"Suka banget sih lo nyendiri."
Ara tersadar dari lamunanya ketika suara Bara mengintrupsi, Bara duduk di sebelah Ara.
"Kemarin ngerjain tugas, sekarang ke perpus, rajin banget pacar gue."
Bara mengelus rambut Ara, hal sederhana yang dilakukan Bara membuat hati Ara senang. Ara menunduk untuk menyembunyikan pipinya yang memerah, tapi sedetik kemudian Bara membuat Ara kecewa.
"Nggak usah kepedean! gue tadi keceplosan! sekarang gue nyesel yang gue ucapin tadi!"
"Iya, aku tau kamu nggak mungkin bilang gitu." Ara tidak memasukan ucapan Bara ke dalam hati. Ia harus terbiasa tidak menggunakan perasaanya ketika kata-kata tak enak terlontar untuknya.
"Kriteria cowok yang lo suka kayak gimana?"
"Kayak Bara."
"Gue nanyanya kriteria! bukan nama!"
"Cowoknya yang baik, perhatian, bisa ngelindungin aku, dan nggak kasar sama cewek."
Apa yang disebutkan Ara adalah berbanding terbalik dari sifat Bara. Tidak ada niatan di hati Ara untuk menyindir Bara. Ara hanya berharap apa yang ia sebutkan tadi ada di dalam diri Bara, meski harapanya hanya seperkian persen saja.
Bara memicingkan matanya. "Gue bukan kriteria cowok yang lo maksud, jadi lo nggak suka sama gue?"
"Enggak, aku suka kamu."
"Bagus deh, itu artinya cinta lo bertepuk sebelah tangan."
Mungkin hobi Bara dari membaca beralih ke menyakitinya. Selama masih ada kesempatan, disitulah Bara dengan sedemikian rupa menggoreskan luka tak kasat mata.
"Tapi lo juga jangan coba-coba suka sama cowok lain selain gue."
Bara mengeluarkan kotak kecil dari saku jasnya.
"Buat lo."
"Ini apa?"
"Bukak! nggak usah banyak nanya!"
Ara membukanya, dan ia tidak menyangka Bara memberikanya sebuah gelang warna silver yang sangat cantik.
"Ini buat aku?"
"Hm, buat gantiin gelang jelek lo yang udah gue buang."
"Nggak usah digantiin juga nggak papa-papa kok."
"Gue udah bilang mau gantiin, gue nggak mau ingkar janji. Sekarang lo pake."
Ara melingkarkan gelang tersebut di tangan sebelah kiri, ia kesusahan ketika akan mengaitkan dengan satu tangan.
Bara menjangkau tangan Ara, membantunya mengaitkan gelang tersebut di tangan Ara.
"Lanjutin belajarnya, nggak usah peduliin gue."
Pertama, Ara bukan tipe kutu buku, ia ke perpus agar tidak ada yang mengganggunya. Ke dua, mana bisa ia fokus belajar jika Bara terus memperhatikanya.
"Cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANDITASWARA [TERBIT]
Rastgele"Mau apa kamu?" "Kamu hanya anak pembawa sial, jangan coba-coba cari perhatian di depan saya, karena saya tidak peduli" "APA KAMU BELUM CUKUP MERENGGUT MARISA DARI SAYA?, DAN SEKARANG KAMU MAU MENGOTORI RUMAH INI DENGAN KELAKUANMU" "Gadis licik sep...