18

1.3K 70 18
                                    

    Happy Reading ❤️

"Yah jangan gitu dong, Dimas kan cuma bercanda aja ke Arkan." Ucap Dimas dengan nada yang memohon.

Sementara Ayah Alan hanya menatap putra nya dengan tatapan yang ehm sulit untuk diartikan. Alan sebenarnya juga bingung, kenapa putra semata wayang nya itu bisa tidak punya malu sedikit pun. Paling tidak jaga image  karena dia putra pemilik Yayasan sekaligus sekolah ini.

"Om saya tadi nggak ikut-ikutan kok." Ucap Azka tiba-tiba.

"Mana ada." Sela Bima.

" Apalagi saya om, saya ini kan anak baik-baik masa iya saya ikut-ikutan Dimas."Ucap Arkan membela diri.

"Lo-" Ayah  Alan menatap tajam putra nya yang hendak melontarkan pembelaan juga.

"Om kenal mami saya kan, dia orang nya kan baik ya om, jadi nggak mungkin lah anak nya berandalan kaya saya." Kata Bima dengan menunjukkan dirinya sendiri.

"Apalagi mama saya om, beuhhhh baik banget. Masa om lupa kalau dulu mama saya pernah jadi mantan om." Ucap Arkan yang membuat Alan sedikit menelan saliva nya.

"Om." Ucap Azka.

"Iya."

"Tau Daddy saya kan om?" Tanya Azka.

"Kenapa?."

"Om tau Daddy saya kan Om?." Tanya Azka lagi.

"Kenapa?."

"O-  "

" Bokap lo kenapa anjrit?." Balas Dimas dengan nada tak santai nya.

"Santai dong lo." Ucap Arkan dengan mendorong bahu dimas.

" Biasa aja dong."

" Lo " Tunjuk Arkan pada Dimas. " Jangan mentang-mentang Om Alan bokap lo, lo jadi sok berkuasa ya disini."

Si Arkan kesambet apa anjir  Batin Bima.

Arkan goblok Batin Azka.

" Gue emang berkuasa disini." Ucap Dimas.

Bugh

Arkan kembali memukul pipi Dimas. Entah setan apa yang merasuki Arkan sekarang, kenapa dia jadi se sensitif  ini.

Bugh

Dimas yang merasa tak terima pun membalas memukul pipi Arkan juga.

Sedangkan Bima dan Azka hanya bisa menghela nafas panjang. Kenapa mereka selalu disuguhi dengan pemandangan perkelahian.

Oh

Jangan lupakan sosok Alan Danendra juga.

Alan hanya bisa memijit pelipisnya melihat perkelahian anak anak ini.

Brakk

Nampaknya Alan Danendra sudah mulai muak, akhirnya pun kesabaran nya habis juga.

Dimas ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang