Flashback?

8 3 0
                                    

"Hari ini membosankan," gumam seorang siswa dengan kesalnya.

"Udah mana guru IPA nya ngebosenin banget cara ngajarnya, nada bicaranya datar," kesalnya lagi.

"Kai Kamal Huening alias Huening Kai alias Kai, ngantin nggak?" tanya temannya yang tiba-tiba menghampirinya.

Huening Kai menoleh. "Ngantin lah, perut gua dah bawel nih dari tadi," jawabnya sambil menunjuk perutnya.

"Yaudah ayo buru," ajak temannya.

"Tunggu dong, Bang Yedam. Aku beresin buku dulu," kata Huening Kai dengan tangan yang sibuk menyusun rapi bukunya di atas mejanya.

"Ayo buruan, keburu ramai nanti kantinnya!" kata Yedam.

"Ini udah, kok, ayo buruan." Huening Kai bangun dari duduknya dan segera keluar dari kelas bersama Yedam.

Selama perjalanan menuju kantin, Yedam dan Huening Kai terus mengobrol, salah satu dari mereka tidak menyadari kalau ada seseorang yang memperhatikan mereka.

Selama perjalanan menuju kantin, Yedam dan Huening Kai terus mengobrol, salah satu dari mereka tidak menyadari kalau ada seseorang yang memperhatikan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Choi Yeonjun!" seru Lee Chan selaku salah satu guru di Hybe High School.

Yeonjun menoleh, ia malah langsung melompat keluar dari pagar belakang sekolah. Ya, Yeonjun memang sering membolos dengan cara seperti ini, entah sudah berapa kali ia melakukannya.

"Choi Yeonjun!" Lee Chan berseru lagi, tetapi Yeonjun malah langsung berlari menjauh dari pagar belakang sekolah.

"Hei! Choi Yeonjun!" Yeonjun terus berlari tanpa memperdulikan seruan marah dari gurunya itu.

Hingga sampai di sebuah jembatan, Yeonjun berhenti berlari, lantas menatap ke langit.

"Gue rindu, gue rindu kalian berempat," lontar Yeonjun.

"Kenapa kita harus pisah, sih? Padahal dulu gua selalu berharap biar kita nggak pisah sampai dewasa, tapi ternyata kita harus pisah.

Gua juga nggak tau apa kalian masih saling inget atau enggak, tapi yang pasti gua masih bisa inget walaupun samar-samar aja.

Jujur aja gua butuh banget kalian berempat ada di sisi gua, dari kecil kalian berempat itu penyemangat gua, dan seorang ratu yang gua udah lupa namanya, bahkan wajahnya juga cuma samar-samar aja.

Kalian tau, kan, kalau dari kecil gua udah kena kekerasan dari orang tua gua, bahkan sampai sekarang juga, malah gua dituntut banyak hal sama mereka.

Tolong datang dan kembali, gua butuh kalian berempat, gua nggak bisa sendiri," ucap Yeonjun, matanya berkaca-kaca menahan agar air matanya tidak terjatuh.

"Oh, ayolah, Choi Yeonjun, jangan menangis," ujar Yeonjun, tangannya mengibas-ngibas di dekat matanya.

"Oh, ayolah, Choi Yeonjun, jangan menangis," ujar Yeonjun, tangannya mengibas-ngibas di dekat matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang