Cahaya matahari pagi memasuki kamar Yeonjun, melewati sela-sela gorden kamarnya yang masih tertutup. Sementara itu, Yeonjun sudah berdiri di depan cerminnya, menatap pantulan dirinya dengan senyuman.
"Karena ini hari minggu, gua bakal keluar buat refreshing," monolog Yeonjun sebelum berjalan ke arah gordennya dan membukanya.
Setelahnya, Yeonjun mengambil ponsel juga kotak earphonenya yang berada di atas nakas, dan segera keluar dari kamarnya.
"Ma! Yeonjun keluar sebentar, ya!" pamit Yeonjun sembari mengenakan sepatunya.
"Mau ke mana?" tanya mamanya yang berhenti memasak dan menuju ke Yeonjun yang sedang mengikat tali sepatunya.
"Keliling dekat sini aja, nggak jauh, kok," jawab Yeonjun sambil tersenyum.
Mamanya mengangguk. "Ya, udah, hati-hati, ya," pesannya sambil mengelus rambut Yeonjun.
"Siap, Ma!" Yeonjun bangun dari duduknya. "Yeonjun pamit!" kata Yeonjun yang langsung membuka pintu rumahnya dan berjalan keluar.
Yeonjun terus tersenyum moodnya hari ini sangatlah bagus, tujuannya adalah jembatan yang sering ia datangi saat ia membolos. Ia berjalan santai dengan mata yang menatap sekitarnya, kedua tangannya ia masukkan ke dalam kantong celananya. Sesampainya di jembatan yang biasa ia datangi, Yeonjun mengenakan earphonenya dan menyalakan sebuah lagu kesukaannya. Ia menatap langit, senyumnya mengembang, lagu ini yang selalu ia dengar, lagu yang membuatnya teringat pada kenangan masa kecilnya dengan keempat sahabatnya yang sekarang entah ada di mana.
"Yeonjun hyung?" Yeonjun menoleh saat merasa ada yang memanggilnya.
"Oh! Taehyun? Lu sendirian?"
Taehyun tersenyum lalu mengangguk. "Iya, refreshing aja. Capek juga ketemu buku setiap hari," jawab Taehyun.
"Lo anak pintar, sih, ya, makanya ketemu buku terus setiap hari," celetuk Yeonjun.
Taehyun menggeleng, hal itu membuat Yeonjun mengerutkan alisnya.
"Sebenarnya itu semua nggak kayak yang, Hyung, liat," ucapnya miris.
"Maksudnya?"
Taehyun menggeleng. "Gua belom mau cerita sekarang, kapan-kapan aja."
Yeonjun mengangguk paham. "Oke, gua nggak bakal maksa, kalo lu butuh tempat cerita, gua siap dengerin, deh!" kata Yeonjun sambil tersenyum.
"Gua juga siap dengerin cerita, Hyung," balas Taehyun.
Yeonjun refleks memeluk Taehyun, Taehyun tersenyum dan membalas pelukan Yeonjun.
"Ah, iya, Hyung," kata Taehyun tiba-tiba, membuat Yeonjun melepas pelukannya.
"Hyung, liat ini, deh." Taehyun mengeluarkan sebuah buku dari paper bag yang sedari tadi ia bawa.
"Gue baru beli ini karena judulnya yang menarik, sampulnya juga menarik, sih," kata Taehyun, bukunya ia pegang dengan kedua tangannya.
"Five Boys With a Promise?" Yeonjun membaca judul buku yang ditunjukkan Taehyun.
Taehyun mengangguk. "Ini kayaknya buku fantasi gitu," katanya.
"Lu suka hal berbau fantasi?" tanya Yeonjun.
"Iya, Hyung, gue suka banget!" seru Taehyun sambil tersenyum.
"Coba liat bukunya," pinta Yeonjun, Taehyun menyodorkan bukunya pada Yeonjun.
"Boleh, Hyung, buka?" Yeonjun menatap Taehyun, Taehyun mengangguk.
Yeonjun membuka plastik yang membungkus buku yang baru saja Taehyun beli, membuang plastik itu pada tempatnya sebelum membuka buku itu di depan pemiliknya.
"Eh? Kok?" Yeonjun membolak-balik setiap halaman buku itu dengan cepat.
"Kenapa, Hyung? Ada yang salah?" tanya Taehyun.
Yeonjun menunjukkan apa yang ia lihat. Taehyun mengerutkan alisnya menatap buku yang baru ia beli.
"Kosong? Ngapain buku kosong di jual?" Taehyun dan Yeonjun saling tatap.
"Kayak ada yang janggal." Taehyun merebut bukunya dan segera membuka halaman buku paling belakang.
"Tetep kosong?" Taehyun membuka halaman tengah buku. "Hyung!" Taehyun menunjukkan yang ia temukan di tengah halaman buku itu.
Mata Yeonjun terbelalak, begitu juga Taehyun.
"Tunggu ..." Taehyun menggantung ucapannya. "Ini dari tadi waktunya berhenti?" tanya Taehyun saat sadar kalau orang-orang di sekitar mereka tidak ada yang bergerak satu mili pun.
Yeonjun ikut menatap sekitar setelah mendengar ucapan Taehyun. Ia juga melihat apa yang Taehyun lihat, semua orang di sekitar mereka tidak ada yang bergerak.
Taehyun kembali menatap buku yang ia pegang. "Ini aneh, kenapa kayak gini, sih?"
Yeonjun bergerak ke samping Taehyun, melihat tulisan yang ada di buku itu. "Mereka berjanji, mereka akan kembali bertemu di sana," ucap Yeonjun yang membaca tulisan itu.
"Apa maksudnya?" Taehyun menggaruk rambutnya bingung.
JEDER!!
Mendengar suara guntur yang sangat keras, Yeonjun dan Taehyun langsung menatap langit dengan cepat.
"Langitnya," gumam Taehyun.
JEDER!!
Taehyun menutup mulutnya kaget, Yeonjun terus menatap ke langit tanpa berkedip. Mereka menatap seekor naga besar yang sedang terbang bebas di langit yang telah tertutupi awan hitam.
Naga itu melihat Yeonjun dan Taehyun, lantas menyemburkan api pada mereka. Yeonjun langsung menarik tangan Taehyun untuk berlari menjauh.
"Hyung, itu apaan?" Taehyun bertanya dengan panik, napasnya menderu kencang.
Yeonjun menggeleng. "Nggak tau, ini semua aneh banget," balas Yeonjun, matanya menatap awas pada naga yang terus mengejar mereka.
Naga itu terus mengejar mereka, Yeonjun dan Taehyun terus berlari, mempercepat langkah lari mereka. Hingga akhirnya naga itu berhasil mendarat di hadapan mereka, Yeonjun dan Taehyun menghentikan langkah mereka, menatap awas naga di depan mereka yang sebesar gedung berlantai enam.
Naga itu kembali menarik napas, lantas menyemburkan api. Namun, belum saja api itu mengenai mereka, sudah ada sebuah tameng biru transparan yang berada di depan Yeonjun dan Taehyun. Yeonjun dan Taehyun membuka mata mereka perlahan, mereka tersenyum sekaligus merasa bingung saat melihat tameng yang ada di depan mereka.
Mereka kompak menatap ke arah tangan kanan Yeonjun yang menjulur ke depan, tangan Yeonjun mengeluarkan cahaya berwarna biru, itulah alasan kenapa tameng biru transparan itu ada di hadapan mereka. Yeonjun tersenyum, tangan kirinya memegang lengan Taehyun, lantas kembali menarik Taehyun untuk berlari bersama. Sementara itu, tangan kanannya selalu siap untuk mengeluarkan tameng biru transparan saat sang naga kembali menyemburkan api.
"Hyung, tanganmu?" Taehyun berbicara saat mereka masih berlari.
Yeonjun menoleh sekilas pada Taehyun, lalu kembali menatap ke depan. "Gue nggak tau, tapi ini berguna banget, gua bakal manfaatin ini!" balas Yeonjun dengan senyum yang meyakinkan.
"Gue percaya sama lo, Hyung!" Taehyun melepas genggaman tangan Yeonjun, ia berlari di samping Yeonjun.
Yeonjun mengangguk dengan senyumnya. Sepertinya ini semua adalah awal dari petualangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
FantasyApa yang dirasakan kalian saat kalian bertemu teman masa kecil kalian yang sangat dekat dengan kalian. Senang? Bahagia? Rasa rindu hilang? Kelima anak dicerita ini juga mengalaminya, tetapi mereka harus mengingat janji mereka dimasa lampau, atau...