18

52.2K 2.7K 47
                                    

Feli menghampiri kedua orang yang sedang duduk bersama di kantin, mereka adalah Ara dan Bara.

"Ra, kenapa nomor lo gue hubungin nggak bisa?" Ara menghentikan makanya ketika Feli mengajaknya bicara.

"Iya Fel, ponsel aku rusak."

Wajah Feli seketika jadi cemberut. "Lo nggak punya ponsel dong."

"Emm, Bara beliin aku ponsel."

"Yaudah minta nomor lo sekarang."

Bara langsung mengambil alih ponsel Ara ketika gadis itu mulai mencari nomor telponya. "Nggak usah dikasih, inget pesen gue apa?"

Ara mengangguk patuh, ia tadi sempat lupa dengan larangan Bara. "Fel, maaf ya? aku nggak bisa kasih."

"Nggak usah ngomong sama dia. Ayo gue anterin ke kelas."

Bara tidak suka Ara memiliki teman, memiliki satu teman saja Ara sudah berani membohonginya. Yang membuat ia murka adalah gadis itu membohonginya demi bisa melihat Brian bertanding. Sejujurnya Bara tidak ingin menyakiti Ara, namun amarahnya selalu menguasainya yang berakhir dengan menyakiti gadis itu. Bara hanya ingin Ara menurut, dengan begitu ia tidak akan berbuat kasar pada gadis itu.

"Apasih! baru jadi cowoknya aja belagu!"

Bara mengabaikan ucapan Feli, ia menarik tangan Ara melewati Feli begitu saja.

Feli berjalan ke tempat duduknya dengan menghentak-hentakan kakinya. "Ada yang punya golok?"

Feli menatap bergantian tiga manusia yang duduk satu meja denganya.

"Nanya golok mau jadi tukang sunat lo?" tanya Roki yang sedang menuangkan saos pada baksonya.

"Mau tebas kepalanya Bara! buat panjangan di kamar gue. Emosi gue! cuma minta nomornya Ara berasa minta ginjalnya!"

"Pfffff." Roki menahan tawa.

"Sia, udah, wajar Bara kayak gitu karena Ara ceweknya," ucap Glen memberi pengertian pada Feli.

"Kok lo malah belain Bara sih!!"

"Bukan belain, tapi___"

"Tapi apa?! ngekang kayak gitu lo bilang wajar?!" Feli melampiaskan kekesalanya pada Glen, salah sendiri dia ikut menyahut.

"Yaudah gue yang salah, gue minta maaf." Glen mengalah, ia tidak ingin hubunganya dengan Feli rusak hanya karena masalah sepele.

"Hahaha, bengek gue ngeliat muka lo kayak cucian basah." Roki menyerah, ia tidak bisa terus-terusan menahan tawa ketika melihat Glen pasrah begitu saja.

Glen langsung memberi tatapan tajam pada Roki, sedangkan Roki pura-pura tidak melihat Glen. Ia melanjutkan makan baksonya.

Brak!!

Brak!!

Feli menggebrak meja kantin. "Gue lagi kesel nggak usah ketawa!!" Feli pergi begitu saja disusul Glen yang mengejar gadis itu.

Sedangkan Roki yang terkejut dengan gebrakan Feli, membuat bakso yang belum sempat ia kunyah meluncur begitu saja di tenggorokanya. Mata Roki seketika melotot dengan mulut manyun dan lidah yang terjulur.

 Mata Roki seketika melotot dengan mulut manyun dan lidah yang terjulur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ANANDITASWARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang