Bismillahirrahmanirrahim
Akhirnya Update kembali
Selamat membaca enjoyyyyy 😍😘
-Ada saatnya kita berada dititik dimana tidak saling bertanya dan menyapa. Kembali asing namun saling mencari-
Lesu lunglai lapar menyerang diriku, aku tidak bersemangat hari ini. Selain karena Mas Arisal melepas tanggung jawabnya 2 hari yang lalu dan selama itu pula Mas Arisal bak di telan bumi, setelah kejadian penitipan itu tidak ada kabar satupun darinya.
Jangankan mengangkat telepon dariku, pesanku saja tidak kunjung dia lihat. Apa yang sebenarnya tengah dia lakukan? Mengapa dia tidak ada kabar? Apakah aku tidak sepenting itu baginya? Apakah Mas Arisal mulai menyadari perasaannya bahwa aku tidaklah pantas menempati hatinya?
Beginilah pada akhirnya aku tidak bisa mencegah otakku untuk berburuk sangka tanpa henti."Woy fabia bangun! Kamu dipanggil Pak Rendi tuh." Tubuhku di guncang oleh seseorang, yang tak lain adalah Aldo teman kampusku yang juga tetangga sebelah rumah ku yang selalu mengklaim jas hujanku menjadi miliknya.
Aku tengah membenamkan kepalaku pada salah satu meja di kelas.
Aldo sungguh pengganggu kelas kakap yang tidak pernah membiarkan hidupku berlangsung secara damai dan tenang. Lihat saja kelakuan minusnya, dia mencoba mengganggu tidur ayam ku."Untuk apa?" Aku mendongak, mencoba melawan malas yang memelukku dan berusaha melepaskan tautan mesra antara aku dengan sebuah benda padat berbentuk meja ini.
"Mana aku tahu. Skripsi kamu di tolak lagi kali." Ingin rasanya aku menjahit mulut Aldo yang imut namun pedas.
Sudah beribu-ribu proposal skripsi ku yang di coret, di tolak, bahkan dihancurkan oleh Pak Rendi dosen pembimbing ku. Hingga membuat ku bosan melihat wajah dosen muda yang killer namun masih bujangan itu.
Dia tidak tahu bahwa akibat perilaku semena-menanya itu membuatku ingin bunuh diri di pangkuan Lee Min Ho."Katakan padanya aku tidak ada." Aku kembali membenamkan wajahku. Aku sedang tidak berselera berhadapan dan juga berurusan dengan Pak Rendi.
"Heh monkey! Pak Rendi tadi sudah melihat kamu duduk disini. Ayolah nanti nilai aku yang menjadi taruhannya." Aldo terus saja merancau.
"Bukan urusanku! Bilang saja aku sudah pulang." Tiba-tiba Aldo menarik tanganku, si mulut imut seperti boyband korea berubah menjadi makhluk astral. Kekuatannya bak Iron Man, Aldo berhasil memisahkan tautan ku dengan meja.
"Aldo! Ini penganiayaan tahu! Kamu bisa kena pasal berlapis." Ku naikan suaraku satu oktaf. Aldo dengan sadisnya menyeret ku menuju ruangan Pak Rendi.
Semua mahasiswa yang berlalu lalang melihat kearah kami, namun mereka sepertinya sudah tidak heran lagi dengan tingkah kriminal Aldo yang terkenal playboy dan pecicilan."Berlapis emas kan? Sudahlah ayo cepetan. Basuh wajah dulu, iler kamu kemana-mana tuh." Aldo menoyor pipiku yang membuat aku semakin membencinya.
Tuhan mengapa aku dikelilingi oleh manusia-manusia menyebalkan?Aldo terus membuntuti, mengawasi dan memastikan bahwa aku tidak akan kabur. Bahkan ketika aku membersihkan wajah, dia dengan setia menunggu di depan pintu toilet wanita. Tentu saja tak lepas dari gedoran-gedoran heboh pada pintu agar aku segera mengakhiri aktivitas ku. Setelah selesai ritual mengguyur air hingga membuat wajah ku berseri kembali aku melangkah menuju ruangan Pak Rendi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beri Aku Waktu Satu Bulan
Roman d'amourFabia Yanuar Rizky seorang gadis blasteran Tegal Banyumas yang dikenal periang oleh kebanyakan orang baru saja mengalami putus cinta. Namun berkat patah hatinya itu membawa dia bertemu dengan polisi tampan yang akan menjadi jalan takdirnya, diwarnai...