09 - Renggang (2)

246 48 0
                                    


Benar saja.

Seong Yohan tak lagi pernah menampakkan dirinya sejak hari itu. Dan itu membuat Park Chaerin murung belakangan ini.

Gadis itu menghela nafas panjang.

"Benar, sepertinya aku memang gak dibutuhkan.."

Tiba-tiba ia teringat dengan perkataan Yohan.

"Toh, aku ini siapa? Ibunya saja bukan.. "

Ia terus memdenguskan nafas pasrah yang panjang sembari melamun kearah langit malam.

"Hei, kamu tau nggak?" Tiba-tiba seniornya datang menghampiri. Berusaha sedikit menghibur Chaerin.

"Belakangan ini, ada rumor hewan peliharaan yang suka hilang lalu ditemukan di tempat sampah itu, kan?"

"Ah benar, kira-kira Yohan tau nggak ya?"

"Jadi, beberapa hari yang lalu ada anjing jenis retriever di temukan sekarat di tong sampah sekitar!" Sambung senior tadi antusias.

"Duh, Eden baik-baik aja, kan?"

"Sesuai dugaan itu memang ulah seseorang!"

"U-udah di tangkap, kan?" Tanya Chaerin khawatir.

"Kasusnya aman~" Seniornya menjawab mantap.

"Eden kabarnya baik, kan? Apa.. Yohan udah makan?" Chaerin tak bergeming.

"Dan, hei! Dengar-dengar orang yang terlibat dalam penangkapan itu di bantu dengan temanmu yang sering datang ke sini!" Seru Seniornya semangat.

"Yohan?!" Chaerin lekas menoleh kearah seniornya.

"Iya, si coklat itu!" Sanggahnya sambil tersenyum.

"Te-terus gimana? Yohan bareng anjingnya, kan? Anjingnya yang itu-"

"Iya, menurut informasi anjingnya juga sempat ditangkap"

Chaerin berdecak tak percaya. Wajahnya seketika terdiam syok. Tampak memucat walaupun tentu saja, pastinya kini Eden sudah aman.

"Tck, Dasar Yohan!" Wajah Chaerin langsung berubah kesal.

Seniornya memandang Chaerin heran. Aneh, padahal ia bermaksud untuk menghibur Juniornya yang tampak murung dengan memberikan kabar baik tentang rumor akhir-akhir ini.

Alih-alih membuat Chaerin kembali ceria, sekarang gadis itu malah tampak murka.

"Ngomong-ngomong, temanmu itu ga kesini lagi?" Tanya seniornya penasaran.

"Ah, itu.."

"Jangan sampai hilang kabar, dia baik loh."

Chaerin hanya mampu menyimpul senyum. Gadis itu langsung menundukkan kepalanya.

"Dia.. Dia lagi sibuk aja, kok"

"Mungkin." Sanggah nya tak lama.

===

Hari semakin larut. Sudah waktunya bagi Chaerin dan Seniornya untuk menutup stan foodtruck mereka.

Sebelum tutup, seperti biasa Chaerin ditugaskan untuk mengelap meja.

"Park Chaerin, kakak duluan, ya!" Seru senior Baek yang sudah bersiap-siap.

"Iya, kak! Hati-hati ya!"

"Jangan lupa bilangin ke seniormu yang keras kepala itu!"

"Nanti saya sampaikan langsung, kak!"

Senior shift siang yang lembur sampai malam pulang duluan. Dari arah yang sama seperti senior Baek, segerombolan anak laki-laki datang mendekat.

"Tck, nyebelin banget sih!"

"Iya, masa waktu kita habis gitu aja buat nyari-in anjing!!"

Segerombolan itu ternyata menghampiri stan foodtruck Chaerin.

"Bisa gila aku dibuatnya!"

"Kapan sih kakak nge-habisi anak sombong itu! Ugh!"

"Hei, udah deh, nanti ada kok hari dimana dia turun dari Crew kita!"

"Crew 'kita' apanya sialan, aku ga mau ada di Crew ini! Lebih baik aku balik ke Crew yang lama!"

"Hei bodoh, sama aja tau! Kan Crew yang sekarang rata-rata anggotanya diambil dari Crew yang lama!"

"Bacot banget, sial"

Segerombolan anak lelaki itu datang mengomel dengan bahasa kasar tiada henti. Membuat Chaerin ingin bertindak dan mencubit bibir mereka satu persatu.

"Tahan, semenyebalkan apapun, mereka itu pelanggan. Tahan Chaerin, tahan~ " Gadis itu menarik nafas dalam-dalam.

"Woi, cewek! Odeng nya habis nih! Stok lagi buruan!"

"Cepetan, kita lapar!"

Lupakan, ia kembali frustrasi.

"Anu, tapi stoknya udah habis.."

"Dan lagi kita mau tutup." Chaerin berusaha ramah.

"Tck, kalau gitu ada ramyeon, ga?"

"Hehe"

"Mau makan ramyeon bareng ga?" Ujar salah seorang dari mereka. Lelaki itu menaikan sebelah alisnya percaya diri, bahkan berusaha untuk merangkul pundak Chaerin.

"Maaf, tapi aku udah kenyang-" Elak pemudi itu risih.

Segerombolan itu pun menertawakan jawabannya.

"Hahaha, dia ga tau ya?!"

"Sial, anak ini polos banget!!"

"Benar-benar tipeku!"

Chaerin reflek memasang wajah masam. Ia benar-benar merasa di uji kali ini.

"Hei, kalau udah selasai makan langsung bayar!" Tegur senior Chaerin yang baru keluar dari toilet di belakang truck.

Lekas, pemuda-pemuda itu menoleh kearah sumber suara dengan raut tak senang.

Senior Chaerin meladeni tatapan sinis mereka dengan sangar.

"Tck, Buruan cabut, ah"

"Iya nih, udah kenyang juga"

Salah satu dari mereka maju untuk membayar. Tak lama, mereka berjalan pergi.

"Hei, duitnya kurang!" Tegur Chaerin geram.

"Udah, biarin aja, yang penting mereka pergi" Sanggah seniornya santai.

Gadis itu menatap seniornya nanar.

"Jangan bilang, kalau kakak yang bakal nambah sisa uangnya?"

"Ya, mau gimana lagi"

"Ta-tapikan- Ah! Saya juga ikut nambahin sisanya, deh!"

"Gausah, kamu lagi fokus nabung, kan?" Seniornya tersenyum hangat.

Chaerin tak bergeming. Ia sudah hapal. Jika senior sudah tersenyum begitu, maka beliau benar-benar bersikeras. Dengan berat hati, Ia pun kembali melanjutkan tugas mengelap mejanya.

"Sudah, biar kakak aja yang kerjakan, kau langsung pulang saja sana" Seniornya mengambil pengelap yang di pegang pemudi itu.

"Yaampun kak, santai aja~"

"Hari ini kita buka terlalu larut, kau duluan saja, jangan buat orang rumah khawatir " Sanggah seniornya mantap.

"Tadi ga boleh bantu nambah, sekarang ga boleh bantu ngelap, nih? Ah, jangan gitu dong kak~"

"Sudah, pulang saja~" Senior tersenyum keren.

Chaerin menatap seniornya tajam, begitu pun dengan seniornya yang sama-sama bersikeras.

Kekeras-kepalaan mereka membuat akhir dimana mau tidak mau mereka pulang berdua bersama.

Di pertengahan jalan, tiba-tiba Chaerin teringat dengan suatu pesan.

"Oh iya. Tadi kak Baek bilang, jangan lupa cabut gas kompor karna kemungkinan selangnya bocor–"

"Juniorku yang menggemaskan, kenapa baru bilang sekarang?" Senior Park tersenyum geram.

Akhirnya mereka memutar jalan dan kembali ke foodtruck magang.

Pulang - Seong Yohan (Fanfiction✿)  ‼️ MASA REVISI + HIATUS DULU ‼️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang