Kisah tentang seorang lelaki dingin yang memiliki senyum seindah senja, yang menggurat busur indah di matanya bak pelangi yang memancarkan warna warni sehabis hujan. Laki-laki itu berjumpa dengan seorang asing yang kelak mengubah hidupnya. kisah yan...
Perjalanan menuju tempat pertemuan dengan teman-teman Chenle memang tidak terlalu jauh dari Apartemen kami, tapi karena keadaan jalan sedang macet, maka kami sedikit terlambat. Bahkan sempat Chenle mendapat telpon dari salah satu temannya yang sudah sampai di sana untuk menanyakan keberadaannya. Namun, tak lama waktu berselang, kami sampai di tempat tujuan.
Ketika sampai, aku keluar dari mobil dan merapikan bajuku sambil mengenakkan tas selempang ke pundakku. Terpantul di mobil Chenle yang mengkilap, bayanganku yang memakai off Shoulder top black and white dipadukan dengan black high jeans dan beralaskan white sneakers yang baru saja dibelikan oleh Chenle siang tadi. Dari yang ku dengar, ini adalah gaya yang sedang trand di Korea.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aneh ga penampilanku?" Tanyaku pada Chenle yang baru saja keluar dari mobil.
"Ga aneh kok, cantik." Jawabnya singkat.
"Ga akan ganggu kan ya, kalau aku ikut?" Tanyaku meyakinkan.
"Ya ga masalah dong, malah pasti pada seneng ketemu kamu." Jawabnya dengan senyum.
Chenle pun melangkah masuk ke dalam cafe dan aku mengikutinya dari belakang. Terlihat dari kejauhan sekelompok orang yang sedang berbincang begitu ramai, dan salah satu dari mereka melambaikan tangan yang dibalas oleh Chenle.
(Percakapan yang di Bold adalah percakapan dengan menggunakan bahasa Korea)
"Hai, maaf ya gue telat." Ucap Chenle pada teman-temannya itu sambil menjabat tangan mereka satu persatu.
Aku yang mengikuti Chenle di belakang hanya menyapa mereka dengan sedikit membungkukan badan dan memasang senyum. Kemudian duduk di bangku yang disiapkan oleh Chenle tepat disebelahnya untuk aku duduki.
"Santailah, belom lama juga kok kita di sini. Eh, siapa ni yang ikut? Pacar lu ya?" Tanya seorang dari mereka, yang di awal tadi melambaikan tangan pada Chenle. Ia memiliki kulit yang sedikit lebih gelap dari yang lain.
"Adek lu apa ya? Mirip banget!" Yang seorang lagi menimpali.
"Bukan pacar, bukan Adek, tapi kalau lu macem-macem sama dia, abislah pokoknya lu sama gue!" Jawab Chenle sambil menarik satu sudut bibirnya.
"Ampun boskuu, ga berani kok."
"Yoo Man, seenggaknya kan bisa dikenalin kan ya." Satu lagi dari mereka menimpali.
"Dia ga bisa bahasa Korea ya, tanya aja pake bahasa Mandarin atau Inggris." Jelas Chenle pada mereka.
"Yah, cuma Renjun dan Mark doang dong yang bisa ngobrol sama dia, gue sama Jisung mana bisa."
"Baguslah jadi gabisa lu gombalin." Balas Renjun.
"Inget Hyuk, dia yang di sana, seorang gadis yang bertahun-tahun lu kejar." Jawab Chenle, dan disusul tawa yang lain.