10 - Jalan Pulang (1)

233 50 0
                                    


  Langit tampak mendung. Hujan sudah turun sedari tadi. Hari ini udaranya terasa dingin.

Lelaki itu berjalan di tengah rintik hujan. Langkahnya pun tertatih-tatih.

"sakit.."

"..kepala ku sakit..."

"..tangan ku sakit.."

"...kaki ku sakit.."

"..sakit.."

Ia berusaha menatih dirinya sendiri. Menggenggam lengannya erat dengan wajah dan tubuh yang sudah memar di sana-sini.

"...mama, eden.."

"..miro..chae- ugh!"

Air mata kembali mengucur membasahi pipinya yang memar. Teringat, bahwa usahanya selama ini gagal begitu saja di mata Jonggun.

" Tck! "

"Zin sialan, sudah kubilang jangan ikut campur..!"

"..Kenapa tiba-tiba datang menolong?!"

Lelaki itu terus memaksakan diri untuk berjalan, hendak menuju ke suatu tempat.

  Penghianatan dan pemberontakkan yang dilakukan Jang Jinhyuk sangat di sayangkan. Sedikit saja lagi dan Yohan akan berhasil. Namun, kehidupan gemar memberinya banyak kejutan. Sakit, namun dari awal ia memang selalu sendiri. GoddoG bubar? Jangan bercanda, dari awal GoddoG itu hanya satu orang.

"YOHAN?!" Suara familiar yang sudah ia hapal memanggilnya dari kejauhan.

Pemuda itu menoleh sinis kearah suara. Mendapati seorang gadis yang berlari tergesa-gesa menghampirinya.

"HEI, APA YANG TERJADI?! KAU- KAU KENAPA BERANTAKAN BEGINI?!" Gadis itu kini meraba bahu Yohan khawatir.

Yohan masih diam. Tak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya semenjak tadi. Pandangan nya perlahan semakin kabur.

  BRUKK!! Lelaki itu langsung menjatuhkan dirinya pada gadis tersebut.

" Y-YOHAN?! "

===

  Detak jam dinding terdengar jelas di pertengahan malam yang hening. Chaerin kembali memeras sebuah kain kecil yang baru ia celupkan ke dalam air. Menaruhnya pelan di atas kening Yohan yang saat ini terasa hangat.

Lelaki itu terbaring lemas di atas sofa kediaman Chaerin. Beberapa saat yang lalu suhu badannya benar-benar panas.

Ia terus mengigau, bahkan sesekali terisak. Memar di wajah dan sekujur tubuhnya belum sepenuhnya mereda.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah empat pagi.

Chaerin sama sekali tak berniat untuk beranjak istirahat. Masih menunggu lelaki bersurai kecoklatan ini bangun dari tidur demamnya.

"Unggh-" Yohan kembali merintih. Wajahnya benar-benar memerah panas.

"Shhh~" Chaerin menepuk-nepuk kepala lelaki itu pelan, berusaha menenangkannya.

Chaerin menguap, sepertinya ia sudah diluar batas. Matanya terlihat letih namun ia sangat memaksakan keadaannya.

"Sudah, tidur sana. Biar bibi bantu jaga" Tiba-tiba Bibi Chaerin datang, menepuk bahu gadis itu pelan.

"Eh, bibi kan besok harus kerja"

"Sudahlah~ besok kau kan harus pergi sekolah" Elak bibinya.

"Kalau bibi telat itu bukan masalah, beda denganmu" Imbuh beliau dengan seulas senyum.

  Chaerin menatap bibinya nanar.

"Percayakan saja pada bibi"

"Tidurlah sebentar kemudian bersiap ke sekolah" Paksanya.

Chaerin akhirnya berdiri, memeluk bibinya erat kemudian berjalan menaiki tangga, hendak menuju ke kamarnya.

"Dasar anak muda.." Gumam bibinya dari bawah begitu ia mendengar pintu kamar Chaerin tertutup rapat.

===

  BRAKKK!!! Pintu kamar terbuka kasar.

"AAAAA BIBI!! KENAPA NGGA DI BANGUNIN?!"

Gadis itu langsung menuju kamar mandi. Berusaha secepat mungkin untuk bersiap dan pergi ke sekolah.

"BI, AKU DULUAN!!" Ia segera memasang sepatu kemudian berlari menuju pintu depan.

"Ah, masih tidur ternyata.." Gumamnya begitu melewati ruang tengah, tempat dimana Yohan tertidur.

"Yah, biar istirahat dulu deh.." Imbuhnya, melihat selimut semangka yang dikenakan Yohan masih sama seperti tadi malam; masih membalut sang pengguna hangat.

"BI, AKU BERANGKAT NIH!!~" Ujarnya lantang sembari membuka pintu.

"Eh, ga mau sarapan dulu?" Sahut bibi dari dapur.

"Ngga~"

"Yaudah, hati-hati!! Jangan lupa langsung pulang ya!!"

"Iya, bibi jangan lupa ajak Yohan sarapan juga ya!! Aku sayang bibi!"

  BRAAKKK!! 

Chaerin langsung berlari secepat kilat menuju sekolahnya. Suara pintu yang menggelegar sempat membuat bibi terkejut.

"Memang biasa begitu ya, bi?" Tanya Yohan penasaran. Bibi hanya mengangguk santai sambil menawari Yohan semangkuk Gukbab.

Sambil menggelengkan kepalanya, Yohan meraih semangkuk Gukbab dari bibi. Beliau yang melihat reaksi Yohan hanya bisa terkekeh pelan.

Pulang - Seong Yohan (Fanfiction✿)  ‼️ MASA REVISI + HIATUS DULU ‼️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang