02 - Awal (1)

677 113 14
                                    


Namanya, Park Chaerin.

Gadis menyebalkan yang terus bersikap baik padaku.

Maksudku, kenapa sampai repot-repot begini? Apa boleh mengganggu anak yang (kebetulan) sedang lapar sepertiku?

Tega sekali ia baru menawarkan makan gratis disini setelah sekian lama jadi langganan!

.
.
.

  Yohan menyeruput habis mie yang di hidangkan di atas meja.

Selalu begitu. Cara makannya selalu lahap sampai-sampai orang yang melihat pun ikut kenyang hanya karna memperhatikan betapa nikmatnya ia mengunyah.

"Ah, Yohan! Akhirnya kau datang kemari!" Ujar Chaerin ceria.

Yohan tampak tak peduli, "Aku mau tambah ayamnya lagi, tiga!" Ia pun menyodorkan piring miliknya ke Chaerin.

"Tentu saja!" Chaerin mengangguk ceria.

.

.ㅤㅤ

"Kenyang .." Batin Yohan.

"Bagaimana? Puas?"

"Nggak"

"Setelah 6 porsi?"

"Iya"

"Hari ini aku yang masak ayamnya, pasti enak?"

"Oh? Pantas rasanya en-uhuk, tawar." Ekspresi yang awalnya murni ingin memuji langsung berubah gengsi.

"Eden di mana? Tumben datang sendiri?" Tanya Chaerin tanpa henti, sibuk celingak-celinguk.

"Ada deh"

"Aishh, Yohan! Kau ini kekanakan sekali!"

"Iya-iya~" Finalnya dengan wajah sebal, membuat mereka terseret kedalam argumentasi yang tiada habisnya.

  Setiap kali datang ke foodtruck tempat Chaerin magang, tak pernah Yohan merasa tidak kenyang.

Yohan tak pernah menyangka. Dari berkenalan kecil dengan Chaerin, ia bisa merasakan hal-hal memuaskan seperti ini (Dapat diskon potongan harga makan ditempat + bebas nambah sepuasnya).

"Ah iya, ini!" Chaerin dengan sigap langsung memberikan sebuah kaleng susu rasa coklat pada Yohan.

"Coklat lagi.." Gumam Yohan sembarang.

Yohan membuka minuman itu kemudian meneguknya. Melihat Yohan yang mulai terbiasa dengan perlakuannya, Chaerin menoreh senyum usil.

"Akhirnya kau mau di terima tanpa basa-basi"

"Uhukk- basa-basi gimana?!"

"J-jangan salah paham. Aku mau nerima ini karna haus habis makan banyak!" Sambungnya gelagapan.

"Iya deh iya~" Oceh Chaerin yang entah kenapa jadi kesal.

Yohan lanjut minum, membuatnya terpikir, "Memangnya dulu aku seperti apa setiap ia tawarkan sesuatu? " Batinnya penasaran.

"Iya, dulu kau selalu begini, uhuk- Aku tak perlu dikasihani atau, Kau berusaha membuat kontrak denganku? dan terkadang seperti, Lihat apa?! " Jelas Chaerin, meniru suara dan ekspresi Yohan saat itu. Membuat Yohan tersedak.

" Uhukk—"

"Aku selalu penasaran dengan kontrak yang terus kau sebut, jadi akhirnya akhirnya aku tanya" Kini wajah Chaerin balik kalem.

"Kau bilang, kontrak harus dibuat dengan uang. Jadi aku mengurungkan niatku, karna aku ini miskin" Ocehnya, langsung memandang Yohan sebal.

"Ajaibnya, tiba-tiba kau bilang kalau aku bisa bayar dengan makanan sebagai alternatifnya!" Kini ia terkekeh.

"Makanya waktu itu aku selalu membuat kontrak denganmu, haha!"

"Untungnya tanpa kontrakpun kini kau masih mau ngobrol dan makan disini~" Imbuhnya ceria.

" ... "

" ... "

"Oh, begitu." Pecah Yohan, tersipu tipis.

"Tch, benar. Sifat itu juga tidak berubah sampai sekarang" Celutuk Chaerin kembali kesal.

  Untuk beberapa saat suasana kembali hening. Chaerin mengelap meja di depannya, sementara Yohan tampak beradu dalam diamnya.

"Aku.." Alisnya mengerut.

"Hm?"

"Aku ngga tau, apa maksud dari tujuanmu sampai sejauh ini demi berteman atau apapun itu dengan ku." Yohan memasang raut cemberut, pandangan matanya nanar.

" ... "

"Urungkan saja niatmu, 'hal itu' tidak akan berhasil untuk orang sepertiku" Tambahnya dengan suara yang terdengar dingin.

"Ck, bocah ini ngomong apa sih?!" Alis Chaerin mengernyit sebal.

"Aku begini karna kemarin kau makan tapi belum bayar!" Tegurnya keras.

" ... "

" ... "

" ... "

"Ah, oh, b-begitu ya"

Pertama kali dalam hidupnya, baru ini Yohan merasa di permalukan. Parahnya, hal ini dilakukan oleh seorang gadis yang bahkan berukuran lebih kecil daripada dirinya sendiri.

"Ka-kalau begitu aku bayar sekarang" Gelagap pemuda itu sembari merogoh saku celananya.

  Chaerin tak sanggup menyembunyikan cekikik tawanya.

"BUAHAHAAHAH!!" Tawanya meledak.

"Memangnya kau pernah makan tanpa bayar disini? Buahahaha!!!"

" ... " Melihat reaksi Chaerin, Yohan hanya bisa diam termenung. Wajahnya heran, ia mengedipkan mata polos, berusaha mencerna maksud Chaerin.

"BUAHAHAHAHAHAH!!!" Chaerin terlalu sibuk dengan kepuasannya menjahili Yohan.

"Ka-kau gila, ya?" Protesnya dengan wajah merah.
ㅤㅤ

.
.
.
ㅤㅤ

  Dengan begitu, Yohan tak terlihat selama beberapa Minggu.

"Sialan, anak itu ngambek, ya?"

Pulang - Seong Yohan (Fanfiction✿)  ‼️ MASA REVISI + HIATUS DULU ‼️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang