Plaese don't hurt us

519 108 5
                                    

Mereka berlari sekencang mungkin. Heeseung di bantu oleh Jungwon untuk mempercepat langkahnya. Semua orang panik bukan main, entah kemana mereka berlari, mereka seakan tidak memiliki arah. Rencana yang mereka tulis di kertas tersebut seakan menguap begitu saja, yang terpenting sekarang hanyalah lari sekencang mungkin dan jangan melihat ke belakang.

Dua pria di belakang mereka tersenyum bahkan terkekeh kecil seraya mengejar mereka. Langkah mereka yang begitu cepat hampir saja menyamai langkah mereka jika saja Ni-Ki tidak berhenti sejenak untuk kembali menopang tubuh Heeseung. Walau lelaki itu menolak kembali namun sama sekali tidak di respon oleh Ni-Ki maupun yang lainnya.

Matahari mulai menenggelamkan dirinya dibalik pepohonan lebat. Beberapa dari mereka mulai mengeluarkan ponsel mereka dan menggunakan nya sebagai penerangan. Tidak ada waktu untuk menghubungi siapapun, mereka tidak bisa hilang fokus, pikiran mereka harus tetap di sini.

Begitupun dengan Sunoo. Ia sedikit menyesal karena dulu sempat tidak sengaja menghapus nomor Yeonjun, padahal jika ia masih menyimpannya ia bisa dengan mudah meminta bantuan.

Semuanya baik-baik saja sebelum suara tembakan terdengar tepat di belakang mereka. Pria itu melontarkan sebuah peluru sekitar delapan puluh lima drajat hingga berhasil mengenai sebuah pohon tinggi.

DOOR!!!

"Kalian ini sangat membosankan.." Ujar salah satunya seraya berhenti di tempat. Matanya terus menelisik ketujuhnya sedangkan satu lainnya terus mengejar tanpa henti.

"Sunoo-ya!! Cepat hubungi kakakmu! Minta tolong padanya!" Ujar Heeseung dengan nafas yang memburu.

Sunoo mengangguk lalu langsung mencari kontak kakaknya, sebelum menghubunginya ia pastikan ia memberikan lokasi terkini pada kakaknya agar tidak ada terlalu banyak pembicaraan. Setelahnya barulah ia menaruh ponselnya di telinganya. Air matanya mulai berjatuhan, kakinya seperti terluka, dedaunan setinggi lutut itu membuat Sunoo semakin khawatir adanya seekor hewan berbahaya. Untungnya, tak lama setelahnya Soobin mengangkat panggilan walau diawali dengan bentakkan seperti sebelumnya.

"Hyung!! Ini aku, aku mohon... Tolong kami!" Ucap Sunoo seraya menangis penuh permohonan. Ia berharap kali ini Soobin mempercayai keberadaannya.

"Aku masih hidup hyung!! Tolong percaya padaku!! Aku masih di sini, aku mohon.. Hubungi Yeonjun Hyung dan minta dia untuk datang ke alamat yang ku berikan!"

DORRR!!!

Sunoo membeku di tempat setelah mendengar suara tembakkan yang tepat berasal dari samping kanannya. Dan benar saja, sebuah pohon yang berada di depannya menjadi sasaran peluru tersebut. Jake menarik Sunoo paksa tidak peduli dengan apa yang ada di bawah kakinya saat ini.

"Hyung kau dengar?!! Tolong kami!!" Teriak Sunoo pada orang di sebelah sana.

Tentunya itu tidak membuat Soobin diam begitu saja. Ia langsung pergi ke kantor polisi sekarang juga untuk menemui Yeonjun untuk menanyakan hal ini. Dalam hatinya ia sungguh berharap adiknya baik-baik saja.

Disana Yeonjun sendiri terlihat sedang bergegas pergi ke dalam mobilnya. Dengan cepat Soobin menahannya dan memintanya untuk ikut bersamanya.

"Baguslah aku akan pergi ke sana. Kau tungg—"

"Mana bisa! Dia adikku!!"

Jay menarik Ni-Ki ke sebuah tembok setinggi dua setengah meter dan sepanjang dua meter, diikuti yang lainnya mereka sama-sama berusaha untuk tidak membuat suara sekecil mungkin. Mata mereka terus menelisik kanan dan kiri mereka, mencoba untuk menahan teriakan bahkan tangisan yang tentunya membuat mata serta tenggorokan mereka terasa panas, jantung mereka berdegup kencang, bibir mereka mulai terasa kering, keringat dingin membasahi kening mereka, kaki mereka seakan sudah tidak kuat menahan tubuh mereka.

Circle of EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang