seorang wanita yang selalu saya agungkan namanya setiap doa hamba, izinkan saya menua bersamanya selayaknya suami dan istri, engkau maha pendengar Ya Allah, kabulkanlah doa hamba ini. aamiin."

Ngung ... Brak!

Saat hendak menyeberangi jalan, tiba-tiba sebuah motor berjalan cepat tepat dihadapannya, namun siapa sangka takdir Allah yang membuatnya terjatuh tepat di dalam penglihatan Khadafi.

"Astagfirullahaladzim." Khadafi langsung menghampiri pengendara tersebut.

"Kamu nggak apa-apa? Ada yang terluka? berdarah nggak? saya antar ke rumah sakit ya?" kata Khadafi membantu mengangkat motor pengendara itu.

"Nggak ada yang luka kok, santai aja," sahut pengendara tersebut dengan santainya.

Khadafi mengenali suara itu, tanpa aba-aba dia melepas paksa helm pengendara itu.

"Robia."

"Ustad stress?"

Keduanya terkejut melihat satu sama lain, karenanya Xaula baru paham melihat Khadafi saat membuka helmnya.

"Ikut saya ke rumah," ucap Khadafi menarik Xaula agar ikut dengannya.

"Apaan sih, gue mau pulang!"

"Robia, kita obati luka kamu dulu baru pulang."

Xaula menghempaskan tarikan tangan Khadafi, gadis itu berdecak pada lelaki ini, "Kenapa sih, lo selalu ikut campur sama masalah gue! lo cuma guru gue di sekolah, kalau udah diluar sekolah lo bukan siapa-siapa gue!" titahnya kembali naik ke atas motor.

DISKUSI SEMESTA [TERBIT DI SNOWBALL PUBLISHING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang