The Fact

64 7 0
                                    

Don't forget to votment, thank you!

-------

Enaknya menikmati waktu cuti dengan tenang. Sendiri ditemani banyak cemilan. Sembari menonton video gamer, benar-benar me time favoritnya. Tapi, ketenangan yang Winter rasakan berhenti sampai di sini. Ada yang mengetuk pintu kamarnya. Winter berjalan gontai dan membuka pintu. Dengan tidak sopan, kelima remaja memasuki kamar Winter. Menyapa pun tidak mereka lakukan. Winter menatap kelimanya, dengan tatapan lelah.

"So, Winter, info baru untukmu. Setiap malam Minggu, kita berenam akan berkumpul di salah satu kamar, dan malam ini giliran kamarmu." Jelas Giselle diangguki yang lain.

"Fine, but don't mess up."

Winter menutup pintu dan kembali menonton video gamer. Awal yang tenang, hingga mereka membuat jokes-jokes random. Lumayan berisik, Winter tak bisa fokus menonton sekarang. Headset yang ia pesan juga belum sampai.

"Ayo gabung." Ajak Jake, ia menepuk pundak Winter dua kali.

Mau tak mau, ia ikut bergabung. Suasana ini tak biasa baginya. Winter anak yang pendiam, saat SMP ia kenal dengan banyak teman namun tak akrab. Sering menghabiskan waktu istirahatnya untuk membaca novel. Winter juga susah untuk percaya pada orang sekarang. Dan untuk saat ini, ia belum sepenuhnya percaya dengan kelima temannya.

"Kalian payah, masa dua kelompok lain yang kemarin ga di tolong?"

"Hei Kak, kami terlalu fokus untuk menolongmu."

"Yah, sebagai gantinya, gua traktir dah tu si Raya ama yang lain." Ucap Jake.

"Polisi menemukan mereka di dalam pohon yang besar, untung tidak ada yang te- hmmppph." Sunghoon membekap mulut Ningning.

"Sudah-sudah, jangan bahas kasus kemarin lagi. Pikirkan kasus yang akan datang besok, waktu cuti tinggal 1 Minggu lagi." Ujar Jay.

"Umm, boleh tanya?"

Semua pandangan tertuju padanya. Giselle dan Ningning menepuk, ah ralat, menabok punggung Winter cukup keras.

"Uhuk, uhukk."

"Lu waras kan, Win?" Tanya Giselle.

"Boleh lah Kak. Gausah izin dulu, langsung tanya aja." Timpal Ningning.

"Umm, S Company memang ngasih misi yang extreme, apa pernah ada korban?"

Semua terdiam. Winter yakin ada fakta yang disembunyikan S Company. Tampak Sunghoon menyikut Jake.

"Besok hari Minggu, kan? Nah, Kak Win ikut Kak Jake ya?" Tawar Sunghoon.

"Ke?"

"Ikut aja."

-----

Rok hitam selutut dan kaos putih diselimuti cardigan biru langit. Serta rambut pendek yang diikat. Perfect. Sesuai perjanjian, ia akan pergi ke suatu tempat bersama Jake. Tak ada maksud lain, hanya saja tempat itu adalah penjelasan lebih rinci mengenai jawaban dari pertanyaan Winter semalam. Sepertinya Jake sudah datang.

"Sudah siap?"

Winter hanya mengangguk. Sepanjang perjalanan tak ada sepatah kata pun yang keluar. Canggung, mungkin saja mereka belum bisa melupakan kejadian di awal pertemuan. Sebenarnya Jake sudah minta maaf dengan perbuatan. Terlalu gengsi mengucapkannya.

"Ekhem, lu betah di sini?" Jake memulai pembicaraan.

"Belum terlalu."

"Anu, gua minta maaf."

ShootersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang