Don't forget to votment and play the music!
Enjoy!
------
Keempat tim tengah pergi menuju Arcala Forest. Mereka menggunakan 2 mobil untuk sampai kesana. Giselle, ia merasa ada hal buruk yang akan terjadi. Hatinya tidak tenang. Ingin sekali ia mengeluarkan isi pikirannya itu pada Winter yang kebetulan satu mobil dengannya. Tapi, Giselle mengurungkan niat.
Arcala Forest, hutan yang gelap, angker, banyak hewan buas, dan cocok untuk para pembunuh. Sunyi, satu kata untuk suasana mobil B. Mobil yang di naiki tim 009 dan 010. Jake sedang memandangi foto yang dikirim Pak Steve di ponsel nya. Aneh, apakah ini bigfoot? –Batin Jake
----
"Lia! Kau sudah menemukan titik koordinatnya?" Tanya Steve.
"Sudah, sebentar lagi Taehyun akan mengirim drone untuk mengawasi mereka." Ujar Lia, ketua tim penyelidik.
Chaeryeong yang duduk di sebelah Lia terlihat kebingungan. Ia sekarang sedang melihat-lihat kondisi Arcala Forest di monitor . Tidak sengaja matanya menangkap titik koordinat berwarna biru, lalu menghilang dengan cepat. Apa ia tidak salah lihat? Titik koordinat berwarna biru itu... Ah, lupakan, mungkin Chaeryeong salah lihat.
Ia segera menyambungkan earpiece nya untuk berkomunikasi dengan Taehyun. Taehyun bilang bahwa drone sudah mengikuti. Bagus, semua berjalan lancar.
----
Akhirnya mereka sudah sampai. Mobil parkir di depan sebuah taman dekat hutan itu. Waktunya menjalankan misi.
"Kita mulai darimana?" Tanya Ningning.
"Tim 007 dan 008, berdiskusilah. Aku akan mengurus tim dan partner tim ku." Ucap Jake.
Mereka berpencar, 2 tim masing-masing. Hutannya benar-benar luas. Membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam untuk sampai ke sebuah rumah. Perjalanan dari perusahaan ke Arcala Forest menghabiskan waktu 6 jam. Kemungkinan besar mereka akan menjalankan misi hingga matahari terbenam. Kenapa nggak besok pagi aja? Karena ini darurat. Bel dari perusahaan sebelumnya adalah bel khusus untuk memanggil keempat tim itu. Setiap tim mempunyai bel panggilan yang berbeda.
Semuanya lelah. Jake bilang bahwa sebentar lagi mereka akan sampai. Jay, sepertinya dia menginjak sesuatu. Mau tau teksturnya? :v kenyal, berair, dan tercium bau yang benar-benar hoekk banget. (susah jelasin jadi 'hoekk' aja:))
"Ah! Apa-apaan ini? Menjijikan!" Ucapnya sembari mengangkat satu kakinya. Eww! Benar-benar kental dan menjijikan.
Semuanya saling bertukar pandang. Ada yang tidak beres. Tapi, mereka memutuskan untuk terus berjalan. Rumahnya sudah terlihat. Pemandangan menjijikan menyambut mereka. Lima tubuh manusia yang sudah hancur lebur. Otomatis mereka semua menutup hidung, tidak kuat akan bau busuk dari mayat tersebut. Jay tersadar akan sesuatu. Ia mengangkat kaki dan melihat bekas dari benda yang ia injak. Dia menutup matanya. Sialan. Ya, dia menginjak organ dari salah satu mayat.
Winter mendapat panggilan dari Pak Steve. Pak Steve memberi tau bahwa rumah itu milik salah satu keluarga. Mereka ingin di buatkan rumah di tengah Arcala Forest. Jika berlibur mereka akan menginap di situ. Mengingat sisi lain hutan ini, indah dan cocok dijadikan wisata. Malangnya, 5 dari 10 anggota keluarga pergi ke rumah itu, untuk mengecek sesuatu di waktu yang tidak tepat. Enam mayat lain adalah orang yang melakukan penelusuran di sore menjelang malam hari. Dan mereka semua tewas.
Winter memberi tau teman-temannya informasi dari Pak Steve. Jay dan Sunghoon segera mendobrak pintu. Pintu terbuka setelah tendangan ke lima. Berantakan, seperti ada sesuatu yang masuk dan merusaknya tanpa ampun. Tirai robek, gelas dan piring pecah, dan benda-benda yang tidak sesuai tempatnya. Ketiga pria memasuki rumah tersebut dan ketiga wanita berjaga-jaga di luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shooters
Akcja"Ck, apa yang bisa dilakukan gadis kecil sepertimu?" "Lihat saja nanti, kau akan berhutang nyawa padaku, Jake."