20

103 5 1
                                    

Suasana malam yang gelap ditemani bintang-bintang dan semilir angin membuat Resta semakin nyaman dengan ketenangan malam ini.

"Acha ayo turunn." Teriak sang Mama.

Resta bahkan tak mendengar teriakan  maut Mama-nya. Setiap hari tempat favorit nya adalah di jendela kamar dekat atap rumahnya. Bahkan dia bisa menghabiskan waktu sampai berjam-jam hanya untuk melamun dan mecari ketenangan.

"Aduhh anak mama udah malem kaya gini, masih belum tidur juga." Akhirnya sang Mama yang mengalah menghampiri Resta, takut takut juga terjadi sesuatu kepada anak nya.

"Acha?." Panggil sang Mama.

"Cha,are you oke ?."

"Ehh mama, tumben banget naik sampai sini. Mama mau join ya?." Nada nya sedikit bergurau tapi Sang mama pasti tau kalau dia sedang tidak baik-baik saja.

" Mama udah panggil-panggil kamu dari tadi loh."

"Oh maaf ma, aku ngga kedengeran." Ucap Resta.

Hening beberapa saat, tak ada yang mau memulai percakapan terlebih dahulu. Ada beberapa hal juga sebenarnya yang ingin Resta sampaikan ke Mama-nya.

"Mah." Panggil Resta dengan menggenggam tangan Mama-nya.

"Ya sayang?."

" Beberapa hari yang lalu Dimas kesini." Ucap Resta.

Resta sebenarnya takut mama nya akan marah, atau bahkan yang paling parahnya lagi akan memecat bodyguard yang sudah mengizinkan Dimas sampai bisa masuk kerumah ini.

Tapi justru reaksi yang diberikan sang Mama malah membuat Resta melongo dan bertanya-tanya.

" Mama udah tau kok." Jawabnya sambil tersenyum.

"Ehmm... Mama ngga marah?."

Lagi-lagi sang Mama hanya memberikan reaksi tersenyum lagi.Entah apa yang terjadi dengan orangtua kesayangan Resta ini. Walau kadang menjengkelkan, tapi tetap saja Resta selalu bersyukur mama nya selalu ada disampingnya.

"Mama cuma ngga mau kamu sedih-sedih lagi Cha." Ucap sang Mama.

"Mama jangan bikin Resta jadi ngga enak kaya gini mah."

"Kamu tau kan keinginan mama apa? Mama cuma pengen kamu jadi wanita yang kuat, dan yang pasti harus membanggakan mama." Ucap sang Mama dengan nada yang bergetar.

"Makasih ya mah, udah selalu nemenin Resta, selalu ada buat Resta walaupun aku sering buat mama kesel dan capek, tapi aku sayang ke mama lebih dari apapun mah." Ucap Resta sambil memeluk sang mama.

Ya walaupun memang mama nya ini selalu membuat Resta marah-marah, emosi, dan kadang memang ada unsur mengekang nya. Tapi Resta sadar, bagaimana pun juga mama nya ini adalah sosok wanita yang kuat. Resta harus banyak belajar dari mama nya ini.




"Good job buat hari ya anak anak." Kata ayah Alan yang baru saja memasuki basecamp Xanthos. Mereka berlima dibuat cengo dengan kedatangan sang CEO DANENDRA CORP ini.  Meskipun Alan adalah ayah dari sahabat baik nya, tapi mereka tetap segan dengan sosok Alan Danendra.

"Makasih om." Ucap mereka berlima.

Ehh tapi seperti ada yang salah, seharusnya bukan mereka berlima, tapi cuma berempat. Alan Danendra ini kan ayah dari Dimas Danendra, lalu kenapa sosok Dimas-dimas ini juga ikut memangil "OM"?

Aneh banget anak gue  Batin Ayah Alan.

"Kalau kalian bisa ciptain lagu sendiri pasti lebih bagus lagi, saya yakin kalian bisa famous nanti nya." Ucap ayah Alan yang kini juga ikut duduk di sofa sebelah Dimas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dimas ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang