|| SEVEN

2.2K 259 34
                                    


" Letakkan depan pintu!! "

Sasuke mengkerut heran. Pasalnya sudah tiga hari ini sang adik terlihat menjaga jarak. Mereka bahkan tak berbincang banyak seperti yang dulu-dulu.

Ia meletakkan susu hangat didepan pintu sesuai arahan gadis itu. Menatap lama kamar didepan nya penuh selidik. Bukan tanpa alasan sikap jahil sakura tiba-tiba terhenti belakangan ini.

Gadis tak kenal umur yang berani nyelonong masuk untuk mengintip nya mandi itu bahkan menghilang ketika dirinya berniat membuka percakapan.

Sasuke menghela nafas, melirik susu hangat buatan Mikoto tersebut. "Sudah, cepat minum sebelum dingin "

"OKE!! "

Sakura menyembulkan kepala, menoleh sekitar untuk memastikan keberadaan Sasuke. Klorofil nya melirik kebawah dimana susu hangat telah berdiri tegak disana beralaskan nampan.

Membuka pintu tanpa perlu cemas, sakura bergerak mengambil nya. Meminum dengan cepat hingga tandas dan meletakkan kembali gelas disamping pintu. Biarlah Sasuke atau yang lain nanti mengambil nya.

Sakura bersenandung ketika kembali masuk kedalam kamar. Belum sempat menutup pintu ia terkesiap menyaksikan keberadaan sang kakak sedang bersedikap dada menghadap nya.

Mampus!

Sakura meneguk ludah pahit. Dengan gusar mengalihkan pandangan kearah lain, setidaknya agar tak bersinggungan dengan jelaga hitam yang menyipit tajam tersebut.

"Uhm, Sasuke_"

Perkataan nya terpotong ketika pemuda itu bergerak maju. Memutus jarak hingga sakura dipaksa mundur agar tak terpojok.

Tiba-tiba saja ia menarik pergelangan tangan nya. Dengan lekas menutup pintu dan mendorong sakura hingga punggung gadis itu terbentur cukup keras.

Sakura mengiris sakit, sedangkan Sasuke merentangkan tangan mengurung sang adik.

Jika bertanya seperti apa wajah tampan itu berkerut kesal, sakura sedikit menyayangkan mengenai rambut nya yang kini memanjang. Sasuke terkadang terlalu pemalas untuk memperhatikan penampilan nya sendiri.

Bagi pemuda itu, semua akan selesai dengan ketampanan. Aish..

"Aku harap kau punya alasan yang tepat " kata Sasuke sembari menyipit.

Percayalah, Sakura sedang gemetar sekarang!!

Gadis itu merentangkan tangan mengantisipasi jarak mereka saat ini. "Tidak ada, aku hanya sibuk dengan les "

"Les? "

Sakura mengangguk, ia berlalu melewati Sasuke menuju meja belajar. Mengambil satu buku berisi catatan penuh dan mengangkatnya didepan sang kakak. "Lihat! Aku juga belum menyelesaikan yang lain "

Sasuke bersandar, pemuda itu memandang lama buku tersebut.
"Sejak kapan kau jadi rajin begini? "

Dengan jengah gadis itu merotasi bola mata nya. Meletakkan buku dan menghampiri Sasuke.
"Nilai ku menjadi komplain banyak guru, siapa yang tau jika aku tidak lulus nanti "

Berbeda dengan yang dulu-dulu, ia kini tertarik menjadi seorang lawyer dimasa depan. Fakultas hukum juga tidak memilih sembarang orang untuk masuk. Jika hanya sekedar minat, bisa saja ia menjadi sasaran empuk para dosen.

Terlebih Kakashi-sensei sempat membicarakan ini dengan nya.

Sasuke tersenyum mengejek "Oh, kupikir kau mendapat pencerahan dari mana "

Pemuda itu berdiri tegak menghadap sakura yang satu langkah didepan. "Aku bisa membantu, kau tidak perlu mengikuti kelas tambahan lagi "

Sakura hendak memprotes, namun Sasuke telah lebih dulu memutuskan.
"Akan ku bicarakan dengan ayah, ia akan menyelesaikan nya "

D A M A G E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang