Hari demi hari Sunghoon lewati dengan latihan dan latihan. Hampir satu tahun ia berlatih seperti ini, dan sang guru bilang bahwa ia akan mulai belajar menggunakan pedang. Hampir satu tahun latihan dan hampir satu tahun pula Jungwon tertidur, Sunghoon sempat khawatir namun juga lega, setidaknya Jungwon-nya masih hidup.
Sunghoon mengulangi latihannya hari ini, berlari dari atas gunung hingga perkotaan, dia memulainya sejak fajar dan tiba saat matahari tepat berada di atas. Sekarang ia melewati hutan yang kurang akan oksigen dan penuh ringtangan, hanya perlu 2 jam melewatinya bagi Sunghoon. Dan yang terakhir bernafas di air. Mulai pukul 3 sore hingga pukul 5, sangat mustahil namun itu nyata. 2 jam Sunghoon menahan nafasnya dalam air yang deras.
“Sudah selesai?,” tanya guru pada Sunghoon.
“Ahh, iya sudah maaf membuat guru menunggu.” Jawab Sunghoon sembari membungkukkan badannya hormat.
“Tidak apa, ngomong ngomong. Jangan panggil aku guru panggil saja Paman ya. Kau juga belum mengetahui namaku kan? namaku Choi Yeonjun.”
“B-baiklah paman Choi?,”
“Panggil Yeonjun saja.”
“Baiklah!,”
“Ayo kita mulai.”
Sunghoon terkesiap, ia memandang pedang khusus untuk menebas iblis itu, mengkilat dan sangat tajam. Namun ada yang membuatnya lebih terkejut. Gurunya—tidak paman Yeonjun melepaskan topengnya. Sangat tampan dan kelihatan muda.
“Aku memang masih muda. Umurku masih 23 tahun.”
“Hah?,”
“Sudah, bukan waktunya terkejut.”
Sunghoon segera sadar dari lamunan kekagumannya, ia mengangkat pedangnya dan hendak menebas kepala boneka di depannya. Namun tertunda karena Yeonjun memanggilnya.
“Bagaimana bisa kau menebas leher iblis kalau caramu memegang pedang seperti itu?!,”
“Maaf, aku belum pernah menggunakan pedang.”
“Ikuti arahanku. Satu tangan di ujung pegangan, tangan lainnya di pangkal pegangan. Nah seperti itu. Sebelum menebas leher iblis, sebaiknya kau belajar mengayunkan pedang terlebih dahulu.”
Sunghoon mulai mengikuti intruksi yang diberikan. Ia berhasil memegang pedang tersebut dengan benar. Ah iya, tahukah kalian, pedang ini benar benar ringan, kata ayahnya pedang itu cukup berat. Tapi ini ringan, apa karena ini pedang khusus? sepertinya begitu.
Satu ayunan, dua ayunan, tiga ayunan, hingga seribu ayunan Sunghoon mengayunkan pedangnya.
“Masih buruk, ulangi.” Kata Yeonjun.
“HAH.”
“Apa? ingin protes?,”
"Tidak, baiklah."
Sebenarnya lelah, namun ia bisa apa. Lebih baik mengulanginya hingga dia bisa melakukannya dengan sempurna.
Matahari mulai tergantikan dengan cahaya bulan. Dan Sunghoon pun menyudahi latihan hari ini. Helaan nafas terdengar dari bilah bibir Sunghoon. Lelah. Tapi bagaimanapun dia harus menghadapi pilihannya kan.
"Sudah? kemarilah, makan dulu."
"Baik."
Beruntung gurunya masih memberinya makan, ia kira gurunya akan menyuruhnya mencari makan sendiri. Semakin lama paman Yeonjun terlihat seperti sosok ayahnya. Ahh ia rindu sekali dengan ayah dan ibunya.
'Apa kabar mereka?'
'Mereka baik baik saja?,'
'Desa masih aman kan?,'
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelic Demon ; SungWon
Action"Nggak ada cara lain, lo harus bunuh gua!" "Nggak, gaada racun yang gabisa di lemahkan di dunia ini." "Kita ketemu di kehidupan selanjutnya ya? kehidupan yang lebih aman dan damai." "Promise me, we can meet again?" ! Warning . bxb . 18+ (blood, figh...